Judul Buku
: Sudut Mati
Penulis : Tsugaeda
Penerbit : Bentang
Pustaka
Cetakan
Pertama : September 2015
Tebal : 344
halaman, paperback
ISBN : 978-602-291-037-4
“Maafkan aku, Ibu. Tapi Ayah harus dihabisi”
Setelah
membaca novel Rencana Besar, saya memasukkan nama Tsugaeda ke daftar penulis
yang buku-bukunya harus saya baca. Maka ketika ada pre order Sudut Mati, saya
langsung saja pesan, tapi sayangnya baru sempat saya baca sekarang. Yah, akhir
akhir ini semangat membaca dan ngereview saya emang lagi drop banget. :(
Sudut mati berkisah tentang keluarga Sigit Prayogo dan istrinya, Prameswari, beserta empat anak anak mereka. Titok, Teno, Titan dan Tiara.
Setelah terjadi tragedi dalam keluarga mereka yang menyebabkan kematian Sang Ibu, Teno dipenjara dan Titan pergi ke Amerika. Sigit hanya ditemani Titok yang kasar dan keras kepala serta Tiara yang selalu berangan angan hidup menjadi seorang Putri.
Cerita dimulai dari kepulangan Titan ke Indonesia saat ayahnya sedang sibuk kampanye politik pemilihan Presiden Indonesia untuk era berikutnya. Pada saat yang bersamaan, perusahaan Sigit megap megap karena ada Bank sebagai sumber dana yang kolaps. Titan yang memang belajar bisnis di Amerika kemudian datang untuk membantu ayahnya mengatasi kesulitan tersebut.
Sementara itu, pesaing mereka, grup Ares juga sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan kekuasaan grup Prayogo. Titan sadar bahwa untuk menyelamatkan perusahaan mereka, ia harus bertindak di luar batas. Bahkan meski kemudian ia dibenci dan nyawanya terancam.
Buku ini memiliki ide cerita yang apik, yaitu kejahatan kerah putih yang penuh intrik bahkan antarsaudara. Secara keseluruhan, saya mengagumi kemampuan penulis dalam mengolah tema yang biasanya hanya berupa polesan menjadi sesuatu yang membuat pembacanya penasaran sampai akhir cerita. Mungkin karena bab-babnya juga diisi singkat-singkat, tidak terlalu panjang hingga membosankan. Meski pengalihan adegannya maju mundur bahkan kadang terasa terburu buru, saya tetap saja melanjutkan membaca, karena tidak terlalu sulit memahami kisahnya. Kecuali kalau sudah berhubungan dengan pasal hukum. Tapi toh saya nggak repot repot juga nyocokin pasal, wong saya niatnya baca ya buat nambah hiburan, bukan bikin pusing XD
Karakter Titan cukup kuat diceritakan, plus memiliki dua sisi, positif dan negatif. Ini jelas membuat tokoh utama tidak selalu menjadi hero yang baik baik saja, seperti kebanyakan novel lainnya. Tokoh pendamping juga diceritakan dengan porsi yang pas, tidak berlebihan. Masing masing peran memperkuat kehadiran tokoh yang lain sehingga membuat kita sebagai pembaca menjalin jalin benang merah untuk mengungkap rahasia rahasia yang ada. Yang menjadi pelajaran bagi saya dari cerita ini adalah tentang kedekatan antarsaudara sekaligus keberanian mengambil keputusan. Saya harap Tsugaeda tetap produktif dalam menerbitkan buku-buku bertema thriller korporasi seperti ini, seakan hal tersebut sudah menjadi ciri khas karyanya.
Buku yang perlu dibaca kalau kamu memang peminat cerita cerita thriler :)
Itu apaan di atas buku? *salah fokus*
BalasHapus