Judul Buku : His Last Bow : Salam Terakhir Sherlock Holmes
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Alih Bahasa : Daisy Dianasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesembilan : November 2010
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-979-22-3751-1
Bagi pecinta
serial Detektif, tentunya tidak akan asing dengan Sherlock Holmes. Tokoh yang
dibuat Conan Doyle ini setahu saya masih memegang ketenaran pertama di jagad
buku atau ceirta perdetektifan. Selain karena keeksentrikannya, Holmes terkenal
karena keberhasilannya memecahkan kasus-kasus yang bisa dibilang sudah terlalu
pelik dihadapi pihak berwenang saat itu.
Buku ”His Last
Bow” ini terdiri dari 8 cerita pendek yang kesemuanya menceritakan
misteri-misteri yang dipecahkan Holmes. Ada Petualangan di Wisteria Lodge, Misteri
Kotak Kardus, Petualangan Lingkaran Merah, Kasus Pencurian Rancangan Kapal
Selam Bruce-Partington, dan Misteri hilangnya Lady Frances Carfax. Dua cerita
lainnya akan saya bahas di sini ya...
Cerita ketujuh adalah
cerita favorit saya yang berjudul Petualangan Detektif yang Sekarat. Apa yang
ada di pikiran Anda karena judul tersebut? Bila Anda mengira Sherock Holmes
sedang sekarat saat mengerjakan kasus ini, ya, berarti Kesimpulan Anda benar.
Tiga hari dia tak turun dari tempat tidur, bahkan juga tidak makan dan minum
sampai-sampai Mrs. Hudson, Sang Pemilik Rumah yang disewa Holmes memanggil Dr.
Watson untuk memeriksa kesehatan Holmes. Setahu Nyonya pemilik rumah tersebut,
Holmes memang sedang menyelidiki kasus yang berkaitan dengan Demam Sumatra,
atau lazimnya disebut Tapanuli Fever. Kemungkinan besar, Sherlock juga
terjangkit penyakit yang sama.
Seperti yang kita
tahu betapa keras kepalanya Sherlock, bahkan saat sekarat pun dia masih sibuk
menyelidiki kasus. Ketika Watson hendak memeriksa Sherlock, dengan segera
Sherlock menolak, dengan alasan penyakit ini amat sangat mudah menular. Yang
ada malah Si Watson ini diperalat Sherlock untuk membantu Sherlock menyelidiki
kasus yang ia kerjakan. Lalu dapatkah Sherlock sembuh dan menyelesaikan
kasusnya? Tentu saja bagi pembaca yang teliti dan awas, pasti tahu bagaimana
cara Sherlock menyelesaikan kasus ini akhirnya.
Cerita terakhir di
buku ini adalah cerita yang menjadi judul utama, His Last Bow. Panah terakhir
Sherlock Holmes. Diceritakan bahwa akhirnya Holmes berhenti menjadi detektif
dan tinggal di pertanian kecil di South Downs, bersama tawon tawon
peliharaannya. Karena sebuah kasus sangat penting, yang bahkan membuat Perdana
Menteri turun tangan langsung meminta bantuan dari Holmes, maka ia terpaksa
’turun gunung’ kembali mengerjakan kasus bersama Watson, sahabatnya.
Kasus ini
berhubungan dengan perang dan keselamatan Negara Inggris. Diketahui ada
mata-mata dari Jerman yang diam-diam mencuri berbagai data keamanan Negara
Inggris, Sherlock ditugaskan untuk menemukan siapa mata-mata tersebut dan
menangkapnya. Tentu saja dengan caranya yang unik, Sherlock dan Watson bekerja
sama mencari tahu siapa tersangka berbahaya tersebut. Sebuah cerita yang seru
tapi ada juga bagian yang lucu. :D
Secara keseluruhan
saya menyukai cerita-cerita di dalam buku ini, masing-masing cerita memiliki
keistimewaan dan kemisteriusannya sendiri. Seperti biasa kesemua cerita
diceritakan dari sudut pandang Dr. Watson, sahabat setia Sherlock Holmes. Nah,
si Watson ini menurut saya adalah orang yang unik. Pria yang memiliki nama
lengkap John H. Watson ini bertemu pertama kali dengan Sherlock Holmes ketika
akan menyewa bersama sebuah flat di 221B Baker Street (dalam kisah Holmes
berjudul A Study in Scarlet), keeksentrikan dan kejeniusan Holmes membuat Dr.
Watson penasaran dan anehnya malah bersahabat dengan Detektif tersebut.
|
Dr. Watson dalam Serial BBC |
Dr. Watson,
seperti biasa adalah seorang yang saya yakin banyak orang lain yang mau jadi
sahabatnya. Bagaimana tidak, dalam kisah-kisah di buku ini ditekankan dengan jelas
bahwa Watson adalah seorang sahabat yang sabar, mungkin karena sudah
berpengalaman menghadapi Holmes yang penuh misteri, makanya ketika Watson
penasaran (dalam hal ini adalah tentang kasus yg ditangani Holmes), ia memilih
tetap diam saja mengendapkan rasa penasarannya. Hebat ya? Dia nggak
nanya yang macem macem atau sok cerewet kepada Holmes. Yang ia yakini, suatu
hari nanti Holmes pasti akan menceritakan detail apa saja yang teramati Holmes
tapi terlewat oleh Watson.
Watson juga selalu siap sedia ketika dimintai saran atau
pendapat tentang suatu kejadian yang memerlukan pengamatan medis. Cerita yang
dibawakannya (Conan Doyle menceritakan kisah Holmes dari sudut pandang Dr.
Watson) pun penuh detil sehingga membuat pembaca serasa ikut menyelami kejadian
tersebut bersama dia dan Holmes berbarengan.
|
Sherlock dalam serial BBC |
Berbalikan dengan sifat Watson yang penyabar, Holmes lebih
sering diidentikkan dengan sifat keras kepala, nggak sabaran, dan sarkastis.
Tetapi dibalik keegoannya tersebut,
sebenarnya Holmes adalah seorang yang lembut dan sayang sekali dengan orang
terdekatnya, yang ditampilkan dalam beberapa bagian dalam cerita di buku ini.
Keduanya memang berbeda, tetapi toh perbedaan itu malah membuat cerita Sherlock
lebih hidup. Meski kadang sering monoton juga sih, pasti adaaa aja adegan di
mana Si Watson ini secara tidak langsung diperalat atau di’bully’ sama Si
Sherlock :p
Cover bukunya
sederhana, sampai-sampai waktu menemukan buku ini saya sempat nggak yakin kalau
ini buku seri Sherlock Holmes beneran. Tapi Covernya terlalu gelap dan suram,
sehingga ketika pembaca membaca ceita di dalamnya, ikut-ikutan merasa suram
juga. Semoga kalau diterbitkan ulang, akan muncul dengan warna yang lebih
ngejreng tapi tidak terlalu ramai, karena toh Sherlock bukan pecinta keramaian.
*salahfokus. Terjemahannya terkadang kurang smooth, nah, selain itu ada kata
’Tut’ yang sering muncul (ini terjemahan atau bukan ya?) yang menurut saya
kurang pas sama adegan yang terjadi.
Saya memang
memiliki kesukaan terhadap cerita detektif , terutama pada seri Sherlock
Holmes. Sebenarnya dulu sempat membaca beberapa serinya, tetapi karena sudah
lama, jadinya malah lupa. Maka event @bacaklasik dan Gramedia ini menjadi titik
awal saya untuk kembali membaca dan mengoleksi semua buku-buku serial Sherlock
Holmes.
Ada beberapa kutipan yang saya suka
Ternyata tetap saja ada misteri besar dalam hidup ini yang tak bisa dijelaskan nalar manusia - Hal.97
Apa yang fantastis itu kok gampang sekali menjadi mengerikan - Hal.60
Jadi, 4 bintang untuk His Last Bow. Buat Penggemar serial detektif, saya sarankan
harus punya buku ini!