Judul Buku : We Were Liars
Penulis : E. Lockhart
Tebal : 227 halaman, ebook
Penerbit : Delacorte Press
My Full Name is Cadence Sinclair Eastman. I live in Burlington, Vermont, with Mummy and three dogs.
Oke. Ini kali keempat saya menulis lalu menghapus lalu menulis lagi mau seperti apa review buku ini diceritakan. Mungkin karena masih kaget sama ending ceritanya atau mungkin karena masih membahas tentang ingatan, membuat saya jadi hangover sama kayak buku sebelumnya yang saya baca, Before I Go To Sleep.
Cadence mengalami amnesia setelah sebuah tragedi terjadi di pulau milik keluarga Sinclair saat musim panas kelimabelasnya. Lama setelah itu, ia baru diijinkan kembali ke sana saat usianya delapan belas tahun. Kembali bertemu keluarga besarnya, kakek, para bibi dan para sepupu. Terutama The Liars, yang terdiri dari Mirren,Johnny dan Gat. Gat yang ia cintai, Gat yang setelah tragedi musim panas itu tak pernah lagi menghubunginya. Gat yang selalu membuat Caddy bertanya tanya apakah ada gadis lain? Apakah ada hal yang membuat mereka berpisah selama ini? Serta pertanyaan yang lain yang tak terjawab akibat amnesia yang dialami Caddy.
Saat Caddy sampai di pulau, ia merasa ada banyak perubahan yang terjadi. Rumah utamanya direnovasi, serta sikap semua orang yang sedemikian khawatir terhadap Caddy. Yang lebih parah, tidak ada orang yang mau menceritakan tragedi apa yang sebenarnya menimpa ia waktu musim panas di usia lima belasnya dulu. Tidak ada satupun, termasuk Mamanya, kakeknya atau sepupu sepupu dekatnya. Lalu Apakah ia siap kembali ke pulau ini? Apakah ini akan membuat ingatannya kembali?
“Silence is a protective coating over pain.”
Iya, buku ini memang memiliki tema amnesia, serta sebuah keluarga yang memiliki
rahasia. Dari awal membaca buku ini, memang dramanya terasa sekali terutama di
berbagai percakapan. Tapi anehnya saya tetap dibuat penasaran, rahasia apa
sebenarnya yang disimpan keluarga Sinclair sampai Caddy sendiri tidak boleh
diberi tahu. Satu satunya jalan Caddy untuk mengetahui hal itu adalah dengan
mengembalikan ingatannya saat liburan musim panas di mana tragedi terjadi. Ini
bukan hal yang mudah, tapi Caddy tipe gadis yang pantang menyerah, keras kepala
dan yaah itu juga yang menyebabkan dia sering bertentangan dengan pendapat
keluarga besarnya.
Karakter favorit saya... Johnny, bukan karakter utama tapi karena dia termasuk ke dalam Liars,maka dia sering muncul dalam banyak adegan. Johnny ini beda tiga minggu doank usianya daripada Caddy, sama sama keras kepala, tapi Johnny ngga seserius Caddy kalo membahas sesuatu. Johnny ini juga modis, seneng hal hal yang berbau seni dan punya cita cita tinggi. Dia juga sayang sama orang orang terdekatnya hanya saja ditunjukkan dengan cara yang..yah khas laki deh, sok cuek padahal sebenernya sayang. :p
Meski saya sama masih shock dengan endingnya, ngga percaya sampai ada kalik 5 kali saya baca ulang itu bab bab terakhir..saya harus menyatakan bahwa kesabaran saya membaca drama di awal benar benar terbayar.
“The island is ours. Here, in some way, we are young forever.”
Lima bintang!
Ah iya, seru banget. Berasa banget kejutannya. Bener-bener ngga nyangka bakalan kayak gitu endingnya. Ngga bisa nyalahin siapa-siapa juga wong semuanya andil bagian kok. Terus yang paling aku suka tuh bagian Caddy bikin Once Upon A Time versinya sendiri tentang keluarganya. Waahhh! Bikin aku hangover deh baca buku ini!
BalasHapusudah lama ngarep ada terjemahannya, huhuhu, semoga ada yang ngelirik
BalasHapussemoga banget. penasaran juga kalu diterjemahin akan seperti apa
Hapus