Slide Show

Tampilkan postingan dengan label Gagas Media. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gagas Media. Tampilkan semua postingan
Juli 09, 2022

Of Bees and Mist (Kabut Masa Lalu)

 



Judul Buku : Of Bees and Mist (Kabut Masa Lalu)

Penulis : Erick Setiawan

Penerjemah : Fransiska M.

Tebal : 572 halaman

Penerbit : Gagas Media

Cetakan Pertama : 2011

ISBN : 978-979-780-466-4


Apapun yang kau lakukan, jangan ulangi semua kesalahanku


Di umur enam belas tahun, Meridia bertemu dengan Daniel di festival orang Mati. Pertemuan yang berkesan itu kemudian membawa hubungan mereka ke tahap yang lebih serius. Meski orang tua Meridia kurang setuju, tetapi pernikahan itu tetap diselenggarakan berkat kegigihan Meridia dan keras kepalanya.


Setelah menikah, Meridia pindah dari rumahnya di jalan Monarch ke rumah Daniel di jalan Orchard dengan penuh harapan. Awalnya semua terasa menyenangkan, suasana baru yang berbeda dari rumah lamanya. Dua adik ipar, mertua yang selalu ramai dan senang mengajak Meridia melakukan hal-hal baru seperti berbelanja di pasar, belajar memasak dan menyiapkan makanan, dan hal-hal lainnya yang membuat Meridia bersemangat.


Lama kelamaan Meridia menemukan hal-hal ganjil tentang ibu mertuanya, Eva. Terkadang ia melihat bagaimana tajam dan manis perkataan Eva jika sedang menjelek-jelekan orang lain. Meridia melihat lebah-lebah keluar dari mulut Eva dan berkerumun di telinga dan bagian tubuh orang yang sedang dihasut Eva. 


Yang lebih parah, Eva kemudian menghasut Daniel atas Meridia. Tak cukup sampai di situ, orang tua Meridia juga menghadapi puncak kemarahan mereka sendiri terutama setelah belasan tahun tak saling bicara meski tinggal dalam atap yang sama. Bagaimana Meridia mampu bersikap waras di antara semua hal tersebut? 

Maret 25, 2016

Jukstaposisi (cerita tuhan mati)




Judul Buku : Jukstaposisi (cerita tuhan mati)
Penulis : Calvin M Sidjaja
Penerbit : Gagas Media
Penyunting : Windy Ariestanty
Cetakan pertama : 2007
Tebal : 280 halaman


Kenapa jika seseorang mati, orang lain akan bersedih?


Jukstaposisi merupakan buku yang sudah lama ada di timbunan saya. Buku ini sudah susah ditemukan di toko buku, maka ketika seorang teman (Lulu) memberitahu bahwa dia punya novel ini, alhasil dengan penuh semangat langsunglah saya todong buat dipinjam. Itu pun masih perlu waktu bertahun tahun sebelum akhirnya kelar saya baca kemarin. Masih ada lagi, selesai baca buku ini, saya masih bapro (baper otak) jadi niat ngereview juga nggak kelar kelar.
Sebenarnya.. Saya masih bingung sih mau ngereview apa. :( Tapi saya akan coba cerita sedikit menurut pemahaman saya apa adanya, deh.
Desember 28, 2015

Perfect Pain





Judul Buku : Perfect Pain
Penulis : Anggun Prameswari
Editor  : Jia Effendie
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 316 halaman, paperback
Cetakan pertama : 2015
ISBN : 978-979-780-840-2


Karena menikah itu untuk bahagia. Dua orang yang saling cinta, pasti akhirnya akan menikah. Dengan begitu, mereka akan lebih bahagia.


Perfect Pain menceritakan rumah tangga Bi dan Bram serta anak lelaki mereka, Karel. Bi sering dipukuli suaminya, tetapi suaminya juga sering berlutut meminta maaf dan berjanji akan mengubah sikapnya yang kasar terhadap Bi. Dan Bi menerima permintaan maaf lelaki itu berkali kali. Namun siklus KDRT itu terulang lagi, dan lagi.

Sampai suatu siang, Karel meninggalkan pelajaran ekstrakulikulernya tapi ia juga tidak pulang ke rumah. Dalam panik, Bi datang ke sekolah Karel dan bertemu Miss El yang merupakan wali kelas Karel. Rupanya Karel pergi ke kantor pengacara Sindhu, kekasih Miss El. 

Akhir pertemuan mereka kali itu dibasuh pertanyaan yang panjang dan tak terungkap mengenai kekerasan domestik yang menimpa Bi. 
Agustus 27, 2015

Somewhere Only We Know





Judul Buku : Somewhere Only We Know
Penulis : Alexander Thian
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama 2015
Tebal : 338 halaman, paperback
ISBN : 979-780-830-0


Addicted to pain is not an escape from reality


Ririn dan Kenzo adalah sodara yang jarang akur. Udah gitu keduanya sama sama bermasalah dengan yang namanya cinta. Ririn pernah dikhianati pacar-pacarnya, sedangkan Kenzo dipermainkan oleh gebetannya. Di buku ini kita akan melihat bagaimana kisah cinta Ririn dengan Arik, gebetan barunya yang amat ia puja. Serta kisah cinta Kenzo di masa lalu dengan seseorang bernama Hava.
Mei 14, 2015

Happily Ever After




Judul Buku : Happily Ever After
Penulis : Winna Efendi
Editor : Jia Effendie
Penerbit : Gagas Media
Cetakan pertama : 2014
Tebal : 358 halaman, paperback
ISBN : 979-780-770-2


Hidup adalah sebuah hak yg istimewa, Lu.Karenanya,kita perlu melakukan kewajiban kita untuk menjalaninya sebaik mungkin


Saya selalu merasa kalau anak perempuan akan cenderung lebih akrab, lebih dekat dengan ayah daripada dengan ibunya. Saya sering melihat kebiasaan kebiasaan ini di sekitar, mulai dari saya sendiri, anak perempuan saya, keponakan, sampai anak beberapa orang teman, sebagian besar pasti begitu. Anak perempuan lebih dekat dengan ayah, anak laki laki lebih dekat dengan ibu.

Sama seperti Lulu, dalam cerita di novel ini, yang amat dekat dengan ayahnya yang seorang arsitek. Lulu dan ayahnya memiliki hobi yang sama, membaca, berkemah, mengumpulkan buku buku, menimbunnya di penjuru rumah, dan Lulu juga senang mengamati ayahnya saat bekerja. Ayah Lulu selalu membanggakan dirinya sebagai tukang kayu, tapi bagi Lulu, ayahnya adalah pendongeng yang handal. Sudah ratusan cerita yang dibacakan Ayah kepada Lulu dan Lulu tak pernah bosan mendengarkannya. Sang Ayah pintar memainkan suara, mengatur intonasi, dan lain sebagainya yang membuat Lulu sangat senang jika Ayah yang bercerita, bahkan meski sekarang Lulu sudah menginjak kelas 1 SMA.

Lulu sering dibully di sekolah karena penampilannya yang berbeda dan jarang bergaul dengan teman temannya. Tak hanya diejek, terkadang buku buku atau mejanya dicorat coret, tasnya sengaja dibasahi, dan lain sebagainya. Orang tua Lulu sebenarnya mengkhawatirkan anak semata wayangnya itu, tetapi Lulu berpendapat, selama ia masih memiliki ayah dan ibu yang selalu mendukungnya, persoalan sekolah hanyalah hal kecil yang tak perlu dipermasalahkan. 

Lulu tahu yang ia butuhkan hanya keluarganya, tak ada yang lain selain itu.

Tetapi kehidupan Lulu tentu tidak benar benar mulus, terutama ketika ia menerima kabar tentang ayahnya. Ayah yang selama ini dekat dengannya. Berita yang mengejutkan, yang membuat Lulu bertanya tanya, apakah benar "hidup bahagia selama lamanya" itu ada di dunia nyata? Atau hanya bualan kosong para pencerita?
Mei 01, 2015

Misteri Patung Garam




Judul Buku :  Misteri Patung Garam
Penulis : Ruwi Meita
Editor : Sulung S. Hanum dan Jia Effendie
Penerbit : Gagas Media
Cetakan pertama : 2015
Tebal : 278 halaman, paperback
ISBN : 978-979-780-786-3

Sebuah pembunuhan misterius terjadi di Surabaya. Korbannya telah meninggal beberapa hari dan dimumifikasi menggunakan adonan garam. Tak hanya itu, sang pembunuh meninggalkan pesan untuk dipecahkan serta sebuah pola yang terbuat dari garam di sekitar mayat itu berada.

Karena pengalaman memecahkan kasus pembunuhan misterius sebelumnya, Kiri Lamari ditugaskan menyelidiki kasus ini. Bersama atasannya, Pak Saut, Kiri sulit menemukan petunjuk yang berkaitan dengan pembunuhnya. 

Sialnya, ternyata seorang korban jatuh lagi. Tapi kali ini mereka berhasil menemukan petunjuk yang mengarah ke pelaku, meski belum cukup untuk menjadikannya tersangka. Sementara itu, sang pelaku siap siap membunuh mangsa berikutnya. Yang lebih parah, ia juga mulai meneror Kiri agar berhenti menyelidiki kasus tersebut. Tentu saja Kiri tak akan berhenti begitu saja, lagipula ia harus menemukan tersangka sebelum jatuh korban lagi.
Maret 28, 2015

Aku Tahu Kamu Hantu






Judul Buku : Aku Tahu Kamu Hantu
Penulis : Eve Shi
Editor : Alit Tisna Palupi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2013
Tebal : 269 halaman, paperback
ISBN : 978-780-652-9


Jika kamu melihatku lagi,
tolong jangan berpaling.
Semoga kamu mengerti isyaratku.


Novel Eve Shi yang ini sudah sejak lama ingin saya baca. Tapi jujur saja jiper sama reviewnya di Goodreada, apalagi proofreadernya punya pengalaman horor saat mengedit buku ini. Jadi saya nemilih lost sebagai buku Eve shi pertama yang saya baca, dan ternyata ketegangannya cukup terasa tapi toh saya berhasil menamatkannya. Lalu saya makin tertantang membaca ATKH ini, yaah setidaknya saya sudah punya pengalaman sama gaya tulisan beliau, jadi ngga horor horor banget lah.

Ceritanya tentang seorang anak perempuan bernama Liv, yang setelah ulang tahunnya ketujuh belas, ia memiliki kemampuan melihat makhluk gaib. Jrenjengjeng. Paniklah dia, tetapi ternyata kemampuan tersebut memang sudah turun temurun dari keluarga Mamanya. Tak perlu waktu lama sebelum Mamanya menjelaskan yang ia tahu tentang kemampuan itu kepada Liv.

Sialnya makin lama Liv makin sering bertemu makhluk tak kasat mata tersebut. Termasuk salah seorang temannya di sekolah yang sudah menghilang berhari-hari, Frans. Dari firasat Liv, jelas jasad Frans masih terkurung di sekolah sehingga arwahnya bergentayangan di sana. Sementara itu, ada rahasia yang disembunyikan Daniel, sahabatnya,sampai sampai ia menjauh dari Liv. Si Daniel ini malah bergaul dengan para "pentolan" di SMA mereka, yang terkenal pintar dan kaya. Anehnya, Frans selalu muncul sambil memandang gerombolan itu. Apakah mereka berhubungan dengan kematian Frans? Lalu, bagaimana cara Liv mengungkap misteri hilangnya Frans?
Agustus 29, 2014

Al Dente : Waktu yang Tepat Untuk Cinta





Judul Buku :  Al Dente : Waktu yang Tepat Untuk Cinta
Penulis : Helvira Hasan
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : Juni 2014
Tebal : 256 halaman, paperback
ISBN : 9789797807313

Masih percaya nggak, ada perjodohan di jaman modern gini? Yup, Cynara dan Benjamin contohnya. Keluarga mereka sudah dekat sejak Nara masih kecil dan berteman dengan Dita, adik Ben. Sehingga ketika orangtua mereka mengutarakan ide tersebut, Ditalah yang paling bersemangat. Meski Nara dan Ben sudah akrab sejak lama, ide perjodohan ini sempat ditentang Nara. Pasalnya dia diam diam menunggu seorang lelaki idamannya yang masih melanjutkan kuliah di Boston. Tapi setelah dipikir pikir, Nara sudah terlalu lama menanti El, lelaki itu, yang tak pernah lagu memberikan kabar kepadanya.
Juli 17, 2014

Sabtu Bersama Bapak






Satya, Cakra dan Bu Itje mungkin salah satu keluarga yang bahagia meski telah ditinggal pergi Pak Gunawan, ayah terbaik dan suami tersayang. Setelah meninggal karena kanker, Pak Gunawan meninggalkan ratusan video untuk diputar kelak bagi Satya dan Cakra, agar mereka tetap tumbuh diiringi petuah petuah Sang ayah. 

Setelah bertahun tahun kemudian, Satya telah membina keluarga dan tinggal di Denmark bersama Rissa, istrinya, dan tiga anak lelakinya.  Sayangnya, Satya bukan tipe bapak yang ramah. Berkerja di industri 
minyak membuatnya harus berada jauh di tengah laut lepas , dan setiap kali ia menelepon ke rumah, ia selalu merasa ada yang tak beres dengan keluarganya. Demikian pula saat ia pulang ke rumah. Ruang tamu yang berantakan, masakan istri yang nggak enak, anak anak yang selalu dirasa tidak pintar.
Juni 14, 2014

Laporan Klub Buku Blossoms tentang buku White Fang





Title : White Fang
Author : Jack London (1906)
Translator : Harisa Permatasari
Editor : Jia Effendie
Publisher : Gagas Media
Edition : Cetakan pertama, 2014
Format : Paperback, vi + 330 halaman

Di tengah-tengah salju di bumi bagian utara, serigala abu-abu ini lahir. Pertemuan pertamanya dengan manusia membuatnya mendapatkan nama White Fang. Serigala kecil yang lahir dari ibu setengah serigala setengah anjing ini memiliki riwayat hidup yang rumit. Ibunya hidup di antara serigala, yang berkat kepandaian, kekuatan, dan kelicikannya, membebaskan kawanannya dari kelaparan. Hingga suatu kejadian membuat dia dan anaknya harus masuk kembali ke kawanan manusia.
Pada perjalanannya, White Fang harus terpisah dengan ibunya, dan dia tumbuh dewasa sendirian. Dia belajar dari rasa sakit dan penderitaan; taring ganas dari karnivora lain, pukulan demi pukulan dari pemiliknya, hingga pengucilan dari sesama kawanan anjing—yang notabene adalah kerabat sekaligus musuh serigala.

Dengan hidung yang terus berkedut, bulu yang berdiri hingga terus bergelombang, lidah terjulur keluar bagaikan seekor  ular merah, telinga menempel ke bawah, mata berkilat penuh kebencian, bibir tertarik ke belakang, dan taring yang terpampang dan meneteskan air liur. (p.147)

Insting dan pengalaman merupakan dua hal yang penting untuknya dalam bertahan hidup. White Fang menggunakan keduanya dengan bijak hingga dia bisa menjadi unggul dalam kawanannya. Dia belajar tentang siapa manusia yang harus diturutinya. Pukulan dari pemiliknya memberitahunya bahwa yang dilakukannya itu salah, atau tidak diizinkan. Geraman anjing lain membuatnya tahu kapan dirinya harus menggeram kepada mereka. Serangan mereka membuatnya tahu kapan harus bertahan. Karena itulah dia menganggap manusia sebagai ‘dewa’nya, karena mereka memerintah dan mengontrolnya dengan pukulan, serta di sisi lain, manusia juga lah yang memberinya makan dan tempat tinggal yang nyaman.

Gerakan White Fang lebih cepat dari anjing lain. Kakinya lebih gesit, lebih lihai, lebih mematikan, lebih luwes, lebih ramping dengan otot dan urat bagai besi, lebih kuat bertahan, lebih kejam, lebih ganas, dan lebih pintar. White Fang harus seperti itu. Kalau tidak, ia tidak akan bisa membela diri ataupun selamat dari lingkungan kejam tempatnya berada. (p.149)

Mei 13, 2014

Kedai 1002 Mimpi









Judul : Kedai 1002 Mimpi

Penulis : Valiant Budi @vabyo
Penyunting : Alit Tisna Palupi
Penerbit : GagasMedia
Cetakan pertama : 2014
Tebal : 384 halaman, paperback


Tadinya saya pikir Vabyo beruntung, sebab setelah pengalaman panjangnya menjadi TKI, dengan segala hal baik dan buruknya, mungkin cuma dia TKI yang berhasil membuat satu buku tentang kisahnya dan laris manis pula di pasaran. Tetapi setelah membaca buku keduanya ini, saya jadi memandang dari sisi lain kesuksesan yang dialami Vabyo. Karena ternyata dia masih belum bisa terlepas dari bayang-bayang gelapnya semasa jadi TKI. Mimpi-mimpi buruk menghantuinya tiap malam, sampai saat bangun pagi kamarnya berantakan dan tak jarang basah kuyup keringetan.

Teror ini kelamaan tak hanya dalam mimpi namun berwujud di dunia nyata. Banyak oknum yang tak suka dengan buku Kedai 1001 Mimpi miliknya dan meragukan kisah kisah di dalamnya. Oknum oknum ini kemudian meneror Vabyo di dunia maya, lewat email dan pesan pesan 'mengejutkan' serta tak jarang ancaman kematian. Yang lebih parah, sering juga kasus ban yang sengaja dibocorin atau diserang tiba tiba saat Vabyo sedang asyik jalan kaki.

Semua hal ini membuat Vabyo menjadi paranoid. Hidupnya tak tenang, masalah masih saja datang. (yah namanya juga manusia, masalah mah seakan ngga ada habisnya)

Di buku ini Vabyo juga bercerita tentang Warungnya yang dibuat bersama kakak tercinta dan sedikit tentang lirik lagu yang ia tuliskan untuk sebuah boy band (yang lumayan tenar dan menggemparkan karena terdiri dari bocah bocah ganteng *lope lope)

Secara keseluruhan, saya menikmati gaya bercerita Vabyo di buku ini. Bahkan saya sampai merasa Vabyo menyempilkan banyak pesan kehidupan di dalamnya (entah sengaja atau memang tidak sengaja), yang membuat saya pelan pelan membaca buku ini karena saya jadi merenung juga.
Desember 03, 2013

Murjangkung



Judul Buku : Murjangkung
Penulis : A.S. Laksana
Proofreader : Jia Effendie
Cetakan Pertama : 2013
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 224 halaman, paperback
ISBN : 979-780-644-8

Kumpulan cerpen ini saya dapatkan sebagai hadiah ulang tahun dari Ren. Sejak awal dipromosikan, saya menyukai cover dan tagline buku ini
Cinta yang dungu dan hantu-hantu
Kesannya misterius ya? apalagi covernya menunjukkan kapal yang terbalik di sudut sampul buku. Sederhana. Tapi itulah yang memikat saya untuk membuka buku ini dan membacanya.

Dan ketika membuka daftar isi, saya sempat tercenung karena ada 20 cerita pendek dalam buku yang tidak terlalu tebal ini. Pengalaman saya dengan kumpulan cerpen terhitung tidaklah berjalan cukup mulus, kadang saya malah bingung setelah menamatkan sebuah cerpen, ada yang akhir ceritanya dibuat menggantung, tapi tak jarang pula akhir ceritanya bahagia sentosa. Tapi bukan cerpen seperti itu yang saya temui di Murjangkung ini.

November 28, 2013

Goodbye Happiness


Judul Buku : Goodbye Happiness
Penulis : Arini Putri
Editor : eNHa
Penerbit : Gagas Media
Cetakan kelima : 2013
Tebal : 312 halaman, paperback
ISBN : 979-780-593-x

Krystal adalah Tinker Bell bagi Skandar sejak pertemuan pertama mereka di SMA. Semenjak itu, Skandar seakan menjadi pusat kehidupan Krystal. Tinker Bell yang bodoh terus menerus mendekatkan dirinya kepada Peter Pan, sedangkan Si Peter Pan terlalu egois untuk membiarkan Tinker Bell memiliki kehidupan lain di mana tidak ada ia di dalamnya. Sejak SMA, takdir seolah menggiring mereka untuk terus bersama sampai keduanya melanjutkan studi di salah satu universitas di Korea Selatan. Krystal mengambil jurusan impiannya, teater dan Skandar mengambil jurusan film meski ia sebenarnya lebih suka dengan fotografi.

Di Korea Krystal mulai menyadari bahwa ia sebenarnya mencintai Skandar, tetapi Skandar tidak pernah  mengatakan bahwa ia juga mencintai Krystal. Ini yang membuat Krystal gamang ketika ada seorang pria lain, Seungho, yang juga menyukai Krystal. Seungho sangat memperhatikan Krystal dan mendukungnya terutama dalam seni peran. Hal sebaliknya justru terjadi dengan Skandar, semenjak di Korea, Skandar semakin sering membatasi kegiatan Krystal, seakan tidak ingin membiarkan Krystal berkembang terutama dalam kariernya. Kalau Skandar malah mulai terjun jauh ke dalam fotografi, hal yang ia sukai, mengapa ia tak mengijinkan Krystal berbuat yang serupa di seni peran? Siapa yang akhirnya Krystal pilih di antara dua lelaki tersebut?

Juli 12, 2013

Marriageable





Judul Buku :  Marriageable
Penulis : Riri Sardjono
Editor : Windy Ariestanty
Penerbit : Gagas Media
Cetakan ketujuh, 2013
Tebal : 368 halaman, paperback
ISBN : 979-780-651-0
 Novel Dewasa





Buku hadiah dari Gagas Media buat event #PadaSuatuHari ini nyampe ke rumah kemaren sore. Begitu liat covernya, langsung ngerasa kalau ini buku pasti lucu, lha gambar di covernya adalah kotak susu, terus baca sinopsisnya juga makin bikin penasaran.


“Kenapa, sih, gue jadi nggak normal Cuma gara-gara gue belom kawin?!”
“Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem.
”Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date.”
”Yeah,” sahutku sinis. “Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama.”


See?!

Nah, saking penasarannya, langsung saya baca dan ga bisa berhenti donk XD Sampe sampe melek tengah malem nemenin si baby juga sambil sesekali baca ini buku. 

Pemeran utama di kisah ini namanya Flory, umurnya mendekati tiga puluh dua dan statusnya masih single. So far sih dia senang-senang aja sampai mamanya njodohin dia sama Vadin. Cowok ini umurnya ngga jauh beda sama Flory, statusnya juga single, dan meski Flory bete dijodohin, tapi sebenernya Vadin ngga jelek-jelek banget, kok. Pertemuan pertama mereka (yang tentunya atas konspirasi si Mama) berjalan cukup lancar, Vadin malah langsung menyukai sikap Flo yang blak-blakan dan cuek.

Tapi Flo nggak mau dijodohin, meski dalam hati ia mengakui Vadin menarik, ia bersikeras untuk tidak mau jatuh cinta pada pria yang dipilihkan ibunya.

Siti Nurbaya ngga mungkin jatuh cinta sama Datuk Maringgi, kan?



Atau mungkin?


Singkat cerita sik, mereka berdua akhirnya menikah, tapi pisah kamar. Flo ngga mau berhubungan sex dengan orang yang ‘tidak ia cintai’, dan Vadin untungnya bisa nerima syarat itu. Alih-alih terus bertengkar, mereka malah terlihat seperti sepasang sahabat di dalam rumah, meksi di luar berpura-pura bahwa pernikahan mereka baik-baik saja.

Sampai Nadya masuk ke kehidupan mereka. Cewek cantik dengan tipe ‘barbie’ ini diperkenalkan hanya sebagai klien, yaa profesi Vadin memang sebagai pengacara.. Tapi sejak itu kegelisahan Flo makin menjadi-jadi, ia mulai merasa tidak nyaman bila Vadin bertemu Nadya, apalagi Vadin tidak pernah memberitahu Flo kalau ia sering ada janji pertemuan dengan Nadya…. Di kafe.

Cemburu donk, si Flo? Yah, diliat-liat dari gelagatnya sik gitu. Tapi dia terlalu enggan untuk mengungkapkan kata itu. Karena itu artinya ia jatuh cinta sama Vadin, padahal Vadin kan cowok. Dan cowok adalah makhluk yang ngga punya otak.

Cerita Flo dan Vadin makin seru karena dibumbui persahabatan Flo dengan kawan-kawannya yang super heboh. Ada Kika yang ditakdirkan untuk memaki lelaki, Dina (status menikah tapi ngga happy) yang ahli banget ‘menjatuhkan Barbie’, Ara yang romantis dan paling percaya sama cinta, juga Gerry satu-satunya cowok di kelompok tersebut tapi juga ikut curi curi perhatian kalau ada cowok ganteng melintas.


 Lelaki memang menyenangkan. Tapi seperti orang bilang, lelaki datang dan pergi dalam hidup kita. Sementara sahabat seperti bekas cacar air. Menyebalkan, tapi akan selalu ada di sana. -hal.279


Sejujurnya setelah membaca kisah ini, saya iri dengan Flo. Dih, siapa yang nggak. Dia dicintai, dan punya segerombol sahabat yang blak-blakan tentang apapun. Punya Mama yang masih perhatian sama hidupnya meski itu berarti ngejodohin dia dengan Datuk Maringgi, dan punya karir sebagai arsitek yang mampu bersaing di kalangan yang mayoritas laki-laki.

Novel yang menghibur, percakapan yang ringan (meski ngga elegan), blak-blakan, cuek, tapi inti ceritanya cukup menggugah. Bahwa pernikahan memang suatu pilihan, tdak menikah pun boleh, tapi kalau mau menikah ya sumonggo. Yang saya ikut amini dalam cerita ini adalah, bahwa pernikahan membutuhkan komitmen, komunikasi yang terbuka dan yah, apa iya sik, perlu cinta? :p

 
Saking asyiknya ini buku, maka pantaslah kalau dicetak sampai tujuh kali. Buku yang masuk ke kategori : ‘Musti punya’

Jadi, mana buku Kak Riri selanjutnya? mau baca juga :D


Juli 30, 2012

The Journeys 2 – Cerita dari Tanah Air Beta



Judul Buku : The Journeys 2 – Cerita dari Tanah Air Beta
Penulis : Alanda Kariza, Fajar Nugros, dkk
Editor : Resita Wahyu Febriatri
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2012
ISBN : 978-780-550-6
Tebal : 256 halaman, paperback



Indonesia adalah negara yang luar biasa besar, bayangkan saja, dengan lebih dari 17 ribu pulaunya (yang semoga sampai sekarang bener-bener masih ada segitu) tak heran jika banyak objek wisata yang luput dari ekspose dunia luar. Pantai, pegunungan, hutan, dan ada begitu banyak kota di Indonesia dengan keistimewaannya masing-masing membuat kita sebenarnya memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dibandingkan negara kepulauan lain. Jadi benar bisa ditebak bahwa trend buku perjalanan akan selalu ada dan beredar di Indonesia, seperti salah satunya buku The Journeys 2 ini yang ditulis oleh 12 orang dengan perjalanannya ke berbagai daerah di Indonesia.

Cerita favorit saya dari Windy Ariestanty yang niatnya akan berlibur bersama 5 orang teman-teman kuliahnya di Pulau Sempu, tak jauh dari Kota Malang. Pulau Sempu adalah pulau yang masih eksotik, masih sepi dan pantainya sungguh cantik. Setidaknya itu dan semangat lima temannya yang membuat Windy bertahan mengiyakan ajakan berlibur tersebut meski sebenarnya ia punya pengalaman buruk dengan Pantai. Nah, di Pulau Sempu mereka harus bertahan hidup sampai kapal yang akan menjemput mereka datang esok sore, masalahnya adalah stok bahan makanan dan air minum malah ketinggalan di dermaga pemberangkatan. Hihi, jadi bisa kebayang donk, enam orang mahasiswa yang niatnya liburan malah harus survival di tengah pantai terpencil.

Untuk kisah-kisah lainnya, masih ada cerita Trinzi yang travelling ke Lombok bersama Mamanya, berdua saja (ini seru banget deh pasti. Jadi punya ide buat kapan-kapan nyoba travelling berdua dengan anak saya.XD). Ada kisah Jflow di Maluku dengan orang-orangnya yang super easy going. Ve Handojo yang berburu batik ke Trusmin, Cirebon dan masih banyak lagi.

Nah, lalu apa yang membuat saya memberikan nilai dua bintang doank untuk buku ini?

  1. Ceritanya kurang... renyah. Bahkan cenderung ada kisah yang membosankan seperti di Boven Digoel, atau cerita di Salatiga yang nggak yakin sebenernya mau nyeritain apanya Salatiga.
  2. Pengulangan kota. Indonesia kan memiliki banyak sekali kota, lalu kenapa ada dua kali cerita tentang Bali dan dua kali cerita tentang Lombok? Kenapa nggak cari cerita di Kota Lain, suatu tempat di Kalimantan atau Sumatera misalnya?
  3. Kalaupun terpaksa dilakukan pengulangan, ada baiknya (menurut saya) kalau cerita Lombok, Saya dan Mama diletakkan lebih awal daripada kisah Alanda Kariza yang juga membahas tentang Lombok. Apa hal? Karena dijelaskan bahwa saat Trinzi dan Mamanya mendarat di Bandara Selaparang, Lombok dan Bandara Praya masih dalam tahap pembangunan. Sedangkan di cerita Alanda menjelaskan bahwa ia mendarat di Bandara Praya yang sudah mulai beroperasi dan Bandara Selaparang sudah tidak lagi. Yah, ini hanya masalah pendapat saja sih sebenarnya.
  4. Cover buku ini kurang ngejreng dan typonya masih bertebaran. Butuh proofreader baru kah? *nyengir kalem. Oh tapi saya suka layout dan foto berwarna yang bertebaran di dalam buku.
  5. Ada baiknya kalau The Journeys bukan hanya menceritakan perjalanan, tapi juga keistimewaan tempat itu sendiri. Bukan hanya cerita yang berlatar kota itu tapi sebenarnya membahas hal-hal lain yang ngga penting.
  6. Satu cerita milik Travel Junkie Indonesia yang secara pribadi saya rasa nggak tepat masuk ke buku ini. Halloooo.. Ini kan buku yang nggak masang aturan baku umur, temanya juga tentang Indonesia. Jadi ngapain cerita tentang hal-hal naturist segala? Meski mereka ada di Negara kita, tapi kan ada banyak hal yang lebih bisa dieksplore tentang kekayaan budaya Indonesia daripada mbahas begituan? Mbak Editor, bagai mana ini kok bisa lolos?
  7. Oh ada lagi, Filosofi Koper ini mengingatkan saya akan filosofi serupa yang saya temui di buku Windy –Live Traveler. Kok sama ya? Ah, mungkin karena memang koper mengingatkan kita semua tentang proses pemilihan.. *barangkali..

Jadi ya.. begitulah.. saya lebih suka cerita di buku pertama daripada buku kedua ini. Sebagai pembaca, tentunya saya berharap kalaupun ada seri ketiganya, saya akan lebih puas membaca kisah-kisahnya. :)
Juli 02, 2012

Unforgettable


Judul Buku : Unforgettable
Penulis : Winna Efendi
Editor : Rayina
Penerbit  : Gagaas Media
Tebal : 176 halaman, paperback
Cetakan kedua : 2012
ISBN : 979-780-541-7



Manis.

Kalau novel ini boleh saya ungkapkan dalam satu kata, maka kata itu yang keluar.

Unforgettable bercerita tentang sebuah pertemuan antara wanita dan pria di Muse, sebuah lounge dengan desain rumah sederhana yang hangat dan menjadi pelampiasan bagi mereka yang betah sendiri. Seperti dua orang yang tidak saling mengenal itu.

Sang Wanita adalah adik dari pemilik Lounge, dibalik layar laptopnya yang berkedip kedip, wanita ini lebih suka menghabiskan malam di sudut ruang Lounge. Mengamati orang-orang yang singgah, mereka yang berceloteh ria atau sekedar mampir melepas lelah. Sampai ia mulai sering mengamati Sang Lelaki.

Sang Lelaki ini adalah seseorang yang membutuhkan tempat untuk berhenti sejenak dari rutinitas kerja dan hidupnya yang statis. Begitu ia melihat Sang Wanita, ia tahu bahwa ada kesamaan antara mereka.

Berawal dari perbincangan ringan kemudian berlanjut sampai bertukar rahasia mendalam. Seperti itulah yang terjadi dengan dua orang yang awalnya sama sekali tidak mengenal. Dua orang yang buta identitas. Yang mereka miliki adalah penggalan kenangan-kenangan serta mimpi masa depan yang diceritakan bersama.

Diiringi wangi wine dan hangatnya Muse, kisah dua orang ini memiliki kekuatannya sendiri. Akankah mereka bahagia bersama selamanya atau suatu saat yang satu akan meninggalkan yang lainnya? Sebab mereka tak saling meninggalkan nama untuk dikenali atau alamat untuk dicari.

Saya sudah dua kali ini membaca novel dengan ketidak laziman penggunaan tanda baca. Yang pertama adalah The Road oleh Cormac Mc Carthy dan yang kedua adalah Unforgettable ini. Keduanya tidak menggunakan tanda petik dalam percakapan, tetapi di The Road saya masih mampu mengenali yang mana percakapan dan yang mana yang bukan, sebab ada alinea yang menjorok ke dalam jika kalimat itu merupakan percakapan. Sedangkan di Unforgettable, saya rasa ada ketidakkonsistenan bentuk tulisan yang entah disengaja maupun tidak.

Di awal, percakapan Si Wanita dengan Layla (calon kakak iparnya) ditulis dengan huruf miring. Percakapan Si Wanita dengan Si Pria pada halaman 22 ditulis demikian juga, tetapi di halaman 39, perkataan Si Lelaki ditulis tidak dengan huruf miring, tetapi justru penjelasannya yang ditulis miring. Begitu berlanjut sampai akhir, sampai kadang saya bingung apakah cerita ini didongengkan oleh tokoh utama sendiri atau oleh penulis sebagai tuhan dalam cerita?

Belum lagi suasana yang hadir bukanlah suasana rumah kuno seperti di Indonesia, menurut saya lebih cenderung terlalu Eropa, mungkin karena pengaruh Wine ya? Ada banyak Wine yang disebutkan dicerita ini, rasa dan keharumannya yang berbeda memang menggoda. Tapi bagi saya yang belum pernah sama sekali menghidu (ya, saya menemukan kosakata baru di buku ini! Horeee) Wine, agak kesulitan bagaimana harum arbei bercampur vanili atau kayu manis atau sebagainya -__-”.

Lalu klimaks atau konflik cerita. Hanya terjadi di bagian akhir buku yang membuat saya gemas kenapa sedikit sekali porsinya? Ending yang pas-pasan membuat saya mengakhiri buku ini dengan ketidak puasan yang permanen --”.

Tapi yang saya suka adalah gaya bercerita penulis, oke, lebih tepatnya bahasa yang digunakan penulis. Puitis romantis melankolis. Hehehh..

Satu hal yang saya setujui dari Penulis :

Bercerita lepas memang mudah dilakukan di antara dua orang yang sebelumnya belum pernah mengenal. Karena terkadanag Identitas menjadi pembatas bagi sebuah keterbukaan.


Juni 29, 2012

Believe


Judul Buku :  Believe
Penulis : Morra Quatro
Editor : Raylina
Penerbit : Gagasmedia
Cetakan Pertama 2011
Tebal : 212 halaman, paperback
ISBN : 979-780-526-3



Pernah merasa jatuh cinta? Pasti rasanya kaya iklan permen itu, apa namanya?Hmm yang punya tagline berjuta rasanya.
Lalu pernahkah saat jatuh cinta, kamu dipisahkan oleh jarak?
Gimana rasanya? Pasti berat ya kalau harus setia? Atau kamu tipe lainnya, yang selalu setia meski jarak memisahkan?

Tema itu yang diangkat penulis di buku ’Believe’ ini.Tentang Langit yang harus melanjutkan kuliah di Kairo dan harus meninggalkan Layla, kekasihnya di Indonesia. Biru, begitu biasa Langit emanggil gadis itu adalah seorang gadis yang energik, luar biasa setia dan luar biasa pencinta, kalau boleh saya simpulkan. Jarak membuat keduanya harus berusaha benar-benar percaya bahwa kelak hubungan mereka akan lenggang sampe ke jenjang pernikahan, mungkin sampai menjadi aki-aki nini-nini, bahagia. Tapi mampukah bermodalkan ’believe’ cinta mereka dapat awet?

Sebenarnya ada yang saya harapkan lebih ketika menyimak rating buku ini di goodreads. Okelah nggak besar-besar amat, tapi pasti ada ’something’ yang bisa membuat mereka mau memberikan empat atau tiga bintang. Tetapi ternyata saya kecewa. (cieeh..)

Datar.

Itu kesan saya terhadap percintaan Langit dan Biru (dan entah kenapa penulis memilih nama ini, mungkin biar romantis ya?). Okelah mereka berpisah, terus gimana? Bukannya menceritakan kisah mereka, drama percintaan mereka, cinta segitiga atau kalau perlu segiempat kek, lha kok masing masing tokoh utama malah bercerita tentang kisah cinta orang lain?

Saya masih berbaik sangka, bahwa dalam cerita cerita yang diceritakan oleh Langit dan Biru, masing-masing memiliki kekuatan ’believe’ yang jadi judul buku ini. Seperti Egit dan Zie, Wolf dan Rara, Attar dan Rein atau Jendra dan Jasmine, tapi sesungguhnya bagi saya porsi ’believe’ itu pun sedikit. Kebanyakan bercerita tentang pilihan, tentang bagaimana memilih waktu yang tepat, memilih orang yang tepat, dan doa yang tepat untuk kemudian diaminkan dalam bentuk sebuah kepercayaan.

Ada lagi yang lebih parah, tadinya diceritain lewat dua sosok yang bergantian, Langit dan Biru, tapi ternyata di bagian akhir ada kisah cinta Rara yang juga dimasukkan di buku ini. Kesannya dipaksakan, kenapa satu kasus ini tidak diceritakan dari sudut pandang sama dengan cerita cinta lainnya?

Dan endingnya membuat saya menepuk dahi saya sendiri waktu membaca. What? Buku 200an halaman endingnya gini doank? Okelah saya memang tidak bisa menulis novel atau cerpen yang baik, tapi saya sebagai pembaca membutuhkan cerita yang lebih klimaks, yang bikin gregetan waktu dibaca atau yang bikin air mata mengalir tersedu sedu karena kisah cintanya nggak sesuai tebakan saya.

Yang saya suka dari buku ini adalah beberapa kalimat indah yang muncul di beberapa bagian buku, salah satunya :

”Berarti Tuhan kaya. Tidak Pelit. Kita Cuma perlu berusaha.”, Hal. 44

Ya, semoga penulisnya kelak akan menghadirkan satu novel lagi dengan kisah cinta yang lebih baik dan lebih ’dapet’ feelnya daripada ini. :)
Mei 17, 2012

A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)


Judul Buku : A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)
Penulis : Renee Bernard
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Editor : Ayuning
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 368 halaman, paperback
ISBN : 978-780-483-6


Hal yang membuat saya tertarik membaca buku ini sebenarnya adalah label : Romantic Times Award Winner of ‘Best First Historical Romance’ (2006) yang tertulis di cover depan buku. Tentunya bukan sembarang buku biasa yang bisa mendapatkan label seperti itu, terlebih karena penerbitnya punya kekhususan tersendiri dalam seri romance terbitannya, maka tambah penasaranlah saya dengan buku ini.

Ceritanya tentang seorang janda muda yang bernama Merriam Everett, yang dianggap sebagai seorang wanita muda yang pemalu, penurut dan pemurung. Suatu hari ia berniat membalas dendam kepada seorang lelaki bernama Julian Clay yang pernah menghinanya diam-diam dengan beranggapan bahwa Merriam adalah tidak berguna, baik sebagai janda berwajah pucat ataupun perawan yang lemah (Hal.3)
Kali ini Merriam akan membuat lelaki itu bertekuk lutut untuk tidak lagi mengabaikannya, apalagi menghinanya. Ia akan membuat Julian, Sang Cassanova itu tergila-gila bahkan mendamba Merriam, lalu dengan sekali helaan, Merriam akan meninggalkannya. Biar tahu rasa bagaimana rasanya bertemu dengan ’si tikus’ yang telah berubah menjadi ’Si Kucing’.

Sayangnya takdir menunjukkan jalan yang berbeda. Ketika Merriam meluncurkan jurus rayuannya, ternyata ia menggoda lelaki yang salah. Lelaki yang bernama Drake Sotherton itu kelimpungan karena tergoda bujuk rayu Merriam. Kenapa bisa salah goda? Nah, ceritanya saat itu sednag Pesta Kostum, dan Merriam luput memilih lelaki.

Padahal Julian dan Drake memiliki konflik pribadi yang belum selesai, hubungannya dengan kematian Lily, istri Drake yang juga pacar Julian, mereka berdua saling tuduh siapa yang sebenarnya membunuh Lily. Julian kah dengan hasrat memnangkan persaingan dengan Drake, atau Drake sendiri karena kesal istrinya berselingkuh dengan lawannya?

Kehadiran Merriam bukannya memperjelas masalah, yang ada malah memperuncing konflik tersebut. Karena Julian berambisi merebut Merriam dari Drake dan Drake curiga bahwa Merriam dan Julian bersekongkol menghancurkan dirinya.. Lalu bagaimana akhir kisah mereka?

Ide ceritanya menarik, sayangnya bukan model detektif-detektifan meski ada juga peran detektif dalam buku ini. Kesan saya ketika membuka 10 halaman pertama adalah ’oh ya ampun, buku ini ya.....’ sambil nyiapin kipas segede gambreng. Ada banyak adegan ’hot’ yang kemudian saya ’skip’ karena toh saya nggak kehilangan ide cerita utama meski nggak baca ’itu’. Cover yang elegan sayangnya tidak diimbangi juga dengan pilihan hurufnya. Saya jadi mikir, ini font dipilih kecil biar nggak ada yang ngintip waktu baca atau karena pertimbangan lain ya?

Penokohan Merriam ditonjolkan cukup berani, meski agak labil juga. Lha kadang dia jadi ’kucing’ tapi kali lain dia jadi ’tikus’. Mungkin idenya bagaimana seorang wanita sebenarnya mampu keluar dari lingkar amannya sendiri, hanya saja butuh lompatan atau dorongan ekstra besar agar ia bisa menemukan kehidupan yang jauh lebih baik daripada rutinitasnya setiap hari. Meski saat melakukan lompatan tersebut, ia mendapat pandangan negatif atau cemoohan dari pihak lain. Sebenarnya bila pesan itu yang mau disampaikan, mungkin saya anggap penulis sudah berhasil, karena memang ide yang tercetuskan tersebut telah tertanam dalam karakter Merriam sendiri.

Sedangkan untuk penokohan Julian dan Drake, saya rasa agak kurang. Saya masih belum merasa kedua tokoh ini punya ciri khasnya masing-masing. Karena sama-sama jual mahal, sok berwibawa, nggak mau kalah dan sama-sama egois. Tapi Si Julian ini sebenarnya akan menjadi tokoh utama di buku seri ketiga dengan judul A Rogue’s Game. Siap membaca? Ah, nanti dulu ya.. saya butuh matahari dulu setelah beku ngadem di kamar saat baca buku ini :p

3 bintang untuk buku ini
5 kipas untuk banjir adegan kipasnya.

Februari 19, 2012

Life Traveler


Adalah seorang Windy yang berbagi pengalamannya dalam perjalanan kehidupan lewat buku ini. Tentu saja semua orang pernah melakukan perjalanan, pergi ke kantor, ke sekolah, ke kampus, bahkan ke pasar pun tentunya sudah termasuk ke kategori ‘perjalanan’. Tapi tak semua orang mampu bercerita pengalaman perjalanan seperti yang Windy ceritakan di buku ini. Ia berbagi, mengajari, dan menyadarkan pembaca tentang makna lain yang bisa kita dapatkan dalam sebuah perjalanan.

Sebelum melakukan perjalanan, Windy membantu kita berkemas terlebih dahulu. Sambil mempersiapkan daftar dan tips-tips barang ataupun peralatan yang harus kita bawa, ia menyelipkan satu pikiran yang berkesan bagi saya (lihat, padahal ini baru di awal cerita!).

“Proses berkemas selalu menarik. Kita harus memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting. Kita belajar memutuskan.” – Hal.8

Windy mengajak kita bercengkerama di Vietnam, Kamboja, Praha, Czech Republik, bahkan berburu Louis Vitton di Paris. Dengan bahasanya yang bersahabat dan cara bertutur yang apik, ia mampu membuat pembaca ikut hadir dalam tempat yang sedang ia ceritakan. Ini seperti duduk di sebelahnya sambil menikmati pagi, turut mencium manisnya buah saat ia berbelanja di Swiss, atau duduk melamun sambil mengamati keindahan alam yang bergantian tampil di jendela bus.

Di dalam buku ini juga diselipkan cerita tentang cinta yang ditemui Windy dalam berbagai rupa di perjalanannya.
“Jatuh cinta membuat siapa saja menjadi penuh. Dan buncah karena bahagia.” – Hal.107
Cinta itu ia temui dalam dua orang yang duduk diam di taman, dalam mahasiswa yang saling suap di kedai makan Ha Noi, dan sedikit kisah cinta Windy sendiri dengan pasangan perjalanannya di North Carolina.

Tapi buat saya, perjalanan Windy yang paling berkesan di buku ini ada di Frankfurt, Jerman!! Cara penulisan yang berbeda mungkin menjadikan cerita ini lebih menarik. Mungkin juga karena saya sendiri punya impian untuk dapat menapaki Negara ini, entah kapan atau bagaimana caranya. Tapi sungguh, setiap cerita yang membawa oleh-oleh tentang kehidupan Jerman selalu memesona saya, seakan mereka melambaikan tangan mengajak saya secepatnya datang ke sana. XD

Tak hanya perjalanan, tapi Windy mengenalkan pembaca kepada satu sosok wanita pemandu perjalanan, Marjolein, yang sangat suka memandu orang-orang Indonesia yang melakukan perjalanan di Perancis, karena membuatnya lebih dekat dengan Indonesia. (Ingat, bahwa Mer sendiri bukan orang Indonesia).

“Saya belajar banyak dan lebih dalam tentang hubungan dengan manusia dari orang Indonesia.”- Hal.313

Terkadang memang butuh orang lain untuk menunjukkan betapa sebenarnya kita sedang menggenggam sebuah harta yang amat berharga, Negara kita, Indonesia.

Setelah berlika-liku dalam perjalanan, mari kita membahas sedikit tentang pulang, tentang rumah yang diceritakan Windy melalui kisah 24 jamnya di Bandara Chicago. Dalam sosok wanita tua di sebuah kedai di bandara, terseliplah pertanyaan yang menyadarkan Windy bahwa Wanita tersebut adalah sebuah pelajaran, sebuah hidup itu sendiri.
“Going back or Going Home?”-Hal.351
Dihadirkan bersama foto-foto dan ilustrasi yang sederhana namun indah, Life Traveler membuat saya enggan barang sejenak melepaskan mata menikmati tulisannya. Sungguh pun sebenarnya saya sempat iri terhadap kebebasan dan perjalanan yang dilakukan Windy, saya sangat berterima kasih karena setidaknya ia mau berbagi pengalaman bahkan tips-tips dan tempat-tempat penting yang bisa kunjungi dalam cerita yang ia tuangkan di buku ini. Bukan sebuah panduan perjalanan biasa, sebab ia mengajarkan kita memaknai lebih dalam sebuah perjalanan hidup. Berhenti sejenak untuk melirik kejadian-kejadian sederhana yang mungkin selama ini terlewatkan. Cerdas menangkap momen-momen indah dan menyenangkan untuk dibagi dengan orang lain.

Seperti sebuah quote dari Dewi Lestari yang saya ingat.
"Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
Maka diperlukanlah sebuah perjalanan itu. Setidaknya untuk memberikan jarak dan menciptakan kerinduan terhadap sesuatu.

5 bintang untuk buku ini. Semoga terberkatilah engkau Windy. Atas cerita dan pengalamanmu yang menginspirasi. :)

Judul Buku : Life Traveler
Penulis :Windy Ariestanty
Editor : Alit T. Palupi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
ISBN : 978-780-444-5

Salam,

Salam,