Judul Buku
: Love in Marrakech
Penulis :
Irene Dyah
Editor :
Donna Widjajanto
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
Pertama : 2015
Tebal : 212
halaman, paperback
ISBN :
978-602-03-2526-2
Berlatihlah melepas orang-orang yang kamu sayangi. Kita bukan pusat dunia.
Seorang
gadis melarikan diri ke Maroko, sendirian. Di kota Marrakech, di antara
kios-kios pasar yang ramai dan semarak, ia melihat seorang lelaki yang
mencurigakan. Sudah sekian kali Nada, nama gadis itu, merasa pernah bertemu
dengan si lelaki. Jangan jangan lelaki itu bermaksud jahat padanya? Mencopet
atau menculiknya?
Yah, setelah tragedi pemukulan kemudian diketahui bahwa lelaki yang bernama Baztar itu ternyata orang Indonesia juga. Kebetulan donk, sesama solo traveler di negeri antah berantah yang penuh pesona, maka mereka malah jadi akrab.
Nada yang semulanya hanya berniat menghabiskan hari harinya di sekitar hotel tempatnya menginap, atas bujukan Baztar jadi ikut menikmati indahnya kota Maroko. Plus gurun pasirnya.
Udah gitu doank?
Nggaklah. Setelah Nada merasa dapat mempercayai Baztar, ia menceritakan asal mula pelarian dirinya ke negara Maroko itu. Bahwa ia sedang menghindari seseorang dan tak ada yang tahu kemana ia pergi. Yang tidak diketahui Nada adalah bahwa Baztar sebenarnya juga memiliki rahasia yang berhubungan dengan orang yang sama dengan yang sedang dihindari Nada..
Ribet ya?
Tenang aja, ceritanya sederhana kok. Bahkan saya langsung suka cara bercerita penulisnya, seakan akan saya sendiri yang dicurhatin Nada dan Baztar secara bergantian. Tokoh Nada yang cerewet, judes, ngeyelan dan galak membuat curhatannya berasa cewek beneran. Maksudku, eng.. Benar benar terasa kalau kita sedang dicurhatin cewek, yang sok jual mahal, pemalu, denial tapi sebenernya dari gelagatnya kelihatan lah kalau dia mau XD
Sementara Baztar yang pedenya selangit, dengan celotehan dan humor ringan membuat curhatnyalah yang paling saya tunggu tunggu. Saya suka dengan karakternya yang kuat dan tak mau ikut campur urusan orang lain. Bukan tipe bad boy, kok, tapi tengilnya memang minta ampun. XD
Kalaupun
gadis ini jelmaan marshmallow,
pastilah yang bercita rasa cabai. Pedas!
Hantaman
tasnya, Men…. Sakiiit!!
Yang saya suka lagi adalah cara penulis menceritakan proses jatuh cinta sekaligus pendewasaan sosok Nada di buku ini. Udah gitu, tulisannya menggambarkan ekspresi yang detail dari tokoh tokohnya tapi ngga bikin garing cerita. Ngga semua penulis saya rasa memiliki kemampuan seperti ini.
Meski beberapa typo masih ada, (halo editor, masih butuh proofreader?), tapi termaafkan lah dengan covernya yang warna warni dan penuh ceria.
Dan saya
ngga sabar nunggu lanjutannya! Aaak. Apalagi biru adalah warna favorit saya!
Dan Sahara nama anak saya! #lhoh #eh #ngganyambung
Be First to Post Comment !
Posting Komentar