Judul Buku : Big Little Lies
Penulis : Liane Moriarty
Tebal : 416 halaman
ISBN : 9780698138636
Sebenarnya buku ini dan kisah
yang diceritakan di dalamnya adalah bagian dari proses penyelidikan tentang
kematian seseorang yang berhubungan dengan Pirriwee Public School. Sebuah
sekolah modern, berfasilitas lengkap, terletak di pinggir pantai di salah satu
sudut Australia. Anak anak yang bersekolah di sana adalah anak-anak dari orang
kaya raya yang tinggal di perumahan elite di sekitar sekolah tersebut. Tetapi
ketika ada seorang wanita yang biasa biasa saja, yang perlu kerja membanting
tulang, hidup tanpa suami, mendaftarkan anaknya di situ, segalanya menjadi
berubah.
“Detective-Sergeant Adrian Quinlan : Let me be clear. This is not a circus. This is a murder investigation.”
Menjadi ibu muda dan orang tua
tunggal sudah amat sulit bagi Jane yang baru berusia 24 tahun ketika sesuatu
yang buruk terjadi di hari pertama orientasi TK anak lelakinya, Ziggy. Seorang
anak perempuan, Amabella (yup, Ama, bukan Anna) menunjuk Ziggy saat gurunya
bertanya siapa yang mencekik leher anak perempuan itu sampai meninggalkan bekas
di leher mungilnya. Semenjak hari itu, Jane merasa semua orang tua menjauhi
dirinya dan melarang anak anak mereka bermain dengan Ziggy. Masalahnya, Ziggy
menyangkal dengan tegas bahwa ia pelaku bullying terhadap Amabella, ia bahkan
tidak terlihat seperti anak laki laki yang sanggup melakukannya, Jane percaya
betul akan hal itu.
Beruntung bagi Jane, ia sudah terlebih dahulu kenal dengan Madeline, yang ia tolong saat wanita 40 tahun itu terkilir di pinggir jalan dan membantunya mengantar anak ketiganya masuk ke orientasi sekolah yang sama dengan Ziggy. Chloe dan Ziggy kemudian saling berteman satu sama lain, demikian pula ibu mereka. Melalui Maddy, Jane berkenalan juga dengan Celeste dan anak kembarnya yang ternyata juga sekelas dengan Ziggy dan Chloe. Setidaknya Jane merasa kalau Ziggy mungkin masih bisa berteman dengan anak anak itu, meskipun dia dijauhi oleh anak anak lainnya. Tapi timbul keraguan di hati Jane, bagaimana kalau ternyata anaknya seorang pembully? Bagaimana kalau anaknya pembohong? Banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya. Diperparah dengan petisi yang diajukan salah satu orang tua siswa yang meminta dewan pendidikan untuk mengurus kasus ini.
Makin lama makin jelas jurang yang memisahkan kelompok Jane dengan orang orang yang menjauhinya. Meski didukung oleh Maddy dan Celeste, dan tidak juga ditemukan bukti bahwa anaknya seorang pembully, tapi Amabella masih saja sering memar memar. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang berkata benar dalam hal ini?
Wow, sejujurnya saya benar benar terkejut saat mengetahui bahwa saya menyukai ceritanya. Padahal sejatinya saya lebih sering meninggalkan hal hal yang terlalu berbau drama seperti buku ini. Mungkin karena secara tidak langsung saya merasa berempati kepada Jane, yaah jadi ibu muda itu banyak tekanannya loh (#Tsurhat). Apalagi Jane membesarkan Ziggy sendirian, tanpa suami, jangankan nikah, Ziggy sendiri sebenarnya hasil "one night stand" dengan pria asing yang bahkan tidak pernah Jane bicarakan mengenai siapa dia. Rasanya pasti lebih menyakitkan karena anaknya dituduh melakukan hal yang mengerikan, membully temannya di usia 5 tahun! Bagaimana mungkin?!
Mana Jane ini orangnya pendiam,
ngga pede, dan sering pesimis. Untungnya dia sayang banget sama Ziggy, yah dia
juga beruntung punya teman seperti Madeline. Atau sebenarnya...tidak beruntung?
Well, Mad Maddy, panggilan mesra suaminya, adalah wanita yang vokal. Bahkan
sepertinya Dia tidak takut terhadap apapun, selalu menyuarakan pendapatnya dan
tak pandai menyimpan rahasia. Saat tahun ajaran dimulai, masalah juga muncul
dalam keluarganya. Anak pertama dari suami pertamanya terlihat lebih menyukai
tinggal bersama keluarga baru sang ayah yang baru pindah sehingga tinggal
berdekatan dengan Maddy. Padahal tahun tahun pertama Maddy membesarkan Abigail
sendirian, suaminya pergi meninggalkan mereka, sampai kemudian Maddy menikah
dengan seorang lelaki yang lebih sabar lebih pengertian bernama Ed. Bersama Ed,
Maddy memiliki Fred dan Chloe, yang sialnya ternyata sekelas juga dengan anak
dari suami pertamanya bersama istri barunya.
Kompleks kan? Hahahha. Ribet pokoknya
mah.
Sedangkan keluarga Celeste, terlihat amat sangat sempurna dari luar. Mereka kaya raya, suaminya penyayang dan suka menemani anak anak mereka bermain, meski ia harus sering bertugas ke luar negeri. Tetapi suaminya ternyata seorang yang bertemperamen buruk, Celeste sudah sering ingin pergi meninggalkannya, tetapi bagaimana dengan anak anak? Alhasil semua ini ia simpan sendiri rapat rapat. Tak ada yang boleh tahu masalah keluarga mereka. Maka sementara orang orang mengagumi Celeste dan suaminya, diam diam Celeste merutuki pernikahannya.
If you can’t say anything nice, don’t say anything at all.
Novel ini benar benar kompleks, masalah yang diungkit tidak hanya satu dua tema tetapi tentang banyak hal. Bullying anak hanyalah pengantar cerita yang mengantarkan pembaca ke berbagai masalah lainnya yang dihadapi para tokoh di dalamnya. Seperti masalah pernikahan, kekerasan dalam rumah tangga, konflik orang tua tunggal, serta berbagai hal lainnya diungkap dalam buku ini. Masalahnya juga dikupas dengan apik, serta secara tidak langsung penulis menuntun pembaca menghadapi masalah tersebut, meski endingnya tetap saja mengejutkan. Terlalu singkat, tapi anehnya saya puas. Yo wis lah. Semoga setelah kematian si itu maka jadi pelajaran bagi orang orang di sekitarnya, bagi pembaca juga setidaknya.
Duh jadi panjang amat reviewnya. Hahahah. Keren lah, pokoknya mah kalau kamu suka desperate housewives dan sejenis yang drama drama begitu, bolehlah kalian coba baca yang ini. Katanya juga mau difilmin loh. Ngga sabar mau nonton!
Aaaaaa masukin to-read aaaaaa~
BalasHapusAku baca plotnya dlm reviewnya aja udah ribet bgt ya. Tapi mungkin pesan moralnya lumayan bny sih seiring dg banyaknya isu yg diangkat..
BalasHapusyang jadi jane, shailene woodley
BalasHapusbagus filmnya udh mau season final :))
BalasHapus