Judul Buku : Man's Defender (Distinguished Trilogy #1)
Penulis : Maisie Junardy & Donna Widjajanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 288 halaman, paperback
Cetakan pertama : 2017
ISBN : 978-602-03-3983-2
Pernah mendengar Virtual Reality? Semacam alat yang dipakai untuk melihat adegan adegan dalam 4D? Bagaimana jika kelak ada alat yang dapat mengenalkan budaya budaya di dunia dengan menggunakan alat tersebut?
Nama benda ini adalah CAASI - Culture Art Application and Simulation Interface. Marco telah melakukan riset serta menyempurnakan kegunaan ini selama bertahun tahun. Ia berhenti dari pekerjaan tetapnya dan mengajak keluarganya, Maya dan Alex, untuk tinggal berpindah pindah negara.
Awalnya Alex tak tahu mengapa Ayahnya terus menerus mengajak keluarga mereka pindah selain karena alasan pekerjaan. Sampai suatu hari, Marco memberi tahu Alex segala hal tentang CAASI dan membiarkan Alex mencoba sendiri alat tersebut.
Hasilnya tentu saja membuat Alex terkagum kagum. Ia memiliki seorang avatar sebagai teman sekaligus pemandu dalam tur virtualnya, Viska namanya. Maka berkelanalah Alex dan Viska berkeliling dunia, ke Bali, India, Thailand, New Zealand, China, dan berbagai negara lainnya.
Tapi ternyata penemuan canggih ini telah membuat keluarga Alex kehilangan banyak hal dan yang tidak diketahui Marco, ada pihak yang diam-diam mengincar CAASI. Nah, bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Wah, membaca buku ini seakan saya ikut Alex keliling dunia. Ada banyak detail tentang virtual reality yang menjadi penemuan Marco, tapi tentu saja tetap ada pengantar cerita utama karena kelak akan ada tiga buku dalam seri ini.
Tokoh Alex digambarkan sebagai anak yang pemalu dan susah bergaul. Ia tidak percaya diri karena menganggap dirinya selalu berbeda dengan anak anak di sekolahnya. Perbedaan budaya, bahasa serta fisik membuat Alex sering diejek teman temannya di sekolah. Apalagi ketika ia pindah ke tempatnya yang sekarang, ia masuk ke sekolah negeri dengan bahasa utama Italia, yang membuat Alex sering kelabakan karena selama ini ia lebih fasih berbahasa Inggris dalam sekolah sekolahnya yang terdahulu.
Dalam buku ini, sambil berkeliling dunia, si avatar juga menghubungkan kejadian kejadian di negara tersebut dengan perasaan Alex. Kecerdasan emosional buatan ini membuat si avatar tidak hanya seperti robot pengantar cerita, tetapi dapat berinteraksi secara fisik ataupun emosional dengan pemiliknya.
Menarik bukan? Nah ada lagi yang seru tentang buku ini. Kelak, buku ini akan dibikin versi virtualnya oleh Bilcom dan 360Indonesia sehingga pembaca dapat merasakan langsung dunia Alex dan Viska. Saya pribadi setelah membaca buku ini jadi punya harapan besar bahwa dengan adanya buku ini, semoga mereka yang membacanya atau mengalami proses VR-nya langsung kelak memahami bahwa perbedaan itu adalah hal yang indah. Tak ada lagi rasa benci kepada mereka yang berbeda serta menguatnya toleransi dalam kehidupan kita.
Makin penasaran? Kalau kata Mbak Donna Widjajanto, Bagi kalian yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, bisa mencoba versi trailernya selama 3 menit di event tanggal 27 Mei 2017 di Central Park.
Kalau penasaran sama buku cetaknya? Nah, ini dia. Ikutan aja giveaway berikut ini.
Ada satu novel Man's Defender untuk satu orang pemenang yang beruntung. Kamu cuma perlu ngisi komen berikut
Nama :
Akun twitter/IG/FB/ email : (pilih salah satu atau dua biar saya gampang ngehubungin kamu kalau menang)
Jawaban : (pertanyaannya - Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?)
Giveaway saya buka dari tanggal 11-15 Mei 2017. Komen akan saya moderasi jadi jangan khawatir kalau komen kamu belum muncul. Kalau ada yang mau kamu tanyain, bisa mention saya di twitter ya di @alvina13
Semoga beruntung! :)
Nama twitter: @sitasiska95
BalasHapusJepang. Kalau dalam hal-hal berbau virtual, aku rasa Jepang adalah negara yang banyak meluncurkan produk virtualnya. Mulai dari anime dengan plot tentang dunia virtual, hingga game pernikahan virtual dengan chara anime favorit yang akan dihadiri pendeta asli. Terkesan aneh sih tapi justru karena inilah saya tertarik untuk kesana. Dengan perkembangan teknologi virtualnya yang cukup pesat, apakah dalam kehidupan sehari-hari, Jepang tetap mempertahankan kearifan budaya lokalnya? Apa ada pergeseran? Teknologi adalah anugerah tapi bisa juga menjadi hal yang membunuh eksistensi suatu benda. Sebagai contoh, laptop yang menggantikan kepopuleran mesin ketik. Mungkin beberapa orang masih ada yang mengguakannya, tapi kebanyakan mesin ketik sudah tinggal pajangan saja. Oleh sebab itu, apa di jepang hal demikian juga terjadi? Kemunculan pernikahan secara virtual dengan karakter favorit dalam dunia 2 dimensi bukankah suatu pertanda buruk bagi kelanjutan generasi negaranya?
makanya Jepang jadi destinasi yang menurut saya amat cocok untuk hal ini
NAMA : SITI FATIMATUS ZEHRO
BalasHapusTWITTER : @CHOCOQUEENY
JAWABAN :
Aku ingin mengunjungi Korea Selatan. Alasannya, sebab Korea Selatan sekarang adalah Negara yg maju dengan segala kemajuan dibidang ekonomi dan teknologi, tapi disamping itu Korea Selatan masih mempertahankan Kebudayaan dan tradisi mereka. Dengan teknologi virtual reality, aku ingin merasakan bagaimana rasanya membuat makanan tradisional mereka (seperti KimChi) dan juga bisa merasakan bagaimana tradisi memakai HanBok disana.
Nama : Aulia
BalasHapusTwitter: @nunaalia
IG: @nunaalia
Jawaban :
Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?
Indonesia. Dibanding ke negara lain, aku lebih tertarik mendatangi dan mengamati daerah-daerah di Indonesia yang beragam budaya dan bahasanya, serta keunikan mereka, juga didukung dengan keindahan alamnya. Karena aku lebih ingin mengenal dan memahami keragaman budaya negeri sendiri. Membayangkannya bisa melakukan semua itu dengan mnggunakan teknologi virtual reality, pastinya akan lebih mudah dan mengasikkan.
Twiiter @dinan_wiyantika
BalasHapusFB Dinan Wiyantika
Dengan teknologi virtual reality aku ingin mengunjungi Negara Jepang.Kebetulan aku menyukai olahraga bulutangkis dan akhir-akhir ini sering mengamati atlet bulutangkis Jepang.Tinggi badan para atlet bulutangkis di negara ini hanya sekitar 150an cm atau 160an cm,gak begitu tinggi untuk ukuran atlet bulutangkis.Tapi prestasi mereka sangat memukau,bahkan untuk Ganda Putri pun sekarang ada di peringkat 1 dunia.Kegigihan dan keuletan mereka bisa mengalahkan atlet negara lain yang tinggi badannya jauh tinggi dari mereka.Ya makanya aku ingin ke Negara Jepang pengen lihat budaya disiplin yang ditanamkan di sana.
Akun twitter: @AdinRim
BalasHapusEmail: rulfayusfia[at]gmail[dot]com
Jawaban : (pertanyaannya - Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?)
Mau ke negara sendiri kali ya, kan meskipun mungkin nggak ada batasan untuk mengunjungi negara-negara di dunia, rasanya aneh kalau kita nggak tahu budaya sendiri. Lagipula, Indonesia kan luas, sementara saya tinggal di satu tempat dan nggak sempat explore daerah lain *alias takut nyasar*. Jadi, maunya cari tahu budaya-budaya di Indonesia, entah yg dari Jawa, Bali, Aceh dan lain-lain.
Akun twitter : yenirahma98
BalasHapusDengan teknologi virtual,aku ingin mengunjungi banyak negara di dunia.Tapi ada satu negara yang paling ingin aku kunjungi seandainya teknologi virtual benar-benar ada.Swiss.Aku ingin sekali berkunjung ke sana dan mengamati secara langsung bagaimana kehidupan masyarakat disana dan apa kebiasaan mereka juga mata pencahariannya.Seperti apa pegunungan alpen yang diselimuti salju jika dilihat secara langsung.Aku juga ingin merasakan sedingin apa salju di sana.Setelah itu aku ingin mengunjungi kota Bern (Kota tua dengan arsitektur zaman pertengahan) tempat dilahirkannya coklat dan keju kualitas internasional.Jadi aku bisa mempelajari sejarahnya juga.
fb/IG vanisadesfriani
BalasHapuskorea selatan. pengen tau dunianya oppa lee min ho :)
Twitter : @novyjihyun
BalasHapusEmail : novirene29@gmail.com
Jawaban :
Dengan teknologi Virtual reality, aku tuh pengen banget ke negara Korea Selatan, krn dri dulu aku msh SMP smpi skrng aku udh tamat sekolah impian aku itu ke KORSEL, alasannya itu yg plng pertama bnget aku pengen ketemu girlband2 nya.. dan aku pengen ngunjungi tempat wisata nya yg keren2 d sna, dan mempelajari tentang kebudayaan KORSEL itu seperti apa, krn KORSEL itu negara nya lg melaju pesat banget dri industri hiburan, perekonomian dll nya. Bnyk bnget yg bisa kita pelajari negara itu. So, aku berharap banget bisa ke sana suatu saat :)
Akun Twitter : Khaisti_11
BalasHapusAkun Instagram : Khaisti_11
Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?
Aku India! Hallo hay bay bay...!😂
India adalah negara yang super unik, ah, the bestlah pokoknya!
Beda banget sama negara lain😍 apalagi ketika lempar bubuk warna! Akhhhhh!!! Like it!
Ketika tradisi ini di mulai, tradisi HOLI! Aaakhhhh! Ada cerita unik didalam tradisi ini😍
Tradisi ini konon berkaitan dengan kisah Radhda dan Dewa Krishna. Dalam kisah itu diceritakan saat masih muda, Krishna merasa cemburu dengan kulit Radha yang tidak gelap seperti kulitnya.
Ia menanyakan hal itu kepada Yashoda,ibunya dan memohon untuk mewarnai kulit Radhda. Pewarnaan terhadap kulit Rahda yang dilakukan Krishna inilah yang diyakini sebagai awal perayaan Holi.
WOOOWWW banget 'kan?! Aku mau ikutan😭😂
Pokoknya kalau ada VR aku mau kesana, ke India mau kenal tradisinya yang sungguh sangat menarik dan masih banyak lagi dan keren dari pada Holi! *tunggu aku india 😜*
Nama : Monica Indah Larasati
BalasHapusakun : monicaindahlarasati@gmail.com/ @monicaindah5
(pertanyaannya - Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?)
Turki. Negara yang berbatasan dengan benua eropa dan benua asia. lebih tepatnya dengan teknologi virtual reality,aku ingin mengunjungi turki pada tanggal 3 maret 1924, detik-detik dimana sebuah peradaban runtuh oleh sistem "sekulerisasi" dan melihat perjalanan Turki selama 93 tahun, apa yang berubah dari wajah Turki terdahulu hingga sekarang. melihat masjid Hagia Sophia dan sujud didalamnya.
Nama : Hamdatun Nupus
BalasHapusAkun Twitter : @HamdatunNupus
Jawaban :
Negara2 konflik yg tengah diperangi dgn alasan tak masuk akal, aku selalu berharap bisa berada disana. Memastikan apakah masih ada kebudayaan yg tertinggal dari bangunan2 yg runtuh, hilangnya satu-dua anggota keluarga mereka atau dari impian2 mereka yg terpaksa harus sirna.
Atau sebaliknya, apa mereka tetap bertahan dgn semua yg tertinggal dgn lapang dada. Membuat lingkungan baru atau sedang Membangun mimpi2 yg lain.
Karena selama ini kita hanya bisa mendengar & membaca meski sesungguhnya belum benar2 tahu kontribusi apa yg bisa kita berikan.
Jika ada VR yg mampu menembusnya, setidaknya kita punya peluang untuk melakukan sesuatu, memastikan mereka utk tidak berhenti percaya bahwa akan ada orang2 diluar negara mereka yg juga siap merangkul utk mencoba mencari cara menghentikan konflik & mengembalikan kebudayaan seperti sedia kala.
Twitter: @imronfhatoniwk
BalasHapusDengan teknologi virtual, saya ingin mengunjungi Jerman. Saya ingin mengamati budaya pendidikan tinggi di sana. Saya selalau penasaran dengan metode, kebiasan serta motivasi mahasiswa dalam dunia pendidikan di negara-negara maju termasuk Jerman. Betapa banyak hal yang bisa diserap untuk dunia pendidikan kita seandainya itu terwujud.
Akun twitter: @san_fairydevil
BalasHapusJawaban : Dengan teknologi Virtual reality, negara mana yang mau kamu datangi dan amati kebudayaannya?
— Karena aku ingin ke Jepang, maka negara pertama yang aku ingin datangi dan amati adalah negara Jepang. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Jepang adalah satu dari sekian banyak negara maju tapi tetap melestarikan kebudayaannya. Nah, selain hal-hal yang sudah sering kita dengar, aku ingin tahu apakah ada rahasia khusus kenapa Jepang sangat mencintai dan menjunjung tinggi adat, tradisi, juga kebudayaan-kebudyaan asli mereka? Apakah ada semacam pengajaran khusus yang selalu mereka berikan kepada anak-anak kecil di sana sebelum terjun ke dunia sebenarnya, atau semacamnya.
Twitter: @Rinafiitri
BalasHapusDengan teknologi virtual reality, negara yang ingin kukunjungi adalah Belanda. Kenapa aku ingin mengunjungi negara yang pernah menjajah tanah air kita? Karena aku sendiri sangat menyukai sejarah dan ingin melihat sejarah negara Indonesia disana, terutama Aceh. Dengan mengetahui sejarah, maka kita bisa belajar untuk tidak melakukan lagi kesalahan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita.
Banyak sejarah Aceh yang telah dibawa ke Belanda, salah satunya adalah Hikayat Perang Sabil yang berada di Universitas Leiden di Belanda. Aku ingin mengetahui bagaimana sejarah peperangan di Indonesia terutama Aceh dalam versi negara penjajahnya sendiri, yaitu Belanda. Selain itu aku juga penasaran apakah disana juga terdapat pemakaman umum seperti Kerkof di Aceh dan Peneleh di Surabaya. Kalau bisa sih, aku memang ingin melanjutkan studi hukumku disana, terutama di universitas pakar hukum ternama, Utrecht.
Twitter : @taryhirata
BalasHapusEmail : newbleizher@gmail.com
Jawaban : saya mau ke Alaska bagian utara. Kenapa? Saya ingin melihat kehidupan sehari-hari orang Eskimo yang hanya bisa saya bayangkan dan lihat melalui 2D saja. Bagaimana rumah mereka yang disebut Igloo. Di dalam Igloo bagaimana mereka menempatkan barang-barang elektronik. Apakah disana ada internet? telpon? Tidurnya bagaimana? oooh iya, kebayang nggak gimana mereka berurusan dengan toilet??? Bagaimana dengan makanan mereka? apakah dimasak? adakah kompor disana (apa nggak beku apinya kan disana dingin banget). Apakah mereka pernah makan sayur dan buah? Mereka omnivora seperti kita yang hidup disini atau mereka karnivora? Adakah pohon disana? Apakah mereka tahu cara berkeringat? Aduuuhh, dari saya SD hingga sekarang, saya selalu penasaran dengan orang Eskimo penghuni kutub utara.
Jika saya diberi kesempatan untuk bisa menggunakan virtual reality, maka saya akan menjawabnya dengan opini-opini ilmuwan sejarah. Ini adalah tentang sebuah negara yang dilanda bencana luar biasa dahsyat karena terletak di jalur pegunungan api aktif di dunia. Ini adalah negara yang di klaim memiliki ratusan kebudayaan yang bersatu padu sehingga menghasilkan sebuah kekayaan yang amat tak ternilai. Ini adalah sebuah negara di mana penduduk saling menghormati satu sama lain.
BalasHapusNegara ini dipercaya sebagai atlantis yang keberadaannya masih misteri. Kebudayaan yang ada di negara ini tak dapat terbantahkan. Namun, kebudayaan dan peradaban itu harus hilang karena sebuah bencana yang menyebabkan negara ini terbagi menjadi tiga bagian: Wallace, Peralihan dan Weber. Negara ini terjajah selama 350 tahun ditambah 3.5 tahun lagi. Adalah Indonesia negara yang di anggap sebagai atlantis yang hilang.
Jika diberikan kesempatan yang sangat besar untuk menggunakan virtual reality, maka Indonesialah tujuan pertama saya sebagai seorang calon sejarawan masa depan. Bagaimana tidak? Lihat saja jumlah suku, bahasa dan agama yang ada di Indonesia. Hanya orang-orang tertentu yang mau meninggalkan negara ini dan lebih mencintai negara orang.
Saya akan menggunakan virtual reality untuk menjelajah setiap inci kekayaan yang terkandung di lautan dan daratan. Menjelajah setiap suku bangsa yang belum terjamah dan mempelajari kebudayaannya. Karena sungguh amat berharga orang-orang yang menghargai peradabannya sendiri. Saya akan menggunakan virtual reality dan berusaha menciptakan teknologi lubang cacing agar masa lalu bukan lagi hambatan dan memperlihatkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar.
Kesimpulannya, negara yang harus saya kunjungi ketika menggunakan virtual reality adalah Indonesia sebagai manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan saya kesempatan untuk tinggal di negara yang kaya akan budaya dan sejarahnya.
Terima Kasih
Akun twitter: @nakgent
BalasHapusJawaban :
Tempat yang ingin saya kunjungi kalau ada virtual reality adalah negara Korea Utara. Mengapa? Karena mungkin kalau negara lainnya saya bisa mengunjunginya suatu hari nanti (insya Allah, amin!) tapi kalau Korea Utara mungkin agak sulit ya, harus mengurus ijin ini itu dan ribetnya minta ampun. Korea Utara yang sangat tertutup dan banyak menyimpan rahasia, membuat saya penasaran dengan pemerintahan dan sikap warganya yang "menurut" dengan pemerintah.Saya ingin mengamati kebudayaan, kebiasaan dan kalau bisa bertanya kepada warga setempat: "Mengapa mereka mau menurut kepada pemerintah? Apa tidak penasaran dengan negara luar? Saya sekarang saja sudah menggunakan Virtual Reality untuk berkomunikasi denganmu. Apa kamu tidak ingin tahu dunia luar? Dan jika setelah kamu tahu betapa berkembangnya dunia, diluar negaramu, apakah kamu masih betul-betul mencintai negaramu dan Kim Jong Un?". Itu hal-hal yang benar-benar membuat saya penasaran. Jika saja ada VR mungkin bisa sedikit saja menjawab pertanyaan saya itu, karena saya bisa merasakan langsung keadaan disana melalui VR itu. Rasanya terlalu banyak rahasia disana. Dan sepertinya banyak ketidakadilan disana, andai saja ada VR dan bisa mempresentasikan kehidupan "nyata" disana, mungkin kita bisa sedikit berbuat sesuatu untuk warga Korea Utara, yang menurut saya keadaannya cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak? Mereka berangkat pagi buta berjalan kaki belasan kilometer untuk berangkat kerja dan langsung pulang malam harinya, tidak boleh berkeliaran kemanapun. Selain itu mereka diwajibkan untuk mengikuti segala upacara tradisi, bukan karena keinginan tapi karena terpaksa. Hmmm rasanya benar-benar ingin berbuat sesuatu dan menyadarkan mereka bahwa "Oh, ayolah dunia luar menantimu! Sadarlah!". Lagipula jika ada VR, saya juga berharap bisa belajar sedikit kebudayaan Korea Utara dan mengetahui apa bedanya dengan kebudayaan Korea Selatan, sekaligus belajar teknologi yang dikembangkan disana.
Nama : Lynn Melody
BalasHapusAkun twitter: @justlynn23
Jawaban : Dengan teknologi Virtual reality, negara yang mau aku datangi dan amati kebudayaannya adalah Inggris. Aku sangat menyukai negara Inggris sekaligus mengaguminya. Aku juga sangat ingin mengunjunginya. Aku ingin mengetahui kebudayaan Inggris itu seperti apa. Kebiasaan orang-orang Inggris jaman dulu itu seperti apa. Tradisinya, adat istiadatnya sampai makanan-makanan tradisionalnya. Aku juga ingin tau sejarah berdirinya negara Inggris. Selain itu Inggris juga merupakan salah satu negara di Eropa dengan sistem pendidikan terbaik dunia dimana di Inggis terdapat beberapa universitas terbaik dunia. Aku juga ingin tahu bagaimana awalnya Inggris bisa menjadi negara maju seperti sekarang.
Nama: Nela Norhela
BalasHapusAkun Twitter/IG: @nelahela
Jawaban: Kalau bisa ke Negara manapun dgn Teknologi Virtual Reality, Aku sangat ingin pergi ke Jepang. Karena aku selalu tertarik dgn teknologi. Dan Jepang memiliki perkembangan teknologi yg sangat pesat. Banyak teknologi canggih berasal dari sana, terutama robot robot canggihnya. Bahkan, di beberapa film barat sering menyebut Jepang kalau sufah menyangkut soal teknologi, misalnya di film Transformer, atau film Real Steel, dan masih banyak lagi. Aku juga sangat ingin bisa mengenal kebudayaan Jepang, mulai dari bahasanya, baju baju tradisionalnya, tempat tempat uniknya, orang orangnya yg terkenal sangat sibuk, juga makanan makanan khasn, wah kalau ini sih, karena suka banget nonton anime Naruto, aku hampir ngiler kalau Naruto udah ngomongin tentang makanan, kan jadi pengen banget nyicipin langsung dari sananya. Hahaha ^^
Nama: Bety Kusumawardhani
BalasHapusTwitter: @bety_19930114
Jawaban: Aku akan pilih negara Korea Selatan alasannya budaya operasi plastik yg dianggap kontroversial di negara kita tetapi di sana justru menjadi hal wajar. Aku penasaran dan ingin bgt meneleliti pola pikir orang sana yg menurutku tidak percaya diri dengan penampilan fisik awal mereka. Mereka seperti sudah mematenkan kriteria cantik dan cakep versi mereka. Seringnya justru membuat bentuk dan rupa mereka dicetak serupa oleh si dokter bedah. Mereka tidak lagi berbeda, tetapi justru terlihat monochrome karena sama. Padahal meskipun penampilan fisiknya sempurna melalui jalan operasi plastik, tidak akan menjamin keturunannya mempunyai paras yg sempurna juga. Aku juga heran, kenapa wajah asli orang Korea Selatan itu berbentuk kotak, baik cewek maupun cowok.