Penulis : Yusi Avianto Pareanom
Cetakan Pertama : Juni 2023
Tebal : 348 halaman, paperback
Penerbit : Banana
Cinta tidak perlu kucari, bocah. Cinta tidak pernah pergi, ia selalu dalam diriku
Cerita ini dimulai sebagai flashback ketika Loki Tua mengenang cinta yang pernah menetap di hatinya. Perjalanannya mengembara dimulai setelah ia meninggalkan kedua orang tuanya dan asal ikut kapal berlayar. Yang penting ia segera mengenyahkan diri dari pulau tempat tinggalnya tersebut sebelum Sang Raja berubah pikiran setelah Loki Tua memasak hewan piaraan kesayangan Raja. Celakanya, kapal yang ia tumpangi tersebut adalah kapal para budak, meski ia sendiri sebenarnya bukanlah budak belian tetapi ia tetap diperlakukan sama dengan budak lainnya.
Setelah terlepas dari kapal, ia dan seorang budak lainnya dibeli oleh keluarga pangeran Kiram Pahala. nasibnya mujur di sini ketika kemudian ia bertemu dengan cinta pertamanya, Hokulani. Sialnya, Loki Tua terperangkap dalam buruknya perang saudara dan memaksanya untuk meninggalkan kekasihnya tersebut. Loki Tua kembali mengembara ke berbagai tempat. Ia tinggal di tepi hutan sampai bertemu juru masak handal yang mengajaknya bekerja di rumah makan. Sayangnya karena tampang Loki Tua tidak meyakinkan dan dia terlihat berbeda dengan penduduk asli, ia tidak pernah diizinkan menunjukkan keahliannya memasak.
Kisahnya terus berlanjut sampai berakhir di perjumpaannya dengan Sungu Lembu serta Raden Mandasia. Terjebak di berbagai pertarungan, petualangan serta hampir mati membuat Loki Tua menjadi sosok yang bijak dan waspada. Di setiap persinggahannya, selalu ada masakan yang ia masak dan tidak semuanya terasa enak. Ia tidak angkuh bahkan cenderung merendah diri dan mau belajar hal-hal baru. Selain yang berkaitan dengan masak-memasak, ia juga belajar berbahasa, bahkan mengenal aksara dan belajar menuliskannya.
Membaca petualangan Loki sungguh menyenangkan, meski sebagian besar kisahnya sebenernya berupa penderitaan yang ia alami XD Tapi melihat bagaimana juru masak ini mampu mengolah bahan sederhana menjadi masakan yang membuat saya terbayang bayang kayak apa bentuknya, wanginya, rasanya, maka tiap halamannya membuat saya lapar sekaligus kenyang. Loki Tua digambarkan sebagai sosok yang spesial, tetapi ia juga punya kesalahan dan tidaklah sempurna. Ia dan karakter lainnya terasa hidup karena bukan tak bercela tetapi ada satu dua hal yang menjadikan mereka berkesan di mata pembaca.
Perjalanan Loki Tua juga dengan cerdas dikaitkan dengan sejarah-sejarah yang pernah kita dengar atau pernah kita ketahui meski tidak disebutkan dengan jelas. Diceritakan dengan sentuhan humor dan petuah di sana-sini membuat saya benar-benar merasa seru banget baca buku ini. Sayangnya setiap awal akan ada akhir, jadi ketika sampai di halaman paling ujung, saya sedih harus berpisah dengan si Loki Tua. Mungkin lain kali akan saya baca lagi sekaligus mengulang membaca Raden Mandasia :)
Be First to Post Comment !
Posting Komentar