Judul Buku :
Siever – Guardian of Victory
Penulis : Winda
Reksa
Tebal : 294
halaman, paperback
Cetakan pertama
: 2015
Saat kehilangan seseorang, tidak akan ada yang bisa menggantikannya
Vance Peregrine
baru saja kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal akibat kecelakaan
pesawat. Menjadi anak tunggal membuat Vance benar-benar terpukul karea kejadian
tersebut. Meskipun ia akan menghabiskan waktunya di sekolah baru yang selama
ini diimpikannya, Vance tetap merasa kebisingan hari-hari sebagai siswa baru
tak cukup menghilangkan deritanya. Di malam hari Vance sering bermimpi buruk
dan terkadang muncul pemikiran bahwa orang tuanya meninggal karena ia memiliki
kemampuan “berbeda” yang disebut pneuma.
Pneuama adalah
sebuah kekuata special yang dimiliki oleh orang-orang special. Tidak jelas
bagaimana kekuatan ini didapatkan karena sepertinya bukan karena keturunan.
Untuk memoles dan melatih penuma, anak-anak yang memiliki kekuatan ini
disekolahkan di sebuah sekolah khusus yang bernama Mircea. Di Mircea, Vance
dibimbing oleh seorang kakak tingkat yang bernama Avera, mereka memiliki penuam
yang sama yaitu peuma petarung. Ada banyak jenis pneuma, tetapi biasanya
seorang hanya memiliki satu pneuma. Hanya sedikit orang yang memiliki lebih
dari satu pneuma, Avera salah satunya.
Mircea memiliki
anak-anak yang berbakat dan memiliki kemampuan spesial, tetapi Siever adalah
anak-anak yang paling special di antara mereka. Menjadi Siever berarti memiliki
kewenangan sekaligus dedikasi yang tinggi dalam memburu monster yang
berkeliaran di masyarakat. Tetapi menjadi Siever ternyata tak mudah, apakah
Vance kelak bisa menjadi salah satu anggota Siever? Sedangkan ia baru saja
membuat monster dari rasa takutnya sendiri…
Saya cukup
menyukai cerita dalam buku ini. Ringan tetapi penuh makna, juga banyak tersirat
pesan-pesan moral yang membuat pembacanya menyadari hal-hal sederhana yang
sebenarnya berharga. Seperti persahabatan, persaudaraan, keluarga serta
kejujuran. Meski alurnya lambat dan saya agak bingung dengan penggambaran tokoh
di awal-awal cerita, tapi lama kelamaan saya enjoy juga bacanya. Tokoh-tokohnya
juga nggak terlalu banyak dan lama-lama jadi punya ciri-ciri khas yang bisa
dengan mudah dibayangkan. Sedikit saran, mungkin nanti ilustrasi tokohnya bisa
disisipkan di awal cerita, karena jujur saja tadinya saya piker Vance itu cewek
x__x
Konfliknya
kurang dibangun dengan greget dan rasa penasaran, saya agak kurang bersemangat
membaca cerita di pertengahan, kurang emosional. Terus twistnya juga enggak terlalu
bikin kaget, saya lempeng aja bacanya. Mungkin kalau tokohnya perempuan terus
bisa dibiki lebih emosonal kalik ya. Secara kalau laki kan emang sering gak
peka gitu deh, perasaannya.
Semoga karya
Winda nggak berhenti sampai di sini, semoga masih aka nada karya-karya lainnya
yang akan terbit dan mengambil ruang di hati pecinta fantasi tanah air ^^
Kalau kamu mau
beli bukunya, bisa hubungi beliau di winda.reksa(at)gmail(dot)com
atau blognya di Winda Reksa
Be First to Post Comment !
Posting Komentar