Judul :
Career of Evil – Titian Kejahatan
Penulis :
Robert Galbraith
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 552
halaman, paperback
Cetakan
pertama : April 2016
ISBN : 9786020326368
Cormoran
kembali! Yeay! Tak perlu menunggu lama buat saya menghabiskan cerita di buku
ini.
Berawal dari sebuah paket mengejutkan yang diterima Robin di kantor, Cormoran mulai mencari cari siapa saja yang mungkin menjadi sang pelaku. Tentu saja tidak semua orang bisa dengan santainya mengirim tungkai wanita ke dalam paket donk ya, maka setelah pemikiran panjang, didapatkan empat nama.
Berawal dari sebuah paket mengejutkan yang diterima Robin di kantor, Cormoran mulai mencari cari siapa saja yang mungkin menjadi sang pelaku. Tentu saja tidak semua orang bisa dengan santainya mengirim tungkai wanita ke dalam paket donk ya, maka setelah pemikiran panjang, didapatkan empat nama.
Satu orang langsung dicurigai dan diburu oleh polisi sedangkan tiga lainnya terlupakan. Padahal setelah Cormoran amati, justru ketiga tersangka ini yang berpotensi melakukan pembunuhan sadis tersebut. Jadi begitulah awal mula Cormoran bergelut lagi dengan masa lalunya.
Ketiga tersangka ini adalah mereka yang menaruh dendam kepada Cormoran dan tidak segan segan menghabisi nyawa korbannya secara brutal untuk menyampaikan maksud mereka.
Tersangka pertama adalah Brockbank, yang lolos dari jeratan hukum meski ia telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak perempuannya. Tersangka kedua adalah Whittaker, ayah tiri Cormoran yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ibu kandung Cormoran. Tersangka ketiga adalah Donald Laing, masuk penjara karena Cormoran menjadi saksi yang memberatkannya saat Laing melakukan penyiksaan terhadap sang istri.
Kejayaan yang tadinya dinikmati Cormoran setelah berhasil menyelesaikan dua kasus (di dua buku sebelumnya) menjadi sia sia setelah adanya teror tungkai tersebut. Bersama Robin, Cormoran menyelidiki siapa sebenarnya yang mengirimkan teror tersebut.
Di sisi lain, kehidupan cinta Robin dan Cormoran juga sedang berjalan rumit. Robin yang hari pernikahannya hanya tinggal menghitung minggu, mulai menyadari perbedaan dan ketidak cocokkan besar terhadap calon suaminya. Ketegangan memuncak di antara mereka, apalagi ternyata Robin pernah mengalami trauma di masa lalunya. Yah, terungkap pula hal itu di buku ketiga ini. Sedangkan Cormoran sedang menjalin asmara dengan seorang wanita bersuami, yang yaa tentu saja dinomor sekiankan dari perburuannya atas para tersangka.
Rasanya
menyenangkan bisa menikmati kembali petualangan bersama Cormoran. Kelakuannya
masih seperti yang dulu, urakan, blak blakan, cuek, cerewet, tapi perhatian.
Joke jokenya ngga pernah membosankan untuk bikin pembaca senyam senyum bahkan
ngakak sendirian. Pengembangan ceritanya lumayan sih, tapi untuk kasus,
kayaknya saya lebih penasaran dan ketipu di buku kedua deh. Di buku ketiga ini
saya malah lebih tertarik sama Cormoran dan Robin. Duh kadang kesel juga sih
kenapa ga dijadiin pasangan aja gitu mereka. Tapi kalau jadi pasangan, serba
salah juga sih, jangan jangan nanti malah masalah rumah tangga dibawa bawa ke
kantor. padahal kan mereka partner.
Yah mungkin memang ada orang orang yang cocok jadi partner, sahabat, ketimbang yayang yayangan.
Ending buku ini beneran bikin emosi sekaligus teriak teriak ga nggenah. Hahahahahhahah. Kamfret memang. Mari kita tunggu buku berikutnya.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar