Judul Buku : Scheduled Suicide Day
Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Penerbit : Haru
Cetakan Pertama : April 2017
Tebal : 280 halaman, paperback
ISBN : 978-602-6383-19-8
Bunuh diri itu akan membunuh hati orang-orang lain di sekelilingmu juga.
Ruri sudah memutuskan untuk pergi bunuh diri di sebuah desa yang terpencil. Ia telah merencanakan semuanya sejak jauh jauh hari. Di desa itu ia akan menginap selama semalam di sebuah penginapan dan bunuh diri di dalam hutan keesokan harinya. Tekadnya sudah bulat, Ruri hanya ingin berkumpul kembali dengan ayah ibunya. Semenjak Ayah dan Ibunya meninggal dunia, Ruri tak punya semangat lagi untuk hidup. Ia membenci keadaannya, juga membenci ibu tirinya.
Tapi saat Ruri mengalungkan tali dan bersiap mati, ia terjatuh dan bertemu dengan hantu anak laki-laki. Si hantu ini memarahi Ruri yang ingin bunuh diri, sampai kemudian mengadakan kesepakatan dengan Ruri, bahwa ia akan membantu Ruri untuk membongkar kelicikan ibu tirinya Ruri serta membantu menemukan bukti bahwa Ayah Ruri meninggal karena diracun.
Kesepakatan itu berlaku 7 hari. Jika dalam 7 hari, tak ada bukti yang bisa membongkar kepalsuan cinta si ibu tiri, maka Ruri lebih memilih untuk mati.
Yeaaaay akhirnya kelar jugaaa baca buku ini. Sejak awal saya agak kaget karena ternyata ada hantu lagi dalam cerita Akiyoshi. Untung bacanya pas siang siang dan hantunya juga ngga jahat. Tapi agak agak khawatir juga sih, jangan jangan ceritanya ngebosenin macam Dead returns.
Eh ternyataa... Emang agak ngebosenin sih, karena jalan ceritanya gampang ditebak. Huhuhu. Tapi tetep bikin penasaran sih, kenapa begini kenapa begitu. Dan bukan Rikako namanya kalau ngga nyelipin satu dua twist dalam cerita. Yaa meski twistnya agak kebetulan banget gitu deh.
Tokoh utama cerita, si Ruri, diceritakan sebagai anak yang sulit bergaul namun sebenarnya ia baik hati. Ya meski dia pendendam juga sih, oh dan sering banget punya pikiran negatif yang mana wajar juga sebenernya dimiliki oleh orang orang yang memang pingin mati, apalagi usianya juga masih muda.
Awalnya sih saya kasihan melihat dia yang disia sia sama ibu tirinya, tapi lama kelamaan si Ruri ini perasaan saya kok agak berlebihan dalam menjelek jelekkan si ibu tiri. Yaa mungkin maksudnya menggiring opini pembaca sih ya biar makin kuat dan dibikin penasaran sama kejahatannya si ibu tiri.
Kalau dibandingkan cerita Rikako lainnya, saya masih lebih suka Holy Mother dan Girls in The Dark sih. Tapi ini mendinganlah daripada Dead Returns.
Yang jadi poin plus di cerita ini, mungkin karena saya suka dengan tema bunuh dirinya. Meskipun dosa, tetapi tak sedikit orang orang yang pernah berpikiran untuk bunuh diri. Di Jepang pada tahun 2014 rata rata 70 orang bunuh diri perhari. Kematian ini didominasi oleh kaum Pria dan sebagian besar mengalami depresi. Saya rasa dengan mengangkat tema ini, penulis ikut membantu memberi kontribusi pada pencegahan tindakan bunuh diri terutama bagi para pembacanya.
Selain itu, karena keluarga Ruri di sini diceritakan sebagai pengusaha restoran berbasis Fengshui, saya jadi dapet banyak kosakata baru yang berhubungan dengan hal tersebut. Banyak masakan masakan yang enak banget waktu dibayangin, beuh bikin laper gitu deh bawaannya waktu baca.
Kalau kamu penggemar novel novel Rikako, novel novel yang berhubungan dengan bunuh diri, coba deh baca buku ini. Semoga kamu juga akan menyukainya.
Kak Piiiin, fotonya serem ugaaa :(
BalasHapusBtw, ini nyambung ndak se sama Girls in the Dark, dkk?
Sejak Girls in the Dark, aku ingin sekali baca karyanya Rikako. Tapi apa daya, belum kesampaian dan timbunan yang lain pun masih menanti. Baca ulasan ini, kayaknya bakal tetep lebih ingin baca yang Girls in the Dark. XD
BalasHapusOne of my wishlist book
BalasHapus