Berdasarkan data dari
perpustakaan nasional RI, di Indonesia ini ada sekitar 25 ribu perpustakaan di
seluruh Indonesia. Dari puluhan ribu perpustakaan itu, yang paling banyak
adalah perpustakaan sekolah, jumlahnya lebih dari 22 ribu. Padahal peminat baca
tak melulu anak sekolah ya. Terlebih jika perpustakaan isinya hanya buku buku
pelajaran, sedangkan minat baca menurut saya ngga bisa dipupuk dengan membaca
buku pelajaran doank.
Masih dari data yang sama, jumlah perpustakaan terbanyak di Indonesia ada di Jawa Barat. Nah, gimana dengan teman teman di luar Jawa. Apakah mereka pernah meminjam buku dari perpustakaan di daerah mereka?
Yovano (Gorontalo)
Ada 1 perpustakaan yang dikelola pemerintah. Nggak pernah main ke sana
karena kabarnya (iseng nanya sama bapak perpus
yang biasa datang ke kantorku) nggak ada novel, adanya buku-buku referensi.
Bapaknya udah nawarin mau bikinin kartu anggota, tapi belum saya iyain. Saya
butuhnya novel sih, Pak. Sama sedikit perhatian dan nafkah batin. *disumpal
kartu perpus*
Desty (Palopo)
Ada. Perpusda. Saya pernah minjam buku di sana. Buku-bukunya ngga
terawat, ngga ada terbitan baru. Novel-novelnya juga sedikit. Kayaknya
perpusdanya buat nyimpan arsip pemda aja.
Dhani (Jeneponto)
Kalau perpusda ada mbak, cuma belum pernah ke sana jadi belum tahu
jenis buku apa saja yang ada di sana. setahuku juga di sini ada komunitas
sepeda ontel yang berkeliling membawa buku.
Saya sendiri belum pernah ke
perpusda Solo semenjak pindah gedung kemarin. Kalau kata temen yang udah ke
sana sih koleksi novel fiksinya lumayan. Yah mungkin ada baiknya juga sesekali
kita main ke perpus daerah masing masing, dan kalau ternyata koleksi bukunya
apik, kita bisa share lewat blog, atau ajak teman main ke sana sehingga
makin banyak orang tahu apa sih isi perpustakaan itu.
Kalau harga buku cetak mahal,
perpustakaan tak meyakinkan, bagaimana dengan ebook? Harga ebook yang
pasti lebih murah daripada buku cetak tentu dapat menjadi alternatif lain untuk
membeli buku. Pun tak akan dibedakan di mana lokasi pembelinya, karena harga
ebook dipukul rata tanpa perlu penambahan ongkos transportasi dan lain lain.
Akhir akhir ini penggunaan ebook sepertinya mulai marak di Indonesia. Didukung dengan pengembangan teknologi yang super cepat, membaca ebook sekarang ini dapat dilakukan melalui ponsel ataupun tablet, tak melulu menggunakan laptop atau desktop computer.
Sejarah ebook komersial sendiri di Indonesia dimulai pada tahun 2009. Papataka merupakan toko ebook yang berdiri pertama kali di Indonesia. Digagas oleh tiga orang yang memang pencinta buku, Papataka menawarkan variasi yang banyak dan akses buku yang mudah bagi pembaca di Indonesia. Pada awalnya pihak penerbit masih belum terbiasa dengan ebook dan khawatir akan pembajakan, meski kemudian diyakinkan bahwa Papataka menggunakan DRM untuk mencegah adanya piracy. Sayangnya situs online ini tutup pada tahun 2013, mungkin karena perkembangan ebook di Indonesia berjalan lambat? Entahlah. Tapi sekarang ini masih ada banyak situs ebook store yang bisa kita akses seperti Scoop, Qbaca, Wayang Force, e-Rosda, atau Buqu Indonesia.
Lalu apakah teman teman kita di luar Jawa juga sering membeli ebook? Sebagian besar menjawab pernah membeli tetapi lebih memilih membaca menggunakan buku fisik. Sensasinya beda sih ya. X)
Azmi (Lombok)
Aku pribadi belum pernah beli ebook. Aku tipe pembaca yang nggak
terlalu suka baca ebook soalnya mataku cepet lelah.
Ira elvira (Padang)
Pertama kali beli ebook online waktu dapet voucher gratis dari scoop
(nggak ingat berapa nilai voucernya). Tapi mesti pasang aplikasi membacanya,
sedangkan aku udah pasang moon reader di android. Tapi demi diskonan dipasang
juga lah. Hahaha...Waktu itu agak kecewa dengan aplikasinya karena tulisannya
kecil-kecil bingits. Dan nggak bisa download di komputer.
Sesudahnya, demi kesejahteraan mataku, jadi males beli ebook di
sana. Terus aku nyoba beli di googleplay. Lagi-lagi mesti masang app ebook
reader yang kapasitasnya cukup besar dan menyiksa memory internal hp-ku.
Hiks..Tapi kemudian aku ketahui kalau ebooknya bisa dibaca dan didownload di
komputer. Sejak itu aku lebih suka beli ebook lewat googleplay, pembayarannya juga lebih mudah karena nggak perlu atm atau cc, cukup pake pulsa
hp saja :)
Fikriah (Makassar)
Pernah, tapi nggak sering. Palingan cuma kalau ada promo gitu belinya. Aku lebih
suka memilikinya dalam bentuk cetak, enak gitu dipandang kalau buka lemari buku
terus liat buku dari beberapa penulis favorit. Ada kesenangan tersendiri gitu
kalau lagi merawat, mengatur, menyusun buku. Terus kalau versi cetak juga bisa
dilengkapi sama tanda tangan penulis ~~
Gimana caranya Biar dapat buku murah di luar Jawa? (Publish besok)
Terakhir kali pinjem buku ke perpustakaan adalah pas zaman kuliah. Sekarang mau minjem buku ke perpus kok merasa berdosa sama timbunan di rumah ya. Kapan selesainya itu buku dibaca kalau masih minjam terus? Tapi, lebih baik ke perpus memang ketimbang ke mal, perpus sekarang juga sudah kekinian dan nyaman. Tapi, kadang Mirota Kampus memang lebih menggoda dengan diskon sirup rasa melonnya sih.
BalasHapus