Slide Show

Tampilkan postingan dengan label Esensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Esensi. Tampilkan semua postingan
September 29, 2015

Still Alice





Judul Buku : Still Alice
Penulis : Lisa Genova
Penerjemah : Anindita Prabaningrum
Penerbit: Esensi
Cetakan Pertama : Agustus 2015
Tebal : 320 halaman, paperback


Kau tidak ditinggal sendirian, Ali. Aku ada di sini bersamamu. -191


Ini kali kedua saya membaca Still Alice. Salah satu buku yang membuat saya terkesan karena tokoh-tokohnya diceritakan dengan sangat manusiawi. 

Alice Howland tidak pernah menyangka di usianya yang baru lima puluh tahun, di puncak kesuksesannya sebagai Profesor Psikologi Kognitif di Harvard, ia divonis menderita Alzheimer. Suaminya pada awalnya tak percaya, tetapi setelah melakukan tes genetika, Alice terbukti mengalami mutasi autosom yang memperkuat fakta bahwa ia memang terkena penyakit Alzheimer. Semenjak itu, hari-hari Alice tak lagi mudah dilalui. Ia harus memberitahu ketiga anak-anaknya karena ada kemungkinan bahwa mutasi ini dapat diturunkan secara genetika. Padahal Anna, anak pertamanya, sedang merencanakan kehamilan. Alice juga harus berhenti dari seluruh kegiatan mengajarnya, berhenti mengisi seminar, berhenti dari segala aktivitas yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. 

Seakan tak cukup menyakitkan, Alice makin merasakan efek dari penyakitnya. Ia mulai sering hilang orientasi, melupakan wajah anak-anaknya, melupakan wajah John, suaminya, ia juga lupa dengan rumahnya. Hari-hari Alice makin dicekam ketakutan, ia menulis berbagai rencana kegiatannya di telepon genggam, memastikan agar semua yang terjadwal dapat ia lakukan. Tetapi itupun tak luput dari serangan Alzheimernya, ia bahkan tak sengaja menaruh telepon genggamnya di microwave. 
Oktober 05, 2012

Di antara Dua Hati ( Heart of the Matter)



Judul Buku : Di antara Dua Hati ( Heart of the Matter)
Penulis : Emily Giffin
Penerjemah : Isthi P. Rahayu
Penerbit : Esensi
Tebal : 448 halaman, paperback
Cetakan Pertama : 2012
ISBN : 978-979-099-866-7

Sebelum menceritakan kembali isi buku ini, saya rasa nggak cocok kalau belum mbahas covernya. Awal melihat cover buku ini, saya suka dengan covernya yang berwarna hijau lembut yang sebenarnya langsung mengingatkan saya pada jubah operasi dokter di rumah sakit. Lalu tangan seorang wanita dengan setangkai bunga sederhana, oke, ini pasti tentang perselingkuhan, dan voila.. saya benar. 


Berawal dari sebuah tragedi yang menimpa seorang anak lelaki bernama Charlie yang memiliki orang tua tunggal, Valerie. Ketika Charlie menginap di rumah temannya, ia terjatuh ke dalam perapian sehingga sebagian wajah dan tangannya mengalami luka bakar yang cukup parah. Syukurlah dia mendapat perawatan yang baik terutama dari Dr. Nick Russo, ahli bedah yang masih muda, tampan, ramah dan sabar.

Didorong hausnya kasih sayang seorang Ayah membuat Charlie sangat menyukai dan akrab dengan Nick, yang secara langsung juga membuat Nick menjadi dekat dengan Valerie. Dekat dalam arti memberi dukungan penuh kepada ibu satu anak itu dan juga dekat dalam arti… jatuh cinta.

Padahal Nick sudah berkeluarga dengan Tessa, seorang ibu muda yang merelakan pekerjaan kantoran menjadi ibu rumah tangga. Dengan Ruby, anak perempuan yang berusia 4 tahun dan Frank, si tampan berumur 2 tahun, Tessa mulai merasakan bahwa suaminya berubah. Awalnya ia percaya bahwa semua hanya karena kesibukan Nick di rumah sakit karena pasien kecilnya.


Tetapi suatu hari Tessa membaca pesan singkat di ponsel suaminya yang isinya cukup mencurigakan sehingga ia pikir bisa saja itu dari selingkuhannya Nick. Tak ingin kecewa, ia bertahan meyakinkan diri sendiri bahwa Nick tidak akan dan tidak mungkin mau berselingkuh. Rumah tangga mereka bahagia, mereka memiliki dua anak yang sempurna, lalu apalagi yang harus Nick cari dari wanita lain?

Rasa penasaran dan kekhawatiran Tessa ternyata berujung pada sebuah penemuan yang mengejutkan. Mengapa Nick selingkuh? Akankah Nick lebih memilih wanita itu daripada Tessa dan keluarganya? Atau Tessa yang memilih untuk meninggalkan Nick dengan luka di hatinya?

Sebuah cerita yang penuh dengan drama, kalau boleh saya simpulkan. Cowok yang perfect,dokter, tampan, ramah lalu selingkuh. Cuma sayangnya si Dokter bukan menyelingkuhi pacar, tetapi seluruh keluarganya. Anak-anak dan istri yang dulu pernah dijanjikan akan selalu setia sampai maut memisahkan. Karakter Nick yang plin-plan tidak terlalu kuat diceritakan di buku ini, tapi yang terasa betul adalah karakter Valerie dan Tessa yang sama-sama dominan.

Valerie adalah tipe single parent yang kuat dan tipe wanita yang selalu berusaha terlihat tegar dimanapun dan kapanpun. Ia begitu protektif terhadap dirinya dan anaknya, sehingga lebih sering khawatir jika berhubungan dengan orang lain (well, kecuali dengan Nick). Sedangkan Tessa, bukan wanita superior yang saya simpulkan merupakan pribadi yang rapuh terutama terhadap cinta. Mungkin karena pernikahan orangtuanya yang juga bermasalah, membuat Tessa dengan mudah mencium gelagat tidak beres dari suaminya.

Diceritakan dari dua sudut pandang secara bergantian, Valerie dan Tessa, membuat cerita ini memiliki alur yang cepat dan meski mudah ditebak, tapi tetap menimbulkan rasa penasaran seperti menonton drama rumah tangga. Bagian yang paling saya suka adalah ketika seluruh keluarga Tessa mendukungnya saat mereka tahu bahwa Nick selingkuh. Termasuk kedua orangtuanya yang sebenarnya saling tidak suka, karena Ayah Tess juga menyelingkuhi istrinya.

Kutipan yang saya suka dari buku ini :


”Akhirnya yang kau miliki hanyalah dirimu sendiri”, -Hal.126


Tiga bintang untuk kisah sederhana tentang cinta yang tidak pernah sederhana.

Sekilas tentang penulis.

Emily Giffin memiliki enam novel yang telah dipublikasikan. Novel pertamanya, Something Borrowed (2004) telah difilmkan dengan judul yang sama dengan Ginnifer Goodwin dan Kate Hudson sebagai pemainnya.

Novel Heart of The Matter adalah novel ketiganya yang masuk di jajaran The New York Times Best Seller tahun 2010.

Tentang penulis dan karyanya lebih lengkap bisa Anda lihat di http://www.emilygiffin.com/

September 17, 2012

Beat The Reaper – Menaklukkan Maut


 Judul Buku :  Beat The Reaper – Menaklukkan Maut
Penulis : Josh Bazell
Penerjemah : Putri Dewi
Editor : Johanes Trihartanto dan Fransiska R. Uli
Penerbit : Esensi (Penerbit Erlangga)
Cetakan Pertama : 2012


Dilihat dari judulnya, mungkin memang buku ini masih ada hubungannya antara dokter dan mafia. Tapi kalau tokoh utamanya adalah seorang dokter yang dulu pernah jadi mafia, nah, itu dia yang membuat buku ini punya cerita yang tidak biasa.



Dr. Peter Brown sebenarnya adalah seorang dokter residen yang biasa-biasa saja. Jam di putaran hidupnya sebagian besar ia gunakan untuk bekerja-bekerja dan bekerja. Sampai suatu hari pertemuannya dengan seorang pasien membuat Peter makin waspada.

Pasien itu adalah seorang kenalan Peter dulu saat ia masih bergelut di dunia mafia, namanya Squillante. Tetapi setelah berbagai hal terjadi dalam hidupnya dan Mafia hanya membuat semuanya makin berantakan, Peter melarikan diri dari dunia penuh darah itu. Nah, Peter bingung harus ia apakan pasien itu, apa ia biarkan sembuh atau lebih baik ia bunuh?

Toh kalau dibunuh, hidup Peter akan tetap normal dan tak ada yang perlu dirisaukan lagi. Nah, sialnya, si Pasien ini telah memberitahu anak buahnya kalau-kalau ia mati, berarti ia dibunuh oleh Bearclaw, nama panggilan Peter saat ia masih menjadi mafia. Karena itu, kemudian Peter berusaha menyelamatkan hidup pasien itu, yang tidak bisa dibilang mudah.

Berhasilkah Peter mempertahankan pekerjaannya dan menyelamatkan nyawa si pasien itu?

Bagaimana kehidupan dokter di rumah sakit sepertinya merupakan bagian besar yang diceritakan penulis di buku ini. Melalui alur yang maju mundur, pembaca juga diberitahu asal mula Peter masuk ke dunia mafia sampai akhirnya ia memilih menghilang dari kehidupan kelam itu.

Yang membuat cerita ini unik, menurut saya adalah tokoh Peter itu sendiri. Saya rasa nggak banyak kisah yang memilih tokoh utamanya adalah ex-mafia dan seorang dokter residen.

Mmebaca buku ini mau tak mau mengingatkan saya dengan Dr. House, sebuah serial yang memiliki tokoh utama seorang dokter yang cuek, semaunya, tapi lihai dalam analisa terhadap pasien. Bedanya mungkin karena House bukan mafia, ya.. :D

Banyak istilah kedokteran yang digunakan dalam cerita di buku ini, yang berimbas kepada catatan kaki yang aduhai kadang panjang-panjang dan huruf yang menurut saya ukurannya kurang besar untuk dapat dinikmati.

Di awal cerita memang sempat membosankan, tapi saya akui saya penasaran dengan kisah si Peter ini. Secara keseluruhan saya rasa tiga setengah bintang layak untuk buku ini.


Agustus 15, 2012

Dollhouse


Judul Buku : Dollhouse
Penulis : Kourtney, Kim and Khloe Kardashian
Penerjemah :  Inosensus Rotorua
Penerbit : Esensi (Penerbit Erlangga)
Cetakan Pertama : 2012
Tebal : 328 halaman, paperback
ISBN : 978-602-7596-11-5



Pertama tahu bahwa buku ini ditulis oleh Trio Kardashian, hal pertama yang saya lakukan adalah segera googling untuk memastikan mereka benar-benar menulis buku. Ya.. boleh heran donk, wong saya kenal mereka itu dari modeling, bintang iklan sampai acara-acara reality show yang bertebaran di E!. Ternyata mereka benar-benar membuat novel ini, yang membuat saya makin penasaran seperti apa cerita yang mereka kisahkan di sini.

Ini cerita tentang keluarga Romero, Sang Ayah, David, yang meninggal dunia karena kecelakaan kapal, Sang Ibu yang menikah lagi. Dan anak-anak mereka Kass, Kamille dan Kyle, tiga bersaudari yang hampir selalu akur. Ayah tiri mereka membawa dua orang anaknya, Benjy (yang sebaya dengan Kyle) dan Bree (anak perempuan 10 tahun yang manis). Kat, Sang Ibu memiliki sebuah restoran yang ia bangun setelah kesulitan keuangan sempat melanda mereka setelah David meninggal. Ketiga anak perempuannya membantu restoran itu, meski yang paling sering membantu sebenarnya hanya Kass.

Suatu hari Kamille mendapat tawaran untuk menjadi model iklan, ia sudah lama mencari pekerjaan tetapi tak banyak yang cocok dengan keinginannya. Ia ingin pekerjaan yang mudah dengan gaji yang besar dan kemungkinan hidup di lingkungan sosialita kelas atas. Jadi ketika tawaran untuk menjadi model itu datang, tentu saja ia mengiyakannya.

Kamille memiliki bakat menjadi model, ia cantik, tinggi dan dunia periklanan selalu membutuhkan wajah-wajah baru sehingga tak diragukan lagi, Kamille langsung sukses di pekerjaan barunya tersebut. Tapi tak semuanya berjalan lancar, terutama ketika ia mulai dekat dengan Chase Goodall, pemain Bisbol yang terkenal akan ketampanannya dan .. mata keranjangnya. Tapi Kamille benar-benar polos kalau sudah berhubungan dengan yang namanya ’cinta’, sudah seringkali ia memiliki pengalaman disakiti oleh kekasih-kekasihnya yang dulu tapi Kamille selalu membela pacarnya.

Sama juga dengan Chase, sudah banyak rumor beredar, bukti –bukti disodorkan tapi Kamille nggak mau tahu. Yang ia tahu ia benar-benar menyayangi Chase. Bahkan ia sudah siap menikahi Chase. Padahal mereka seringkali bertengkar namun Chase selalu dapat memenangkan hati wanita itu kembali.

Apakah Kamille akan benar menikahi Chase?

Sejujurnya saat awal membaca buku ini, saya tak banyak berharap kalau buku ini bagus. Tetapi percaya atau tidak, saya membacanya dalam waktu hanya kurang dari 4 jam. Buku ini seperti nggak mau lepas dari tangan saya XD

Novel ini memiliki alur yang cepat, serta terjemahan yang lancar untuk dinikmati. Ceritanya sangat ringan, membuat saya bagai menonton film drama alih-alih sedang membaca sebuah novel. Ide ceritanya cukup original, meski tak jauh-jauh dari dunia sosialita kelas atas. Yang membuat cerita ini berbeda adalah dengan disisipkannya para keluarga yang menjadi peran pendaping yang juga utuh ditampilkan dalam mengambil bagian dalam cerita.

Tokoh favorit saya adalah Kass. Well, buat saya di keluarga ini semuanya spesial tapi yang paling saya suka adalah Kass Romero. Saya pernah membahas tokoh Kass ini di Character Thursday saya yang bisa ditengok di sini.

Adegan favorit saya adalah waktu Kyle berkata kepada Kass
”Bicara soal pria, jangan terlalu banyak berpikir, tapi lebih banyak bertindak” – Hal. 164

Gadis SMA nggak malu-malu ngasih saran tentang percintaan buat kakaknya yang nggak berpengalaman masalah cowok. XD
Novel yang ringan meski ada pergaulan remaja ala Amerika yang tidak begitu saya suka, bahasanya juga ada yang vulgar, untuk itu mungkin saya sedikit sarankan agar ditulis label untuk dewasa pada novel ini.

Konflik yang bermacam-macam menjadikan buku ini asyik untuk terus dibaca, Kass dengan masalah cintanya, Kat dengan restorannya, Kamille dengan karier bintang iklannya, Kyle yang nggak bener sekolah dan pergaulannya. Keluarga Romero memang unik. Itu yang bisa saya simpulkan dari buku ini.

Tiga bintang untuk Dollhouse.

Sedikit tentang Kardashians



Saya mengenal Kardashian sebenarnya paling awal tentang Kim Kardashian, ia dan keluarganya memainkan semacam reality television series yang berjudul Keeping Up With The Kardashians. Kris Jenner adalah Ibu dari Kourtney, Kim dan Khloe dari ayah bernama Robert Kardashian yang kemudian bercerai di tahun 1990. Kris menikah lagi dengan Bruce Jenner, olahragawan yang seorang duda. Mereka berdua memiliki dua anak perempuan bernama Kendall Nicole dan Kylie Kristen.

Tiga bersaudari dalam tokoh ini mau tak mau membuat saya membayangkan bahwa mungkin cerita ini dikisahkan secara biografi dari kehidupan The Kardashians. Tapi toh ternyata hanya beberapa kemiripan yang ada dalam cerita (meski memang sebagian besar mirip, tapi tetap saja ada perbedaannya). :)

Kardashians Family

Januari 31, 2012

Selene Putri Sang Cleopatra


Judul Buku : Selene Putri Sang Cleopatra
Penulis : Michelle Moran
Penerjemah : Sujatrini Liza
Penerbit : Esensi
Tebal : 500 halaman, paperback
ISBN : 978-979-075-526-0

Cleopatra VII adalah Ratu Mesir yang kisah cintanya mendunia. Setelah pernikahannya dengan Julius Caesar yang berakhir saat Caesar mati dibunuh, selang beberapa tahun kemudian, Cleopatra VII menikah dengan Markus Antonius. Dari pernikahan mereka, lahirlah tiga orang anak dengan dua diantaranya kembar, yaitu Cleopatra Selene dan Alexander Helios (pada tahun 40 SM) serta Si Bungsu Ptolemeus (pada 36 SM).

Pada tahun 30 SM, Pasukan Oktavianus, penguasa Roma, berhasil menaklukan Mesir yang saat itu dibawah pemerintahan Cleopatra VII dan Markus Antonius. Ketika Mesir berduka atas kematian Cleopatra dan Antonius, untuk menunjukkan kekuasaan dan pengampunannya Oktavianus memutuskan membawa ketiga keturunan terakhir Ptolemy ke Roma. Di perjalanan tersebut Si Bungsu, Ptolemeus meninggal karena sakit dan jenazahnya dibuang ke tengah laut.

Kemudian kisah Si Kembar dimulai di Roma. Mereka tinggal di rumah Oktavia, kakak Oktavianus, yang dulu adalah istri dari Antonius. Di Roma mereka berteman dengan Marcellus, anak Oktavia dari suami pertamanya sebelum Antonius, dan dengan Julia, anak Oktavianus dari istri pertamanya. Kehidupan mereka bisa dibilang sangat makmur, karena dicukupi oleh Oktavia dan mendapat pengawalan ekstra. Semua orang menganggap mereka sebagai tamu dari Mesir, kecuali fakta bahwa mereka sendiri masih menganggap kalau mereka adalah tawanan yang bisa sewaktu-waktu dibuang oleh Oktavianus.

Di Roma, selama mereka memendam keinginan untuk pulang kembali ke Mesir, berbagai peristiwa terjadi di kota itu. Perselisihan diam-diam atas siapa yang kelak akan menggantikan posisi kepemimpinan Kaisar, serta hembusan kencang atas pergolakan budak yang dipelopori seseorang yang dijuluki Elang Merah yang wajahnya masih misterius. Selene dan Alexander harus bertahan di tengah persaingan kekuasaan dalam keluarga Oktavianus sendiri. Dan meski mereka sangat ingin pergi dari Roma, meeka tetap harus bertahan di kota itu sampai mungkin suatu saat nanti Oktavianus akan memperkenankan mereka kembali ke Mesir.

Oktavianus adalah Kaisar yang ditakuti. Selain keras dan kejam terhadap siapa saja yang melawannya, ia juga dikawal Panglima perang yang selalu melindunginya. Di antaranya Agrippa, jenderal kepercayaannya, dan Juba II, yang dulunya merupakan Pangeran Numidia yang membayar kehidupannya dengan kesetiaan terhadap Oktavianus, orang yang menaklukan negaranya.

Kisah percintaan, dendam dan persahabatan terulas dengan rapi di cerita ini. Belum lagi ada banyak fakta yang menambah pengetahuan saya tentang kehidupan masyarakat Romawi dan Mesir saat itu.
Seperti :
- Tradisi Ludi Romani adalah tradisi yg dilaksanakan selama 15 hari. Berisi pacuan kuda, gladiator, pertunjukan teater.. (Hal. 235)
- Hermes adalah pembawa pesan Dewa, dan Sharon adalah pengantar orang mati. Selena, hal. 249
- Oktavianus adalah Pemimpin yang diberi gelar kaisar Augustus
- Apa itu Crenellation, Lupercalia, Lustratio, Triklinium.

Dan masih ada banyak lagi pengetahuan sejarah yang bisa Pembaca temukan di buku ini tanpa harus merasa bosan membacanya. Terlebih adanya Glosarium di bagian belakang buku, yang sangat membantu saya memahami beberapa kata asing dalam cerita. Kita akan disuguhi alur cerita yang cepat, terkadang tragis bahkan ada saat hampir di bagian akhir cerita yang membuat hati saya teriris. Penulis benar-benar mampu membawa pembacanya masuk ke mesin waktu dan menikmati Romawi saat itu. Arsitektur yang menawan serta keindahan suasana yang dilukiskan sedemikian nyata sampai saya merasa dapat merasakan megahnya bangunan-bangunan di sana.

Sayangnya masih ada beberapa typo penulisan di halaman 240 dan 258. Tapi tidak terlalu mengganggu saya yang menikmati kisahnya. Covernya juga kurang menyolok, terkesan biasa saja. Saya lebih suka kesan glamour dan wanita misterius dari sampul hardcover versi aslinya.

Satu kutipan yang saya suka
"begitu kita meninggal, yang kita tinggalkan bukanlah yang terpahat di batu monumen, melainkan yang terajut dalam kehidupan orang lain.", Hal. 474

4 bintang untuk buku ini.

Jabat erat untuk SS (Mas Eko) dan Peri bukunya (Mbak Truly) yang sudah mengirimkan saya buku ini. Tanpa kalian, saya tidak akan bisa menemukan betapa menyenangkannya terbang ke Mesir dan Roma. :)

Sedikit tentang Michelle Moran
Michelle Moran lahir di San Fernando Valley, CA. Dia memiliki ketertarikan dalam menulis sejak usianya masih muda. Ketika ia diterima di Pomona College, ia mengambil banyak kelas di bidang Literatur Inggris. Ia mendapatkan gelar MA dari Claremont Graduate University saat ia bekerja sebagai arkeolog di Israel. Michelle telah berpergian dari Zimbabwe hingga India, dan pengalaman arkeologinya merupakan inspirasinya dalam menulis historical fiction. Novelnya yang merupakan international bestselling historical fiction adalah Nefertiti (diterbitkan tahun 2008), The Heretic Queen (2008) adalah novel keduanya, Cleopatra's Daughter (2009) adalah novel ketiganya dan novel keempatnya yang berjudul Madame Tussaud diterbitkan pada tahun 2011.

Anda dapat berkunjung ke webnya di michellemoran.com

Salam,

Salam,