Penulis : Gllian Flynn
Tebal : 452 halaman
ISBN : 9780307459923
I’ve labeled the memories as if they were a particularly dangerous region: Darkplace
Bertahun tahun lalu, keluarga Day
meninggal secara tragis di rumah mereka. Sang Ibu dan Debby (kakak Libby)
dibunuh seperti hewan buruan. Kepala Sang Ibu ditembak dan Debby dikapak,
keduanya secara brutal. Anak perempuan mereka satu lagi juga meninggal di kamarnya,
dengan tulisan dan simbol Satan di rumah itu, perburuan tersangka berakhir ke
arah Ben, anak lelaki pertama dan satu satunya di keluarga itu.
Libby adalah si bungsu yang selamat dari peristiwa itu dan hidup mengandalkan uang dari belas kasihan donatur. Sampai ketika suatu hari, pengurus keuangannya mendatangi dan mengabarkan Libby bahwa uang yang ia miliki hanya tersisa amat sedikit. Mau tidak mau, Libby harus mulai bekerja agar dapat mencukupi hidupnya. Tapi Libby terlalu takut dan malas untuk bekerja, meskipun di usianya yang sudah tiga puluhan, Libby memilih menghabiskan waktunya di rumahnya yang sepi dan suram daripada bekerja di luar dengan orang-orang.
“Don’t be discouraged—every relationship you have is a failure, until you find the right one.”
Nah, saat kepepet ini, Libby mendapatkan tawaran dari sebuah kelompok yang menggemari peristiwa peristiwa pembunuhan tragis, salah satunya pembunuhan keluarga Day. Tawaran itu berupa uang tunai ratusan dollar jika Libby bersedia menemui mereka. Tentu saja hal yang mudah kan? Yang penting bertemu mereka lalu mendapatkan uangnya, setelah itu semua akan beres, pikir Libby. Ternyata pertemuan itu berbuntut panjang, mereka akan memberikan uang ratusan dollar lagi jika Libby mau membuka diri untuk bertemu kakaknya, Ben, yang di penjara dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di malam itu.
Perjalanan Libby dimulai, dari menemui Ben, lalu mencari orang orang di masa lalu yang terkait dengan keberadaan Ben malam itu, dan mengorek informasi dari mereka. Bukan hal yang mudah tentunya, karena Libby sendiri masih berumur tujuh atau delapan tahun saat peristiwa itu terjadi, dan ia tak yakin ingatannya itu benar benar miliknya atau milik psikiater yang menjejali otaknya dengan hal hal yang tidak sebenarnya terjadi.
It's OK to tell the truth. It's OK to tell the truth. And so you told the lie that they thought was the truth
Oh iya, perlu diketahui juga bahwa Ben masuk ke penjara karena Libby yang menunjuknya sebagai tersangka utama pembunuhan keluarganya sendiri. Makanya grup tadi meminta Libby untuk membuka diri dan mencari kebenaran di malam itu. Nah, ternyataaa kebenarannya jauuuh dari prasangkakuuu. Yah, seperti biasa, awal yang berat, detail yang menyesakkan pembacanya sempat membuat saya jenuh. Tapi untung karena ini baca bareng Mia, Marina, Ayu Yudha dan mba Iyut, alhasil jadi termotivasi juga untuk menemukan akhir ceritanya. Tiga bintang doank sih,saya jauh lebih suka Gone Girl dan Sharp Objects daripada Dark Places. Alurnya lambaaaat banget, tapi tetep bikin penasaran, sih. Endingnya ngga bikin saya ngomel ngomel kalau penulisnya gilak. Rasanya kok...gitu doank? Hih. Padahal udah ngarep unsur kejutan seperti yang biasanya ada di buku buku Flynn.
Ini sebenernya buku kedua dia, tapi buku ketiga yang saya baca. Bersyukur juga sih, saya jadi tetap penasaran untuk menamatkan kisahnya. Sepengamatan saya, tokoh-tokoh perempuan di novel dia selalu memegang misteri yang menyakitkan. Sedangkan lelakinya cenderung lebih melempem, biasa biasa saja. Jangan harap ada superhero atau kisah cinta di buku Flynn, alih alih kalian akan lebih sering menemukan darah, kota yang terpinggirkan, suasana suram, serta keluarga yang bermasalah. Seakan memang itu isu yang ingin dikupas Flynn, yang menjadi ciri khasnya, yang anehnya...malah membuat saya jatuh cinta (eaaaa) sama karya karya dia. Kok bisa? Yaaa..emangnya cinta butuh alasan? (Halah)
Mungkin saya suka karena karyanya dia lebih fokus kepada wanita, seakan menggambarkan bahwa wanita itu sebenarnya unik, misterius, dan memiliki masalahnya sendiri yang ngga cuma tentang cinta cintaan. Mungkin karena saya juga sudah bosan dengan cerita cerita yang biasa dan Glynn memberikan saya kesegaran baru dalam pengalaman membaca. Tampak lebay ya? Mungkin. Hahahha.
Sayangnya dia belum mengeluarkan buku baru lagi. Tak apalah. Mungkin tahun depan dia akan mengeluarkan buku lagi? Kita tunggu saja ^^
Seperti kata beberapa kritikus akan buku-buku Gillian Flynn :
“Gillian Flynn is the real deal, a sharp, acerbic, and compelling storyteller with a knack for the macabre.”
Stephen King
“Dark Places grips you from the first page and doesn’t let go.”
Karin Slaughter
“Gillian Flynn’s writing is compulsively good. I would rather read her than just about any other crime writer.”
Kate Atkinson
Masih belum baca bukunya dia? Yah, kalau kamu suka thriller, kamu harus mencoba membaca novel-novelnya dia
Wow, mba Vina beneran suka bgt sama karya2nya Gillian Flynn ya. Aku mau nyoba Gone Girl dulu deh, kalo doyan, mungkin akan ku lanjutkan novel yg lain.
BalasHapusNice review mba :D
wahhh ini yg paling biasa yah? kalo gitu ak baca ini dlu deh, baru baca Sharp Objects xD (nyimpen yg lebih bagus buat belakangan wkwkw)
BalasHapus#teamgillian woooot :p
BalasHapusAku suka paragraf terakhir reviewnya, sepertinya wanita yang selama ini digambarkan baik-baik saja, menye-menye, well ga selalu sih tapi sangat jarang menemukan penulis yang konsisten menggali kerumitan dan sisi kelam wanita.
Ah pokoknya kalau doi ada buku baru, kita langsung baca bareng ya Vin :)
ayoo Okyy, semangaat yaaaa XD
BalasHapus@Stef : hahah, iya yang ini agak ngeboseniin daripada buku dia lainnya, steef. kurang gilak jugaa
@mia : iyaa. kapan ya dia nerbitin buku lagi? XD