Judul Buku
: Cinder – The Lunar Chronicles #1
Penulis :
Marissa Meyer
Penerjemah
: Yudith Listiandri
Penerbit :
Spring
Tebal : 384
halaman, paperback
ISBN :
978-602-71505-4-6
“Kau akan pergi ke pesta dansa! Kita harus mencari gaun untukmu, dan sepatu. AKu tidak akan membiarkanmu memakai sepatu bot mengerikan itu…”
Setelah
Perang Dunia Keempat, bumi terbagi ke dalam 6 negeri besar - Kerajaan Inggris,
Federasi Eropa, Uni Afrika, Republik Amerika, Australia dan Persemakmuran
Timur. Sebuah wabah menjangkiti penduduk Bumi, tanpa diketahui penyebab dan
belum ditemukan obatnya. Penghuni Bumi pun telah banyak berubah, tak hanya
manusia tetapi juga ada android dan cyborg yang tentu saja kelasnya lebih
rendah daripada para manusia.
Di New Beijing, salah satu kota di Persemakmuran Timur, Cinder tinggal bersama ibu asuh dan dua saudari tiri, Pearl dan Peony. Suatu hari Pangeran Kai, putra mahkota Persemakmuran Timur, mengunjungi bengkel Cinder untuk meminta bantuannya membetulkan salah satu android kerajaan yang rusak. Pertemuan itu ternyata bukan pertemuan terakhir mereka, karena Cinder dan Pangeran Kai kelak akan bertemu beberapa kali di istana. Meski Pangeran Kai amat bersahabat dan ramah terhadap Cinder, gadis itu selalu canggung dan salah tingkah, sebagian besar karena ia tak mau Pangeran tahu kalau ia adalah seorang cyborg.
Sementara itu, ketika Kaisar meninggal dunia, Pangeran menerima bela sungkawa dari Kerajaan Bulan. Bumi dan Bulan sudah lama bersitegang, dan ketika Pangeran naik takhta, Ratu Levana dari Bulan mengunjungi Bumi untuk menyaksikan upacaranya. Rakyat Bumi menganggap penduduk Bulan adalah musuh yang menggunakan sihir untuk mengontrol orang orang Bumi, sehingga ketika Bulan mengajukan aliansi terhadap Bumi, banyak penduduk Bumi yang menolak dengan keras. Sayangnya, setelah kematian kaisar sepertinya tawaran Bulan semakin kuat terhadap Bumi. Terutama Ratu Levana yang berambisi menikahi Pangeran Kai agar memiliki hak untuk berkuasa di Bumi.
Di antara ketegangan tersebut, Pangeran juga akan mengadakan pesta Dansa kerajaan yang kabar dan undangannya telah tersiar sejak lama. Dua saudari Cinder dan ibu asuhnya tentu akan datang ke pesta, tetapi tidak demikian dengan Cinder. Gadis itu harus membetulkan segala macam peralatan rumah yang rusak.
Tapi apakah kelak Cinder datang ke pesta? Lalu apa hubungan antara Pangeran Kai, Cinder dan Ratu Levana?
Wow, membaca buku ini benar benar membuat saya penasaran sama ending ceritanya. Alurnya cepat, dan saya suka dengan tokoh utamanya. Karakter Cinder tampak kuat dan dominan dalam buku ini, ia memiliki kemauan keras, selalu penasaran, berpikir logis, dan yang paling unik adalah terampil dalam permesinan XD Jarang jarang tokoh cewek dibikin semacho ini. Saya malah ngga begitu suka sama Kai, labil dan perasa banget deh orangnya X))
Setting tempatnya juga jelas dan nampak nyata, saya bisa membayangkan kota dengan hover berlalu lalang, pemukiman yang padat, gedung menjulang dengan lokasi lokasi kumuh di beberapa tempat. Adegan paling seru buat saya waktu menjelang akhir sih ya, saat pesta Dansa dan terjadi kekacauan di sana.
Bisa dibilang, saya tak sabar menunggu Scarlet terbit, dan kabarnya memang sudah mau diterbitkan Spring! Duh, jadi harap harap cemas menanti kisah Cinder selanjutnyaa.
Oh ya,
sedikit informasi, Cinder ini merupakan novel yang ditulis Meyer di NaNoWriMotahun 2008 dengan 150.011 kata! (Bah, saya aja 5000 kata belum dilanjutin lagi).
Dia pernah mengikuti kontes menulis dengan mengambil tema fairy tale serta
terjadi di masa depan. Setelah mengikuti lomba tersebut, ternyata dia
berkeinginan untuk membuat sebuah cerita lagi, lalu tercetuslah ide Cinderella
sebagai cyborg, dan itulah sedikit asal mula Cinder dan The Lunar Chronicles.
Meyer saat ini tengah mempersiapkan novel barunya yang akan terbit di bulan
November, berjudul Heratless. Duh, semoga diterjemahin juga ya di Indonesiaaa..
:)
Be First to Post Comment !
Posting Komentar