Judul Buku : Of Bees and Mist (Kabut Masa Lalu)
Penulis : Erick Setiawan
Penerjemah : Fransiska M.
Tebal : 572 halaman
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
ISBN : 978-979-780-466-4
Apapun yang kau lakukan, jangan ulangi semua kesalahanku
Di umur enam belas tahun, Meridia bertemu dengan Daniel di festival orang Mati. Pertemuan yang berkesan itu kemudian membawa hubungan mereka ke tahap yang lebih serius. Meski orang tua Meridia kurang setuju, tetapi pernikahan itu tetap diselenggarakan berkat kegigihan Meridia dan keras kepalanya.
Setelah menikah, Meridia pindah dari rumahnya di jalan Monarch ke rumah Daniel di jalan Orchard dengan penuh harapan. Awalnya semua terasa menyenangkan, suasana baru yang berbeda dari rumah lamanya. Dua adik ipar, mertua yang selalu ramai dan senang mengajak Meridia melakukan hal-hal baru seperti berbelanja di pasar, belajar memasak dan menyiapkan makanan, dan hal-hal lainnya yang membuat Meridia bersemangat.
Lama kelamaan Meridia menemukan hal-hal ganjil tentang ibu mertuanya, Eva. Terkadang ia melihat bagaimana tajam dan manis perkataan Eva jika sedang menjelek-jelekan orang lain. Meridia melihat lebah-lebah keluar dari mulut Eva dan berkerumun di telinga dan bagian tubuh orang yang sedang dihasut Eva.
Yang lebih parah, Eva kemudian menghasut Daniel atas Meridia. Tak cukup sampai di situ, orang tua Meridia juga menghadapi puncak kemarahan mereka sendiri terutama setelah belasan tahun tak saling bicara meski tinggal dalam atap yang sama. Bagaimana Meridia mampu bersikap waras di antara semua hal tersebut?
Saya udah lama punya novel ini, hanya ingat kalau ceritanya bertema fantasi tapi kemudian surprise juga karena isinya perseteruan ala rumah tangga. Makanya saya terkesan sekali sama buku ini. Biasanya, novel rumah tangga diceritakan ala ala metropop atau romance berbunga bunga atau thriller bunuh bunuhan. Kali ini digabung dengan fantasi jadi bikin suasananya beda. Ada kabut yang melingkupi rumah Meridia bertahun-tahun, ada lebah yang berdengung tak henti keluar dari mulut Eva.
Penokohannya juga digali dengan dalam dan dibuat berkembang seiring dengan cerita. Meridia contohnya, tokoh yang awalnya seorang remaja belasan tahun yang penuh rasa ingin tahu berkembang menjadi wanita mandiri dan berani. Ia menentang Eva sejak perseteruannya yang pertama, mula mula secara diam-diam tapi kelamaan makin terang-terangan. Meski ada banyak tokoh dalam cerita, tapi tidak susah untuk diingat karena masing masing punya karakter yang menonjol.
Udah gitu ada banyak banget konflik yang relate sama kehidupan nyata, seperti mertua yang bajingan, ipar yang kejam, orang tua yang hampir bercerai, serta persengketaan lainnya termasuk urusan harta. Jika ada kekurangan buat saya lebih ke editorial, seperti huruf yang kecil dan beberapa typo, tapi secara keseluruhan saya puas sih sama buku ini.
Erick Setiawan pindah dari Indonesia ke US saat usianya 16 tahun. Novel Of Bees and Mist adalah novel ketiga yang ia tulis yang melejit melampaui perkiraannya. Berdasar wawancaranya di beberapa sumber yang saya baca, ia menggali karakter tokoh-tokohnya dari keluarganya. Bagaimana caranya menokohkan Eva dan Gabriel, juga bagaimana ia adalah Noah yang mengetahui sendiri konflik antara ibunya dan nenek dari pihak ayah (seperti Meridia dan Eva).
Satu kutipan dari wawancara Erick yang berkesan buat saya mengenai cara dia menokohkan baik protagonis ataupun antagonis dalam novelnya,
They may be deeply flawed or deeply unpleasant, but if you as the author can put yourself in their shoes, then your readers will also feel a connection to them. It does not excuse their bad behavior, but it sheds some light on their innermost workings, and hopefully we can learn a thing or two from their mistakes.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar