Judul Buku : The Girl on Paper
Penulis : Guillaume Musso
Penerjemah : Yudith Listiandri
Penerbit : Spring
Cetakan pertama : September 2016
Tebal : 448 halaman, paperback
ISBN : 978-602-74322-4-6
Kurasa itulah makna semua cinta
pada akhirnya : keinginan untuk mengalami semua hal bersama-sama, belajar dari
perbedaan satu sama lain.
Setelah
beberapa bulan terakhir berada di puncak kejayaan karir menulisnya, kali ini
Tom Boyd benar-benar terjerumus ke dalam masalah besar. Semenjak putus dengan
Aurore -seorang pianis wanita yang menolak lamarannya- perlahan-lahan Tom
mengalami depresi dan kehancuran karir. Ia tidak mau menulis lagi meskipun
kontrak dengan penerbit menunjukkan bahwa Tom masih berutang satu buku lagi
untuk diterbitkan. Tom mulai mengonsumsi obat-obatan penenang, tak mau keluar
rumah apalagi bertemu dengan orang lain. Ia sibuk mengurung dan mengasihani
dirinya sendiri di dalam rumahnya yang megah.
Di saat
terpuruk itu, seorang gadis muncul di teras rumahnya dan memperkenalkan diri
sebagai Billie Donelly, tokoh utama dalam novel berseri yang ditulis Tom. Tentu
saja Tom tak percaya, bagaimana bisa seorang tokoh fiksi menjadi seorang
manusia nyata? Tapi setelah menanyakan berbagai macam hal, termasuk
rahasia-rahasia terkecil tokohnya yang belum dibagikan kepada pembaca, Tom
mulai merasa tak nyaman. Gadis yang mengaku sebagai Billie itu berhasil
menjawab semua pertanyaannya dengan tepat.
Billie
bercerita bahwa ia terjatuh dari novel Tom yang salah cetak. Ada seratus ribu
kopi novel yang tercetak hanya sampai pertengahan buku dan berhenti di kalimat
berikut.
“Kumohon,
Jack, jangan pergi seperti ini.”
…..
…..
“Kumohon!”
seru gadis itu, jatuh
Billie
mengaku karena halaman yang tak terselesaikan itulah ia terjatuh dari dunia
fiksinya. Dan satu-satunya cara untuk mengembalikannya ke dunia fiksi adalah
terbitnya buku ketiga, di mana kisah tentang Billie berlanjut sebagai tokoh
utamanya.
Setelah
Billie membantu Tom melarikan diri dari psikiater, sebuah kesepakatan dibuat. Tom akan
menyelesaikan naskah untuk buku ketiganya sementara Billie akan membantunya
mendapatkan Aurore kembali. Tapi berhasilkah mereka? Apakah Tom benar-benar
akan membantu Billie?
Saat
pertama mengetahui bahwa Spring menerbitkan buku ini, saya amat terkejut
sekaligus senang! Soalnya, saya nggak ngira kalau Spring bakal melirik novel
Prancis juga, secara akhir-akhir ini kebanyakan novel dari Amerika yang diterjemahkan.
Novel ini
selesai saya baca dalam dua hari saja. Selain
alurnya yang cepat dan bikin penasaran, saya suka dengan karakter Billie dalam
cerita. Billie adalah seorang wanita yang tangguh dan keras kepala. Tekadnya
kuat dan ia cerdas dalam mengambil sebuah keputusan. Billie juga seorang
pendengar yang baik, juga seorang pemberi komentar yang jujur dan ceplas
ceplos. Selain itu, ia juga seorang gadis yang periang dan pendukung yang baik.
Sepertinya
sosok yang sempurna kan? Tapi si Billie ini sebenarnya diceritakan menghadapi
hal yang sengsara dalam novel-novel Tom yang telah terbit. Billie jatuh cinta
kepada seorang lelaki yang telah berkeluarga, Billie menghabiskan waktunya
sebagai perawat dan berhubungan setiap hari dengan mereka yang kesakitan dan
depresi. Singkatnya, di dalam cerita Tom, Billie memiliki hidup yang menderita.
Selain Tom
dan Billie, novel ini juga menceritakan kisah Carole dan Milo, dua sahabat Tom
sejak kecil ketika mereka bersama-sama hidup miskin, dikelikingi oleh
pertengkaran antarkelompok setiap hari juga memiliki keluarga yang tak
memberikan cinta. Carole dan Milo tak memiliki karakter yang luar biasa, Milo
digambarkan sebagai sosok sahabat yang berwatak playboy dan Carole adalah
polisi wanita yang berdedikasi terhadap sahabatnya. Kedua tokoh ini ikut
memberi warna petualangan dalam novel The Girl on Paper, terutama ketika
keduanya harus menemukan buku Tom yang hilang.
Sebagai
seorang pembaca, adalah hal yang membahagiakan dapat membaca buku yang menceritakan
kisah seorang penulis dan tokoh yang ia ciptakan. Jarang-jarang nemu buku kayak
gini kan? Apa yang saya bayangkan sepertinya juga sama seperti Musso, bahwa
ketika tokoh fiksi keluar dari dalam cerita dan menjadi nyata, ia akan
mengungkapkan berbagai kekesalannya kepada si penulis XD
Hal yang
menarik lainnya dari buku ini adalah tentang kalimat-kalimat manis yang ada
dalam cerita. Nggak nggombal sih, karena bukan itu tujuan kalimatnya. Terus ada
humor-humor ringan juga dalam buku, yang membuat saya cengar-cengir sendiri
saat membacanya.
Pada
akhirnya, saya menyukai buku ini karena mengajarkan tentang cinta,
persahabatan, serta rasa memiliki. Juga tentang hubungan antara penulis-tokoh
fiksi-pembaca yang tercipta dalam setiap karya cerita. Seperti yang disebutkan
oleh Voltaire, “Buku-buku yang paling berguna adalah buku-buku yang para
pembacanya mengarang setengahnya.” Bahwa sebuah buku akan menjadi buku yang
sebenarnya setelah ia dibaca dan memiliki hubungan dengan pembaca.
Tokoh-tokohnya akan selalu hidup di benak dan hati mereka meski cerita tersebut
telah berakhir.
Penasaran
pingin baca novel ini juga? Simak Giveawaynya di sini ya :
Idenya unik dan langka, bikin penasaran :) :)
BalasHapusSebenernya ngga kebayang saat tiba-tiba Billie ada dihadapan Tom,kaget banget kali ya. Cerita ini unik,dan sepertinya ngga bosenin,setiap saya baca review ratingnya rata2 diatas 4 dari 5. Whish list aku nih,bisa ngga ya nangkring di rak buku jadi koleksi??😊
BalasHapusIni adalah novel pertama yang aku tahu menceritakan kisah penulis dan tokoh rekaannya. Sebelumnya baru namatin nonton drama W, dan jadi penasaran apakah perbedaan novel ini dan drama W. Apalagi di blog sebelah bilang ini bukan novel fantasi. Padahal sejak baca review dan blurb sudah berpikir ini fantasi...jadi bingung kan? :D
BalasHapusPenasaran dengan perjalanan Tom dan Billie jadinya.
kyaa wish list kuuu, masih dengan review bagus dan selalu bagus. jadi semakin penasaran 😍
BalasHapus