Judul Buku
: Rumah Hujan
Penulis :
Dewi Ria Utari
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
pertama : Mei 2016
Tebal : 256
halaman, paperback
ISBN : 9786020328997
Baca via scoop
Bahwa bisa
jadi semua yang terjadi di dunia ini seperti perulangan. Berputar putar di
sumbu yang sama.
Rumah Hujan
adalah sebutan bagi sebuah rumah joglo yang baru dibeli Dayu dan dijadikan
studionya. Dayu adalah seorang seniwati, dan menurutnya sebuah rumah joglo akan
makin menguatkan suasana yang ia perlukan dalam menghasilkan sebuah karya
lukis. Rumah itu dibeli dengan perantara seorang sahabatnya –Nilam- , yang pada
awalnya ingin membeli untuk dirinya sendiri.
Sebenarnya
rumah tersebut berencana dirobohkan oleh pemiliknya sebab sejak dulu, ada
kenangan yang tidak menyenangkan tentang penghuni rumah Hujan. Rumah itu dulu
dihuni oleh seorang wanita bernama Narpati beserta budenya. Mereka berdua
disegani oleh penduduk sekitar karena kemampuan mistis yang dimiliki.
Nah, yang
tidak diketahui orang adalah bahwa arwah Narpati terikat dengan rumah hujan.
Sehingga ketika Dayu memindahkan rumah itu ke belakang rumahnya, ia juga
mendapatkan Narpati masuk ke dalam hidupnya. Yeah. Beli satu dapat dua. Bonus lah.
Narpati
diam-diam mulai mengincar Dayu karena merasa memiliki kesamaan antara mereka
berdua. Kehidupan percintaan yang menyedihkan, ditinggalkan orang tua, serta
hidup dalam kesendirian membuat Narpati gencar mendekati Dayu dalam rangka
mewujudkan misinya untuk menguasai bumi membalas dendam yang sudah lama
dipendam.
Jadi, si
Narpati ini dulu pernah menikah dengan seorang pria yang juga mencintainya,
meski Narpati menjadi istri kedua. Suatu hari, si pria ini meninggal dunia. Narpati
kemudian datang ke rumah istri pertama dengan tujuan untuk melihat sang suami
terakhir kalinya. Tapi malangnya, si istri pertama melarang Narpati untuk masuk
ke dalam rumah.
Nah, karena
itu kemudian Narpati murka dan menyumpahi si isteri pertama beserta
keturunannya. Dayu kelak dipergunakan untuk membalaskan dendam yang sudah lama
tersebut.
Ceritanya
sih lumayan, sayang terlalu berbelit-belit dan alurnya berantakan. Suasana
mistisnya terasa sih, tapi tidak terbangun dengan baik. Demikian pula dengan
konfliknya. Konflik percintaan di dalam buku ini juga ga nendang. Yang oke itu
cara berbahasanya, lumayanlah. Duh kalau memang ini berawal dari sebuah cerpen,
saya lebih penasaran dalam membaca cerpennya. Sebab lima cerpen yang ada di
dalam buku ini, saya akui lebih terasa thrillnya dan lebih nendang endingnya.
Dan typo di
dalam novelnya membuat saya bersungut-sungut saat membaca. Mulai dari salah
menyebut nama tokoh, sampai typo dalam kata, ngga banyak sih kayaknya paling
tiga atau empat. Tapi tetap saja mengganggu. Yang membuat saya bertahan membaca
buku ini adalah cara penulis menggunakan kalimat dalam bercerita, bagus dan romantis.
Indah dan mendayu. Yah, coba baca aja kalau penasaran. Saya sih masih penasaran
sama cerpen Rumah Hujannya. Di mana kira kira bisa saya dapatkan ya?
Judulnya menarik secara saya pecinta hujan! Tapi baca review mbak, hmm maybe next time saja ya beli
BalasHapusAhahah.. Covernya juga unyu ya mbaaak
Hapus