Judul Buku
: Still Missing
Penulis : Chevy
Stevens
Penerbit : St.
Martin's Press
Tebal : 352
halaman
ISBN : 9780312595678
When I wonder how I became the zombie I am now, how I could have gotten so lost, it always traces back to that moment- the moment I put my soul on the shelf to make room for the devil
Sebelum
membaca buku ini, saya selalu beranggapan bahwa para penculik di cerita cerita,
para sadistik dan psikopat, lebih tertarik kepada wanita yang muda. Ternyata
setelah saya ingat ingat, beberapa cerita di Criminal Minds pernah menampilkan
para penculik gila ini yang menculik wanita lebih dewasa.
Itulah yang
terjadi pada Annie, yang di atas usia 30 sedang nyaman pada karirnya, diculik
pada suatu hari di musim panas. Ketika itu Annie sedang membuat open house di
sebuah rumah yang ia jual. Yup, dia bekerja di bidang penjualan real estate,
dan meaki saat itu ia berharap ada yang datang pada open housenya, ia tetap
kaget ketika ada seorang lelaki tak dikenal menghampirinya.
Singkat
cerita, setelah diculik Annie dibawa ke sebuah kabin di gunung entah di mana.
Di dalam kabin itu ia disiksa lahir batin, juga diintimidasi secara seksual
selama berbulan-bulan. Ia tidak boleh keluar kabin, semua kegiatannya terjadwal
bahkan sekadar untuk buang air kecil di kamar mandi.
Tapi ia
bebas kok, kelak. Ini bukan spoiler karena cerita ini dikisahkan dari sudut
pandang Annie yang sedang curhat dengan terapis psikolognya, yaitu pembaca.
Iya, Anda akan membaca bagaimana desperatenya Annie saat ia dikurung di kabin
itu, menunggu diselamatkan. Tetapi Anda juga akan mengetahui bagaimana rasa
ketakutan Annie tak pernah hilang meski ia sudah kembali ke rumahnya.
Yah, karena
teror ternyata ngga berhenti begitu saja setelah Annie pulang, ia masih sering
merasa terancam meski itu di ranjang kamarnya yang nyaman.
Buku yang
sebenarnya ngga terlalu tebal ini benar benar membuat pembacanya ikutan
desperate dan terbawa suasana muram dari cerita. Rasa ngeri, nyeri, takut, deg
degan sekaligus kasihan bercampur jadi satu. Terkadang memang agak membosankan,
tapi lama kelamaan saya jadi penasaran bagaimana cerita ini berakhir. Penasaran
bagaimana cara Annie bisa pulang ke rumah, penasaran sama akhir kisah si
penculik, penasaran sama motif si penculik dst.
Kaget juga
sih sama endingnya, terus ngerasa terseok seok juga baca betapa menderitanya si
Annie. Karakter karakternya ngga ada yang loveable, saya bencik sama emaknya
yang seenaknya, yang seakan pilih kasih sama anak anaknya, bencik juga sama
penculiknya, dan saya amat kasihan sama Annie.
Alurnya
lumayan, tapi saking suramnya saya jadi cukup lama menyelesaikan membaca. Ngga
sulit untuk mengikuti kejadian Annie dulu dan Annie di masa sekarang karena
penulis mengisahkannya dengan lancar. Perubahan adegannya bener bener kerasa,
jadi meski keduanya diceritakan dalam satu bab, tetap ada batasannya.
Novel ini
jadi mengajarkan kita, bahwa Hidup biasa biasa tidak begitu saja membuatmu
bebas dari marabahaya.
Salam kenal :-).menarik juga nih sepertinya ... :-) Terima kasih reviewnya. Saya juga berencana memasukkan review buku di blog saya ... jadi masih mempelajari bagaimana sih review buku yg menarik ... hehe
BalasHapus