Judul buku : The Shark Caller - Sang Pemanggil Hiu
Penulis : Zillah Bethell
Ilustrator : Saara Katariina Söderlund
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun terbit : 2022
Tebal : 320 halaman, baca di Gramedia Digital
ISBN : 978-623-04-0753-6
Yang hidup harus didahulukan daripada yang mati
Blue Wing kesal sekali kepada Siringen karena lelaki tua ini benar benar tidak mau memberi kesempatan Blue Wing untuk belajar menjadi Pemanggil Hiu. Siringen adalah satu-satunya Pemanggil Hiu di desa tersebut, Blue Wing tinggal bersamanya semenjak orang tua Blue Wing meninggal dunia dua tahun lalu.
Suatu hari, seorang peneliti dari Amerika bersama anaknya pindah ke desa tempat Blue Wing tinggal. Siringen ditugaskan untuk membantu si peneliti yang bernama Mr. Hamelin untuk mencari karang karang di lautan di sekitar pulau. Maple, anak perempuan Mr. Hamelin, akan ditemani Blue Wing berkeliling desa dan menghabiskan hari.
Tentu saja Blue Wing kesal, ia tidak mau "mengasuh" anak kota yang terlihat tidak suka tinggal di pulau itu. Tapi lama kelamaan dengan dukungan Singiren, Blue Wing mulai memahami Maple. Mereka berdua ternyata sama sama pernah kehilangan. Blue Wing kehilangan orang tuanya, sedangkan Maple kehilangan ibunya.
Usut punya usut, Blue Wing ingin belajar memanggil hiu karena ia punya dendam yang lama dipendam. Sedangkan Mr. Hamelin, punya rahasia yang ia sembunyikan dari Maple dan orang-orang. Nah, bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Sebenarnya buku ini telah saya timbun cukup lama sebelum benar-benar saya baca akhirnya. Waktu itu saya tertarik buat nimbun tentu saja karena promosi seorang kawan di twitter dan karena covernya yang cantik, alhasil makin tertariklah saya. Beberapa hari yang lalu, kawan saya yang lain juga merekomendasikan untuk baca buku ini lalu pikir saya okelah saya baca deh. Ternyata saya menyesal, menyesal karena kenapa ngga kemaren kemaren saya baca ceritanya.
Ada beberapa hal di buku ini yang membuat saya terkesan. Pertama covernya, lalu latar ceritanya di Papua Nugini, lalu salah satu tokohnya adalah seorang Pemanggil Hiu, lalu plot twistnya yang meski sudah bisa ditebak oleh kita pembaca tetap saja membuat mewek di endingnya.
Meski ini untuk middle grade dengan tokoh utama anak anak di awal usia belasan, tetapi tema yang diungkit sebenarnya ngga ada batas usia. Tentang kehilangan dan melepaskan, juga rasa bersalah yang seringkali melekat di pundak orang-orang yang ditinggalkan.
Saya suka bagaimana tokoh Blue Wing diceritakan dengan emosi yang yah layaknya bocah belasan tahun. Ia marah dan lebih senang menyendiri, ia tidak suka bermanis manis dengan orang lain dan ia memendam duka yang dalam atas kematian orang tuanya. Ia ingin membalas dendam karena beranggapan itu dapat melegakan perasaan kehilangannya. Hal yang menurut saya lumrah dirasakan siapapun. Ia tidak sempurna, tetapi seiring jalannya cerita, ia menerima teguran, ia menerima cinta dan perhatian dan kasih sayang yang membuat karakter tokohnya berkembang.
Dan meski saya kecewa karena berasa ceritanya kurang banyak, tetap saja saya puas dengan endingnya.
Menurutku harapan sangatlah penting. Bahkan saat sesuatu tidak nyata, harapanlah yang membuat orang tetap hidup
Be First to Post Comment !
Posting Komentar