Judul
Buku : Istana yang Bergerak – Howl’s
Moving Castle #1
Penulis
: Diana Wynne Jones
Alih
Bahasa : Syaribah Noor Brice
Penerbit :Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
Pertama : Juli 2009
Tebal
: 328 halaman, paperback
ISBN
: 978-979-22-4729-9
Sophie
Hatter adalah anak sulung dari tiga bersaudari, ia seringkali beranggapan bahwa
menjadi anak sulung seringkali menjadi yang agak kurang beruntung. Hal in
diperkuat ketika Ibunya mengatakan bahwa ada masalah dengan bisnis topi mereka,
sehingga dua adik Sophie dikirimkan ke rumah sahabat-sahabat Ibunya yang lebih
mapan. Tapi tidak dengan Sophie, ia tinggal di rumah, membantu ibunya menghias
topi di toko dan sesekali melayani pembeli. Makin lama, Sophie makin terlihat
lesu dan tak bersemangat, kemudian ia memutuskan untuk mengunjungi dua adiknya,
Lettie dan Martha, sekadar menanyakan bagaimana kabar mereka.
Di
perjalanan, Sophie agak was was karena saat itu kota mereka didatangi oleh
Penyihir Howl (yang kabarnya suka memakan perempuan) dan seorang Nenek Sihir dari
Waste. Nenek sihir ini (menurut gosip) telah membunuh Penyihir Suliman,
penyihir istana. Tapi syukurlah, Sophie berhasil menemui adik-adiknya. Mereka terlihat
menikmati hidup barunya, bahkan mereka merasa kasihan kepada Sophie yang seakan
diperbudak ibunya sendiri. Ini membuat hari-hari Sophie berikutnya menjadi
tidak tentram, ia seringkali berpikir bahwa mungkin saja ibunya memang
mengekploitasi dia.
Suatu
hari, toko topi kedatangan seorang wanita yang menanyakan jenis topi tertentu.
Sophie yang sedang tidak mood melayani pembeli tersebut dengan ogah-ogahan.
Sialnya, ternyata wanita itu adalah si Nenek Sihir! Tanpa babibu, ia menyihir
Sophie menjadi seorang nenek tua. Sophie sangat ketakutan, dengan panik ia
melarikan diri dari rumah entah menuju ke mana, sampai ia memiliki ide untuk
mendatangi kastil Howl yang selalu berpindah-pindah.Toh penyihir Howl tidak
akan memakan daging wanita renta sepertiku, pikirnya.
Penyihir
Howl rupanya tidak sejahat yang orang-orang kira, ia malah memiliki murid,
seorang anak lelaki bernama Michael, juga memiliki jin api yang bernama
Calcifer. Sophie menghabiskan waktunya di sana, membersihkan kastil yang amat
sangat kotor tersebut, memasak, sesekali mengobrol dengan Michael. Tapi yang
tak seorangpun tahu, Sophie diam-diam mengikat perjanjian dengan Calcifer,
untuk membebaskan Calcifer dari Penyihir Howl.
Bagaimana
akhir cerita Sophie? Apakah ia bisa bebas dari kutukan Si Nenek Sihir? Atau ia
akan berada di istana Penyihir Howl sepanjang hidupnya?
Tadinya
saya tidak berharap banyak pada cerita ini, tetapi siapa sangka, cerita ini
memiliki banyak petualangan dan sihir, dua hal yang sangat saya suka! Dimulai
dari cover, awal membaca mungkin saya nggak akan ngerti maksud dari cover buku
ini, selain ada kastil yang memiliki kaki (mungkin maksudnya si Istana Howl
yang bisa pindah-pindah tempat). Nah di pojok-pojok cover, ada gambar api,
anjing, orang-orangan sawah dan seorang nenek tua. Yah, pastinya si Nenek
pergambaran si Sophie, si Api pergambaran si Calcifer, dan dua gambar lainnya? Aih,
kalau saya cerita nanti jadi spoiler donk yak. XD
Sophie
adalah tokoh yang unik, dia perpaduan sifat keras kepala dan penyayang, dia
perhatian tapi kadang juga bertingkah menyebalkan. Sophie selalu ingin tahu,
dan dengan berubahnya ia menjadi wujud nenek-nenek, ia menjadi jauh lebih
berani. Meski Sophie tokoh utama, tapi saya lebih suka dengan si Penyihir Howl.
Yah, dia penyihir tampan yang urakan, kadang egois, tapi diam-diam perhatian.
XD
Cerita
ini menurut saya layak dibaca anak-anak yang berusia 8 tahun ke atas. Selain
bahasanya yang mudah dipahami, tokohnya juga nggak banyak dan petualangannya
juga seru. Eits, ada sedikit bumbu romantisnya, tapi yah.. sedikiiit sekali.
Jadi nbuat yang epnyuka cerita fantasi, well, buku ini wajib kamu koleksi :D