Judul buku : The Hollow Boy –
Pemuda Berongga
Penulis : Jonathan Stroud
Penerjemah : Poppy D Chusfani
Editor : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan pertama : 2016
Tebal : 440 halaman, baca di
Scoop
ISBN : 978-603-03-2803-4
Tidak ada yang bisa memisahkanku
darimu. Tidak ada, dalam kehidupan maupun kematian
Sebuah wabah hantu mendera
Chelsea. Kota besar itu seketika lumpuh dari kegiatan, semua orang diungsikan,
petugas DEPRAC mengerahkan hampir seluruh pasukan pengusir hantu ke sana. Tentu
saja kecuali Lockwood & co., yang masih sibuk mengatasi hantu-hantu yang
berkeliaran di rumah rumah warga.
Saking sibuknya, Lockwood dan
kawan kawannya kehilangan banyak waktu untuk membasmi hantu bersama sama.
Seringnya, mereka berpencar dan menyelesaikan pengusiran hantu sendiri sendiri.
Akibatnya selain rasa letih yang ngga habis habis, pekerjaan rumah menumpuk,
mereka sering terlibat pertengkaran karena masalah sepele.
Sampai Lockwood memutuskan untuk mempekerjakan
seorang asisten untuk mengurusi rumah mereka. Holly, adalah seorang gadis yang
rapi, telaten dan bertanggung jawab. Sebelumnya, Ia pernah bekerja dengan
agensi pemburu hantu, bahkan ia sendiri juga pernah menjalani pelatihan agen.
Tentu saja seperti yang diperkirakan, semua pekerjaan Lockwood & co menjadi
lebih teratur dan beres berkat kehadirannya. Lockwood dan George puas, tapi
tidak demikian dengan Lucy. Ia merasa sebal, kesal dengan tingkah laku Holly.
Apalagi Holly berhasil "membukakan pintu" untuk Lockwood & co ke
kasus utama DEPRAC di Chelsea.
Lalu apakah Lockwood dan kawan
kawannya berhasil membantu DEPRAC dalam menemukan sumber dari wabah hantu yang
besar di Chelsea? Apa hubungan Holly membaik bersama Lucy?
Ugh. Seharusnya saya tahu bahwa
menunda nunda membaca buku ini hanya bikin sakit hati saja. Kenapa ngga dari
dulu saya bacaaa. Tapi ya lumayan, seenggaknya sebelum ganti tahun, saya udah
kelar baca buku ini.
Oke, pertama kesan saya setelah
baca buku ini adalah, saya makin kangen Barty. Hahah, abisnya si tengkorak makin
lama kelakuan dan sinisnya sama kayak Barty. Huhuhu. Buat yang bingung Barty itu siapa, dia tokoh utama di novel seri lain yang dibuat Stroud, Bartimaeus nama lengkapnya.
Kesan kedua, sejujurnya saya
ngga terlalu suka sama endingnya. Terlalu girly. Saya kecewa sama tokoh Lucy
yang bertransformasi sedemikian rupa jadi ngga sangar lagi kayak di buku buku
sebelumnya #plaaak
Kesan ketiga, konflik utamanya
kurang nggreget. Atau mungkin karena memang bidikannya udah beda ya, selera
saya udah ngga muda lagi sepertinya T_T
Kesan tentang demitnya, huasyem.
Serem pol. Apalagi saya emang takut sama setan yang begituan. Merangkak
rangkak. Hih. Oh iya, ngomongin demit, di sini juga ada lanjutan cerita tentang
kamar misteri di rumah Lockwood yang pernah diceritakan di buku sebelumnya.
Untuk tokoh istimewa, tetep lah
ya si tengkorak super bawel juaranya. Pluus George, sidekick yang makin
menunjukkan kemampuannya menelaah kasus di buku ini.
Sebenernya di awal cerita saya
sempat agak ngerasa bosen gitu sih. Alurnya lambat, ngga terlalu bikin
penasaran. Setelah pertengahan buku, baru deh kerasa serunya. Misterinya. Nebak
nebak kulit manggis gitu, jangan jangan begini jangan jangan begitu. Jangan
jangan musuhnya si ini, jangan jangan ada hubungannya sama si dia. Nah kalau
yang bagian ini sih nggak terjawab karena seperti buku buku Stroud sebelumnya,
selalu ada misteri di akhir cerita.
Kamu belum baca? Gih baca,
keburu terbit buku lanjutannya loh. Makin banyak yang ketimbun nanti. :p
Be First to Post Comment !
Posting Komentar