Judul Buku : Where They Found Her
Penulis : Kimberly McCreight
Tebal : 336 halaman
Penerbit : Harper
ISBN : 9780062225481
But it wasn’t easy to be someone’s mother when you’d never really had one of your own.
Molly mengalami depresi berat setelah
janin yang dikandungnya meninggal dunia sebelum sempat dilahirkan. Ia merasa
menjadi ibu yang tidak cukup baik karena hal tersebut. Sang suami, Justin,
memutuskan bahwa mereka sekeluarga (Justin, Molly dan Elle anak perempuan
mereka) lebih baik pindah ke kota lain dan memulai kehidupan baru di sana.
Di saat Molly sudah menemukan rutinitasnya sebagai karyawan surat kabar di Ridgedale, sebuah kasus kematian terjadi di lembah dekat universitas lokal. Sebagai wartawan, oleh atasannya ia diminta untuk membuat berita tentang peristiwa tersebut. Meliput dan mewawancarai satu dua orang yang mungkin dapat memberi tahu apa yang terjadi pada korban.
Kebetulan yang mengejutkan, mayat yang ditemukan tersebut ternyata adalah bayi perempuan. Kondisi fisik, penyebab kematian serta umur sang bayi masih diselidiki. Awalnya, pimpinan Molly khawatir karena ia tahu trauma yang pernah dihadapi Molly perihal bayi, tetapi Molly bersikeras untuk tetap memegang liputan kasus tersebut.
Sementara penyelidikan Molly berlangsung, melalui wawancara dengan Steve yang merupakan kepala polisi setempat, juga wawancara dengan pihak universitas, di lain pihak buku ini bercerita juga tentang wanita lain, Barbara.
Barbara adalah istri Steve dengan dua orang anak, Hannah dan Cole. Suatu hari, guru TK Cole memberitahu Barbara bahwa ada sesuatu yang berbeda pada kelakuan Cole. Anak itu menjadi lebih agresif, bahkan sampai menyakiti temannya. Sebagai seorang ibu, tentu saja naluri Barbara adalah membela anaknya, hal ini terus dilakukan sampai kemudian Cole mulai ketakutan terhadap sesuatu dan bertingkah tak wajar. Barbara mulai takut bahwa keluarga sempurna yang ia bangun selama ini pelan pelan akan runtuh, padahal Steve juga sedang sibuk dengan penyelidikannya dan Hannah bagi Barbara adalah seorang anak perempuan baik yang sudah sempurna, prestasinya memuaskan, ia rajin belajar dan ia akan segera melanjutkan pendidikannya ke universitas.
Tak cukup hanya dengan Molly serta Barbara, penulis masih mengisahkan wanita lain di buku ini, Sandy namanya. Sandy seorang gadis yang mengkhawatirkan ibunya, Jenna. Sudah berhari hari Jenna tidak pulang ke kamar kontrakan mereka, bahkan Jenna mengambil uang tabungan Sandy yang selama ini dikumpulkan.
Cerita ini makin rumit ketika tokoh tokohnya berhubungan satu sama lain. Saya sampai harus membuat catatan kecil untuk membuat saya mengingat apa saja hubungan di antara mereka. Maklum, saya agak lemah kalau harus mengingat banyak tokoh. Awalnya saya tidak berharap banyak sih terhadap buku ini, meski saya cukup menyukai Reconstructing Amelia, bukunya yang pertama kali saya baca. Eh ternyata saya juga suka sama buku ini.
Cara penulis mengembangkan karakter tokoh-tokohnya, serta cara penulis membeberkan fakta demi fakta untuk menyelesaikan misteri di buku ini, membuat saya terkesan. Kisah para wanita ini disajikan dalam berbagai bab secara bergantian, tetapi hanya Molly yang diceritakan lewat PoV orang pertama. Seakan akan penulis mengajak pembacanya untuk menjadi Molly dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Ridgedale.
Karakter para wanitanya juga tak ada yang sempurna, yah meskipun mereka "sakit" tapi sejatinya sakit yang mereka rasakan itu bisa jadi juga kita miliki. Seperti Molly dengan depresinya, Barbara dengan sikap perfeksionisnya, Sandy dengan rahasia rahasia yang disimpannya, Stella dengan rumah tangganya yang berantakan, dan tokoh tokoh wanita lainnya.
Dari buku Amelia yang sebelumnya saya baca, sebenarnya saya tertarik dengan cara pandang penulis yang selalu menyertakan hubungan ibu dan anak pada kisah kisahnya. Saya rasa hubungan ibu dan anak memang hal yang kompleks, dari sekian ratus buku pedoman menjadi orang tua, tak ada satu buku pun yang bisa menjadi pegangan orang tua dalam menghadapi kasus kasus istimewa. Padahal tentu saja akan ada banyak kasus istimewa yang dihadapi selama kita menjadi orang tua. Yang lebih spesifik lagi mungkin karena penulis menceritakannya lewat hubungan Ibu dan anak perempuannya, jika di RA ibu dan anak amatlah dekat dan akrab, di WYFH ini hubungan itu amat rapuh.
Meski menghadapi akhir yang cukup mengejutkan, saya rasa saya puas dengan kisah Molly beserta orang orang yang terlibat dalam cerita ini.
Semua orang punya rahasia, dan masing-masing memiliki cara sendiri sendiri untuk menutupinya.
Aku kalau baca soal ibu, anak, bayi, dan semua permasalahannya itu bisa mewek-mewek.
BalasHapusBaca paragraf awal review ini, kupikir ceritanya bakal menye-menye-nyesek-baper kayak Critical Eleven. Ternyata genre-nya misteri toh. :D
BalasHapus