Judul Buku
: Wintergirls
Penulis :
Laurie Halse Anderson
Tebal : 278
halaman
ISBN : 9780670011100
You gotta accept that and let the flow carry you, stop resisting.
Wintergirls
terkenal di kalangan pembaca novel young adult yang suram. Bercerita tentang
Lia, gadis ini baru saja kehilangan Cassie yang meninggal dunia di sebuah kamar
hotel sendirian. Mereka dulu bersahabat, sampai tak berapa lama persahabatan
itu putus dan mereka berdua menjauh satu sama lain.
Lia merasa
kehilangan Cassie tapi ia tidak berani menceritakannya kepada orang lain.
Terutama karena kedua orang tuanya tak menyukai Cassie dan menganggap gadis itu
hanya memberikan pengaruh buruk kepada Lia. Yang tak seorang pun tahu, pada
malam kematiannya, Cassie menghubungi Lia berpuluh kali tetapi tidak satupun
panggilan itu dijawab oleh Lia.
Terdorong
rasa bersalah serta mungkin karena tubuhnya dalam kondisi tidak sehat, Lia
merasa terus dihantui oleh Cassie. Bayangan Cassie hadir di kamarnya, di lorong
sekolahnya, bahkan di kantor psikiater tempat Lia berkonsultasi. Cassie terus
mendorong Lia untuk menyelesaikan kompetisi mereka, siapa yang memiliki berat
badan paling kecil, maka dia yang akan menang.
Maka
semenjak kematian Cassie, Lia terdorong makin jauh untuk menguruskan badannya
sendiri. Sebelumnya Lia pernah kolaps dan dibawa ke rumah sakit, setelah itu ia
diberi peraturan makan yang ketat serta pencatatan berat badan setiap pagi
hari. Tapi remaja tentu selalu punya banyak cara untuk lari dari masalah. Kali
ini ia mengakali timbangannya dengan mengantongi barang barang yang cukup berat
untuk menutupi berat badannya yang sesungguhnya.
100 pon
berkurang menjadi 98 pon terus turun sampai 95 terus dan terus. Dan Lia masih
terus merasa dirinya kurang kurus, akibatnya konsentrasinya sering terpecah,
perhatiannya sering tak fokus dan ia mulai menganggap remeh sekolahnya meskipun
tahun depan ia sudah akan menjadi seorang mahasiswa.
Lia tahu
bahwa kelakuannya itu tidaklah benar, di satu sisi ia terus menerus ingin
kurus, tapi di lain sisi ia tahu bahwa tubuhnya membutuhkan makanan tersebut.
Lalu bagaimana cara Lia melepaskan diri dari anoreksia dan Cassie yang terus
membayanginya?
Buku ini
memang amat suram, terutama karena salah satu tokohnya meninggal dunia. Dunia
Lia berputar hanya di lintasan k alori yang ia makan dan Cassie. Setiap kali ia
melihat makanan, angka angka yang menunjukkan jumlah kandungan kalori akan
muncul dalam pikirannya. Jika orang pada umumnya membutuhkan 2200an kalori
perhari, Lia hanya membatasi hanya makan sebanyak 500-600 kalori setiap hari.
Sejalan
dengan novel Anderson sebelumnya yang pernah saya baca, Speak, sepertinya
memang ia lebih fokus terhadap permasalahan yang dialami para remaja.
Permasalahan yang kompleks dan nggak main-main, sampai berhubungan dengan
perubahan besar dari kepribadian tokoh utamanya.
Keluarga
Lia memang tidak harmonis, orang tuanya bercerai dan ayahnya menikah lagi. Ayah
dan ibu kandungnya terlalu fokus dengan pekerjaan, dan Lia kehilangan pegangan
saat ia membutuhkan mereka.
Membaca
Wintergirls sebenarnya cukup menakutkan saya sebagai orang tua. Bahwa sebaik
apapun perlakuan dan kebaikan yang kita berikan ke anak, pada dasarnya mereka
lebih mementingkan kehadiran kita secara utuh serta berinteraksi dengan hati
kepada mereka. Jika dilihat dari sudut pandang remaja, saya rasa Lia
mengungkapkan beberapa kelakuan yang dulu juga pernah saya rasa sebagai anak
muda. Seperti menutup diri, egois, mencari perhatian tetapi tidak dalam bentuk
positif. Saya jadi penasaran, apakah seorang anak yang kekurangan perhatian
memang sering memiliki kelakuan seperti itu atau memang pada dasarnya remaja ya
seperti itu ngga peduli seperti apa kondisi keluarga mereka.
Yah,
mungkin bagi Lia dan keluarganya, kejutan yang menyakitkan adalah satu satunya
cara menyadarkan mereka dan menjadi awal untuk sebuah hubungan yang lebih baik.
Semoga kita
tak perlu kejutan kejutan menyakitkan seperti itu.
depressing banget buku ini vinnn, aku dulu baca pas posbar sicklit kalo ga salah.. tapi aku tetep suka laurie halse anderson sihhh, menurutku dia salah satu penulis YA yang buku2nya konsisten bahas permasalahan remaja tanpa menggurui...
BalasHapusAhhh ... mau mbak Vin (wishlist-wishlist), memang laurie suka banget bikin cerita yang bikin 'tersayat-sayat' tapi suka banget gaya penuturannya. emang penggemar sicklit kita-kita ini (^_^)
BalasHapus