Escape From Mr. Lemoncello’s Library

Judul Buku : Escape From Mr. Lemoncello’s Library

Penulis : Chris Grabenstein

ISBN : 978-0-307-97496-9

It’ll be like The Hunger Games but with lots of food and no bows or arrows. - Mr. Lemoncello

Tidak ada latar cerita yang lebih membahagiakan seorang kutubuku selain di dalam perpustakaan atau toko buku. Ini juga yang membuat saya tergoda saat seorang teman, Esi, mengupdate progress bacaannya akan buku ini. Langsung saya masukkan ke dalam wishlist sambil membaca sinopsisnya. 

Kyle dan kesebelas temannya mendapatkan kesempatan untuk menginap semalam di sebuah perpustakaan yang belum dibuka. Tentu saja ini bukan perpustakaan biasa, sebab pemiliknya adalah seorang jutawan yang juga memiliki bisnis game. Jadi, iya, di dalam perpustakaan tersebut ada banyak sekali permainan,  serta tentu saja... buku, banyaak sekali buku. Jarang kan ada perpustakaan yang menggabungkan dua hal tersebut? Apalagi Kyle merupakan salah satu fans berat dari game game yang dikeluarkan perusahaan Mr.Lemoncello.

Perpustakaan itu ternyata luar biasa keren. Dan permainannya yang seru tentu saja berhadiah. Sejak itulah sebenarnya atmosfer kompetisi mulai terasa.

Keesokan paginya, mereka diberitahu bahwa ada satu permainan utama yang bisa mereka ikuti selama 24 jam ke depan. Tapi mereka bebas memilih apakah akan ikut serta atau pulang. Yah, beberapa anak memilih pulang, tetapi tidak demikian dengan Kyle. Ternyata permainan yang harus mereka selesaikan adalah mencari jalan keluar dari perpustakaan Mr. Lemoncello tersebut. Tentu saja pintu keluar yang sudah "umum" tidak dapat digunakan dalam permainan ini. Mereka harus mencari jalan keluar berbeda dengan mengandalkan segala sesuatu yang ada di perpustakaan tersebut, terutama buku buku di dalamnya.

Tapi bagaimana caranya? Siapa yang berhasil keluar pertama kali dari perpustakaan tersebut?

Well, buat saya buku ini benar benar seru! Terutama latar tempat cerita yang di luar kebiasaan. Di perpustakaan 4 lantai ini, kamu bisa menemukan bioskop IMAX, mainan 4D, proyeksi holografik, cafe yang menyajikan berbagai makanan bahkan kamar tidur eksklusif. Tapi tentu saja, seperti lazimnya perpustakaan, buku buku di sini juga disusun dengan menggunakan sistem Dewey. Perbedaannya adalah sepuluh angka tersebut ditampilkan di layar besar. Selain itu, untuk mencapai rak di bagian atas, ada alat khusus yang bisa membawa kita secara otomatis ke lokasi bukunya. Perpustakaan ini juga dibagi menjadi beberapa ruang baca, seperti Rotunda Reading Room, The Children’s Enrichment Room lengkap dengan dinding kedap suara, Board Room, the Art and Artifacts Room, the Lemoncello-abilia Room serta Electronic Learning Center yang berisi game-game simulasi yang keren. Singkatnya, ini merupakan perpustakaan impian di masa depan. 

Knowledge not shared remains unknown — Mr. Lemoncello

Alur ceritanya juga cepat, karena pembaca juga diajak memecahkan tantangannya berbekal gambar-gambar dan petunjuk-petunjuk yang dicantumkan di dalam buku. Seperti halnya kompetisi, selalu ada rival donk ya.. Rival Kyle di sini adalah seorang anak lelaki bernama Charles yang licik dan egois. Yah, saya sendiri lebih suka dengan Sierra, anak perempuan yang sangat suka membaca. Dia bahkan pada awalnya sama sekali tak tertarik dengan kompetisi di dalamnya, ia hanya menghabiskan waktunya untuk duduk di sofa dan membaca. Hahahah.

Saya jadi penasaran bagaimana kalau novel ini difilmkan? Well, pasti menghabiskan banyak biaya kalik ya? Tapi pasti seru dan bagus banget kalau difilmin. Ah, daripada difilmin lalu kecewa.. mari berharap saja ada perpustakaan beneran kayak gini suatu saat nanti di Indonesia. X)