Judul Buku : The Husband’s Secret
Penulis : Liane Moriarty
ISBN : 978-1-101-63626-7
Some secrets are meant to stay secret forever. Just ask Pandora
Dalam cerita Yunani Kuno,
dikisahkan Zeus menyuruh salah satu anaknya, Hephaestus, untuk membuat
seorang manusia. Bersama Athena, Hephaestus menciptakan seorang wanita yang
diberi nama Pandora.
Zeus kemudian memberikan Pandora
pada Epimetheus untuk dinikahi. Prometheus, saudara Epimetheus, berusaha
memperingatkannya untuk tidak menerima Pandora tetapi Pandora begitu mempesona
sampai-sampai Epimetheus mau menikahinya. Pada hari pernikahan mereka, para
dewa memberi hadiah berupa sebuh guci yang indah dan Pandora dilarang untuk
membuka guci tersebut.
Suatu hari, Pandora sangat
penasaran dan kemudian membuka guci tersebut. Setelah dibuka, tiba-tiba aroma
yang menakutkan terasa di udara. Dari dalam gucia itu terdengar suara kerumunan
sesuatu yang dengan cepat terbang ke luar. Pandora sadar bahwa dia telah
melepaskan sesuatu yang mengerikan dan dengan segera menutupnya. Tapi
terlambat, Pandora telah melepaskan teror ke dunia. Masa tua, rasa sakit,
kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan,
dan berbagai malapetaka lainnya telah bebas. Semua keburukan itu menyebar ke
seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora sangat terkejut dan
menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Dia kemudian melihat ke dalam guci dan
menyadari bahwa ternyata masih ada satu hal lagi yang tersisa di sana, yaitu
harapan.
Pandora mewakili citra manusia
yang selalu memiliki hasrat ingin tahu, meski tak selamanya pengetahuan itu
memberi kebaikan bagi si manusia sendiri.
Life sure can surprise you
Kurang lebih Sama seperti Pandora, saat Cecilia menemukan surat dari suaminya secara tidak sengaja di loteng, ia tergoda untuk membukanya. Meski di depan surat tersebut ditulis pesan, "hanya dibuka ketika aku sudah meninggal". Ya suaminya memang belum meninggal sih, cuma dia lagi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Jadi Si Cecilia ini mulai galau, apakah seharusnya ia membuka surat itu? Atau dibiarin aja? Maka ketika Si Suami menelpon ke rumah, mengobrol seperti biasa, Cecilia menyebutkan perkara surat tersebut. Kan kalau memang isinya nggak ada apa apa, seharusnya si Suami nggak akan bertindak mencurigakan donk. Etapi ternyata setelah Cecilia mengungkit surat tersebut, nada bicara Si Suami langsung terasa berubah. Seakan akan dia cuek tapi juga takut kalau Cecilia membaca isi surat tersebut. Dia juga berpesan agar Cecilia tak usah membuka surat itu. Nah, di sinilah kekhawatiran Cecilia makin menjadi, dilemanya makin besar. Kenapa Si Suami melarang dia membuka surat tersebut? Apa sebenarnya isi surat itu?
Sementara Cecilia masih berkutat dengan kegalauan hatinya, di buku ini juga diceritakan kisah para wanita lainnya. Ada Tess yang baru saja mengetahui kalau Suaminya selingkuh dengan Sepupu Tess sendiri. Serta Rachel yang baru menerima kabar kalau keluarga anaknya akan pindah ke New York, yang berarti Rachel harus tinggal jauh dari cucu satu satunya.
Setiap cerita diceritakan dengan alur yang cepat dan bikin penasaran. Secara apik, penulis membuat kisah para wanita dalam kisah ini saling bertalian dan mengungkap akhir yang mengejutkan. Karakter karakternya dibangun dengan kuat tapi sekaligus rapuh, yang mana sepertinya memang jadi ciri khas tokoh tokoh di karya Moriarty.
Seperti Cecilia yang digambarkan mati matian berusaha jadi wanita sempurna, sebagai ibu, istri sekaligus wanita yang mandiri membuatnya tertekan dari dalam. Terutama bila ada hal hal yang sekiranya tidak beres dan tidak sesuai dengan rencananya. Bukan tipe wanita yang saya sukai sih, soalnya terlalu sempurna, saya ah apalah jauh dari dia mah XD
Saya juga nggak suka sama Rachel, antara kasihan sekaligus sebal. Si Rachel ini kehilangan anak perempuannya bertahun tahun yang lalu karena gadis itu mati dibunuh. Kasusnya tak terselesaikan dan menyimpan dendam di hati terdalam Rachel. Ini membuatnya menjadi sangat rapuh sekaligus penuh prasangka, dan tentu saja membuatnya harus berpura pura menutupi kekacauan dirinya. Apalagi mau ditinggal pergi sama anak lelakinya ke New York, wah makin kacaulah dia.
Secara keseluruhan saya suka buku ini lebih dari novel Moriarty sebelumnya yang saya baca, yang judulnya Big Little Lies. Penanganan konfliknya sangat pas dan twistnya bikin saya deg degan penasaran.
Sebuah buku yang bagus, apalagi buat kamu yang suka drama ;)
Lah, kak reviewnya singkat amat. Trus gimana dengan kelanjutan suratnya? *penasaran pakai dewa* ._.
BalasHapus