Judul Buku
: Truly Madly Guilty
Penulis : Liane
Moriarty
Cetakan
pertama : Juli 2016
Tebal : 416
halaman
Well,
that’s called being married. You’re always blaming each other for something
Hari itu
adalah Minggu yang indah. Seharusnya begitu, apalagi dengan adanya undangan
barbeque di rumah tetangga. Tiga pasang suami isteri (Clementine-Sam,
Erika-Oliver dan Tiffany-Vid), tiga anak-anak, satu ekor anjing. Halaman
belakang yang mewah, luas, indah, makanan yang lezat, musik yang membangkitkan
semangat. Semuanya begitu sempurna sampai sebuah tragedi terjadi.
Saat menerima undangan Barbeque dari Vid, Erika tak mampu menolak meskipun Vid juga memintanya untuk mengajak keluarga Clementine dan Sam untuk datang bersama. Seharusnya itu menjadi sebuah hari biasa, dengan undangan makan biasa dari tetangga yang juga biasa-biasa saja.
Tetapi sebenarnya hari itu adalah hari yang berat bagi mereka. Clementine sedang tertekan karena ia belum mempersiapkan diri untuk audisi Cellois yang akan ia ikuti beberapa bulan lagi. Erika dan Oliver sedang mengumpulkan keberanian untuk mengambil sebuah keputusan yang akan berpengaruh terhadap pernikahan mereka. Sedangkan Tiffany sedang was-was berharap yang terbaik bagi Dakota karena gadis itu akan pindah ke sekolah baru dalam waktu dekat.
Tentu saja tidak ada yang tahu akankah semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Karena setelah tragedi itu terjadi, semua orang mulai berubah. Masing-masing menyalahkan diri sendiri, mereka saling menghindar untuk bertemu atau berbicara satu sama lain, dan pernikahan mereka tak pernah sama lagi.
Penasaran donk, Apa sih yang sebenarnya terjadi?
What if we
just hadn’t gone to the barbeque? Do you ever think about that?
Seperti buku-buku Liane lainnya, alur di Truly Madly Guilty ini juga lelet. Tapi tetap saja, dengan endingnya yang 'nendang', buku ini benar-benar bisa membuat saya susah untuk berhenti membaca.
Diceritakan dalam dua alur yang bergantian, pembaca akan diajak kilas balik pada saat sebelum-saat-dan setelah acara barbeque terjadi. Alur kedua yang diceritakan adalah dua bulan setelah acara barbeque tadi. Tapi kedua alur ini diceritakan sejalan dan berkaitan satu sama lain. Jadi bergantian diceritakan tetapi juga beriringan, nggak balapan cepet-cepetan gitu. Bahkan hingga detil sekecil apapun.Misalnya saat Erika menemukan tas milik Holly di rumahnya, maka bab berikutnya akan flashback apa yang terjadi dua bulan lalu yang berhubungan dengan Holly.
Selain karena cara bercerita yang apik, pembaca juga dibuat penasaran sama tragedi yang menjadi pokok misteri cerita. Apa sih sebenarnya yang terjadi saat itu. Lalu banyaknya hubungan yang muncul sedikit demi sedikit mulai membuat pembaca menebak-nebak berbagai kemungkinan tragedi yang terjadi. Ya tapi kalau saya mah tetap saja salah tebak. Terus seakan nggak cukup dengan itu, masih ada lagi misteri di dalam cerita yang berhubungan dengan hilang ingatan dan kematian seseorang.
Waktu di awal cerita, Erika yang terkena black out ini mengingatkan saya dengan The Girl on the Train. Jangan-jangan sama, gitu. Tapi untungnya beda. Mungkin karena Liane lebih terampil dalam menceritakan kisah pernikahan dan keluarga. Unsur ini yang secara dominan ada di dalam buku-buku karyanya.
Meski ada enam orang dewasa, saya lebih tertarik pada karakter para istri/wanitanya.
Tiffany, istri Vid yang menjadi tuan rumah acara barbeque, adalah seorang wanita yang cantik, seksi, bersemangat dan ceria. Tif tipe wanita yang cuek tetapi selalu fokus dalam menghadapi suatu hal. Ia pandai mencairkan suasana yang tegang, perangainya yang ramah juga membuat banyak orang menyukainya.
Erika, tetangga Tiffany, adalah wanita yang cerdas tetapi tidak supel dalam bergaul. Ia memiliki masa lalu yang cukup berat berhubungan dengan ibunya. Erika merupakan wanita yang tampak percaya diri di luar namun sering rapuh di dalam. Bahkan secara rutin ia mengunjungi psikolog karena ia sadar jiwanya tidak stabil.
Clementine, sahabat karib Erika, turut datang di pesta barbeque bersama suami dan dua anaknya. Clementine adalah seorang wanita yang sedang menghadapi krisis dalam pernikahannya. Selain krisis finansial, pernikahannya tak lagi mesra dan berwarna seperti dulu. Terlebih dengan dua anak kecil yang harus diurusnya, ia benar-benar membutuhkan sesuatu untuk menghidupkan kembali asmara dengan suaminya. Ada tekanan yang ia rasakan juga dari Ibunya yang perfeksionis dan sering membanding-bandingkannya dengan Erika. Pam -nama ibu Clementine- adalah idola Erika sejak kecil, sehingga hubungan Erika dan Pam amat akrab sampai-sampai Clementine merasa ibunya lebih menganggap Erika sebagai anaknya alih-alih Clementine sendiri.
Sebuah novel yang kompleks, membosankan di awal tapi bikin gregetan di akhir. Plot twist yang apik. Novel yang cantik. Buat pembaca karya-karya Liane, jelas harus membaca buku ini. Juga mereka yang suka dengan cerita-cerita tentang pernikahan, keluarga dan persahabatan.
Wah tetepnya alurnya lelet.. Tapi iya sih Liane Moriarty endingnya nendang dan itu yang bikin suka :D
BalasHapusBetuul, dia klo bikin ending selalu bikin gemeees
HapusBuku ini benar-benar wara-wiri di blog tetangga. Saya nggak paham soalnya mereka mereview pake bahasa inggris. Namun setelaah baca review ini, bukunya ternyata sangat bagus mengingat tema keluarga dan pernikahan yang kulik. Pasti banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dalam kisahnya. :)
BalasHapusbukunya seringkali penuh drama, cocoklah buat emak emak kaya sayaa XD
HapusBeli buku ini dimana ya mba kalo di indo
BalasHapusBisa di toko buku impor, periplus atau kinokuniya :)
Hapus