Judul Buku : Selene Putri Sang Cleopatra
Penulis : Michelle Moran
Penerjemah : Sujatrini Liza
Penerbit : Esensi
Tebal : 500 halaman, paperback
ISBN : 978-979-075-526-0
Cleopatra VII adalah Ratu Mesir yang kisah cintanya mendunia. Setelah pernikahannya dengan Julius Caesar yang berakhir saat Caesar mati dibunuh, selang beberapa tahun kemudian, Cleopatra VII menikah dengan Markus Antonius. Dari pernikahan mereka, lahirlah tiga orang anak dengan dua diantaranya kembar, yaitu Cleopatra Selene dan Alexander Helios (pada tahun 40 SM) serta Si Bungsu Ptolemeus (pada 36 SM).
Pada tahun 30 SM, Pasukan Oktavianus, penguasa Roma, berhasil menaklukan Mesir yang saat itu dibawah pemerintahan Cleopatra VII dan Markus Antonius. Ketika Mesir berduka atas kematian Cleopatra dan Antonius, untuk menunjukkan kekuasaan dan pengampunannya Oktavianus memutuskan membawa ketiga keturunan terakhir Ptolemy ke Roma. Di perjalanan tersebut Si Bungsu, Ptolemeus meninggal karena sakit dan jenazahnya dibuang ke tengah laut.
Kemudian kisah Si Kembar dimulai di Roma. Mereka tinggal di rumah Oktavia, kakak Oktavianus, yang dulu adalah istri dari Antonius. Di Roma mereka berteman dengan Marcellus, anak Oktavia dari suami pertamanya sebelum Antonius, dan dengan Julia, anak Oktavianus dari istri pertamanya. Kehidupan mereka bisa dibilang sangat makmur, karena dicukupi oleh Oktavia dan mendapat pengawalan ekstra. Semua orang menganggap mereka sebagai tamu dari Mesir, kecuali fakta bahwa mereka sendiri masih menganggap kalau mereka adalah tawanan yang bisa sewaktu-waktu dibuang oleh Oktavianus.
Di Roma, selama mereka memendam keinginan untuk pulang kembali ke Mesir, berbagai peristiwa terjadi di kota itu. Perselisihan diam-diam atas siapa yang kelak akan menggantikan posisi kepemimpinan Kaisar, serta hembusan kencang atas pergolakan budak yang dipelopori seseorang yang dijuluki Elang Merah yang wajahnya masih misterius. Selene dan Alexander harus bertahan di tengah persaingan kekuasaan dalam keluarga Oktavianus sendiri. Dan meski mereka sangat ingin pergi dari Roma, meeka tetap harus bertahan di kota itu sampai mungkin suatu saat nanti Oktavianus akan memperkenankan mereka kembali ke Mesir.
Oktavianus adalah Kaisar yang ditakuti. Selain keras dan kejam terhadap siapa saja yang melawannya, ia juga dikawal Panglima perang yang selalu melindunginya. Di antaranya Agrippa, jenderal kepercayaannya, dan Juba II, yang dulunya merupakan Pangeran Numidia yang membayar kehidupannya dengan kesetiaan terhadap Oktavianus, orang yang menaklukan negaranya.
Kisah percintaan, dendam dan persahabatan terulas dengan rapi di cerita ini. Belum lagi ada banyak fakta yang menambah pengetahuan saya tentang kehidupan masyarakat Romawi dan Mesir saat itu.
Seperti :
- Tradisi Ludi Romani adalah tradisi yg dilaksanakan selama 15 hari. Berisi pacuan kuda, gladiator, pertunjukan teater.. (Hal. 235)
- Hermes adalah pembawa pesan Dewa, dan Sharon adalah pengantar orang mati. Selena, hal. 249
- Oktavianus adalah Pemimpin yang diberi gelar kaisar Augustus
- Apa itu Crenellation, Lupercalia, Lustratio, Triklinium.
Dan masih ada banyak lagi pengetahuan sejarah yang bisa Pembaca temukan di buku ini tanpa harus merasa bosan membacanya. Terlebih adanya Glosarium di bagian belakang buku, yang sangat membantu saya memahami beberapa kata asing dalam cerita. Kita akan disuguhi alur cerita yang cepat, terkadang tragis bahkan ada saat hampir di bagian akhir cerita yang membuat hati saya teriris. Penulis benar-benar mampu membawa pembacanya masuk ke mesin waktu dan menikmati Romawi saat itu. Arsitektur yang menawan serta keindahan suasana yang dilukiskan sedemikian nyata sampai saya merasa dapat merasakan megahnya bangunan-bangunan di sana.
Sayangnya masih ada beberapa typo penulisan di halaman 240 dan 258. Tapi tidak terlalu mengganggu saya yang menikmati kisahnya. Covernya juga kurang menyolok, terkesan biasa saja. Saya lebih suka kesan glamour dan wanita misterius dari sampul hardcover versi aslinya.
Satu kutipan yang saya suka
"begitu kita meninggal, yang kita tinggalkan bukanlah yang terpahat di batu monumen, melainkan yang terajut dalam kehidupan orang lain.", Hal. 474
4 bintang untuk buku ini.
Jabat erat untuk SS (Mas Eko) dan Peri bukunya (Mbak Truly) yang sudah mengirimkan saya buku ini. Tanpa kalian, saya tidak akan bisa menemukan betapa menyenangkannya terbang ke Mesir dan Roma. :)
Sedikit tentang Michelle Moran
Michelle Moran lahir di San Fernando Valley, CA. Dia memiliki ketertarikan dalam menulis sejak usianya masih muda. Ketika ia diterima di Pomona College, ia mengambil banyak kelas di bidang Literatur Inggris. Ia mendapatkan gelar MA dari Claremont Graduate University saat ia bekerja sebagai arkeolog di Israel. Michelle telah berpergian dari Zimbabwe hingga India, dan pengalaman arkeologinya merupakan inspirasinya dalam menulis historical fiction. Novelnya yang merupakan international bestselling historical fiction adalah Nefertiti (diterbitkan tahun 2008), The Heretic Queen (2008) adalah novel keduanya, Cleopatra's Daughter (2009) adalah novel ketiganya dan novel keempatnya yang berjudul Madame Tussaud diterbitkan pada tahun 2011.
Anda dapat berkunjung ke webnya di michellemoran.com