Judul Buku : Sepeda Merah 1 & 2
Penulis : Kim Dong Hwa
Penerbit : Gramedia
Cetakan Pertama : Oktober 2012
Tebal : 144 & 176 halaman
ISBN : 978-979-22-8776-9 & 978-979-22-8777-6
Kereta membawa orang-orang sampai tempat tujuan dengan selembar tiket. Surat dikirim ke tempat tujuan dengan selembar perangko. Kereta adalah perjalanan fisik yang kita rasakan. Surat adalah perjalanan mental yang kita renungkan.
Karena buku
ini merupakan novel grafis dan terdiri dari cerita cerita singkat, jadi saya
rapel aja reviewnya ya.
Serial ini
berkisah tentang seorang pak pos yang tinggal di sebuah desa di Korea.
Kehidupan sehari hari pak Pos saat mengantar surat ternyata penuh pelajaran
yang bermakna. Karena itu di desa, kebanyakan penghuninya adalah para lansia.
Jadi mereka seringkali berharap harap cemas surat yang mereka terima adalah
surat dari anak anak mereka atau keluarga mereka, padahal mah sesekali ya
suratnya semacam surat tagihan. Kalau sudah begitu, si pak pos ini yang sering
menghibur para lansia.
Ada juga
cerita tentang hidup bertetangga, atau tentang cinta, tapi yang paling saya
suka cerita cerita yang mengisahkan para tamu yang mengagumi keindahan desa.
Dari situ saya jadi membayangkan bagaimana rasanya hidup di desa. Yah, jadi
keingetan waktu bertahun tahun lalu tinggal di desa sih.. *malah baper. Atau
cerita tentang alamat rumah di desa tersebut, soalnya mereka punya nama yang
unik unik. Jadi alih alih menggunakan nama jalan dan nomor rumah, mereka
menggunakan istilah istilah untuk menamai rumah mereka. Contohnya "Rumah kuning dalam kehijauan". Atau "Rumah tempat kita merasa semakin baik dan membaik. "
Oh iya,
sedih juga kalau baca cerita Pak pos saat ngga ada surat yang diantar. Saya
jadi ingat sudah lama banget nggak pernah kirim surat fisik. Paling paling ya
kartupos. Terus pak pos ini juga nggak cuma jadi tukang kirim surat. Ia juga
sering dimintai tolong warga untuk mengirimkan berbagai barang untuk orang
lain. Kadang masakan lezat, terkadang hasil panen, dan lain sebagainya, yang
ditumpuk di jok belakang sepeda merah kesayangannya.
Buku ini
baguus banget, ilustrasinya juga apik. Sayangnya baru dua buku yang
diterjemahkan di Indonesia. Saya sungguh sungguh menanti seri selanjutnya
diterjemahkan :(
Untunglah sampai ke tangan Mba Vin ya buku ini hihi.
BalasHapusHabis aku sering ga sreg sama terjemahannya makanya masih ketimbun. XD