Judul Buku : Before I Go To Sleep
Penulis : SJ. Watson
Tebal : 190 halaman, ebook
Penerbit : Random House Group Ltd UK
I know I’ll go to sleep tonight and then tomorrow I'll wake up and not know anything again, and the next day, and the day after that, for ever
Pernah nggak sih sekali aja dalam
hidup,kamu berharap lupa ingatan? Saat bangun tidur kamu berharap lupa akan
semuanya, lupa tugas tugas kuliah, deadline kerjaan yang mepet, tanggal tua
yang mencekik atau lupa timbunan bukumu di sudut kamar. Kamu berharap semuanya
akan seperti kertas putih lagi saat kamu hilang ingatan.
Yah, membaca kisah Christine ini akan membuatmu berpikir ulang, terutama di bagian amnesia setiap hari. Christine mengalami amnesia yang bisa dibilang unik karena setiap ia bangun tidur ia selalu lupa tentang orang di sekelilingnya. Dia lupa tentang suaminya, lupa orangtuanya, lupa masa lalunya sama sekali. Benar benar seperti lembaran kertas kosong yang siap dijejali cerita cerita baru. Seringnya, ia terbangun dengan jiwa duapuluhan yang merasa terperangkap di tubuh lima puluhan.
Setiap pagi, Ben (suaminya) akan memberitahu hal yang sama kepada Christine. Memberi tahu siapa dia, kecelakaan yang merenggut ingatannya serta puluhan pertanyaan lain yang seputar itu itu saja. Setelah Ben berangkat kerja, Christine akan ditelpon oleh dokter pribadinya, Dr. Nesh, untuk memberitahu tentang jurnal yang ditulis sendiri oleh Christine. Lalu Chrissy akan mencarinya di lemari, menemukan dan membaca kisah hidupnya. Rutinitas ini terjadi setiap hari, dengan harapan ada memori yang bisa tersimpan lekat di benak Chrissy.
Ternyata cara ini cukup manjur, Chrissy sering melihat sekelebatan bayangan masa lalunya. Ingatan ingatan ini yang kemudian ditulis dalam jurnal, semakin lama semakin menemukan titik terang sekaligus pengungkapan alasan sebenarnya dari kecelakaan penyebab amnesia yang dialaminya. Bukannya bergembira, Chrissy malah makin takut. Makin hari ia makin sadar kalau suaminya sering menipu dengan menjejalkan cerita cerita tak benar tentang masa lalunya.
Sementara Dr. Nesh juga tak benar
benar bisa ia percaya. Lalu bagaimana cara Chrissy mengembalikan ingatannya
yang hilang? Kebenaran apa yang sebenarnya ia temukan?
Wow, itu kesan saya setelah berada di pertengahan cerita. Benar-benar menggoda untuk segera diselesaikan dan penasaran bagaimana akhir kisah Chrissy. Alurnya cepat, meski maju mundur tetapi dengan mudah pembaca dapat mengikuti dan membayangkannya.
Entah mengapa saya cukup terbawa emosi saat membaca buku ini, seperti ikut merasakan apa yang Chrissy rasakan. Kepedihan yang ia rasakan setiap bangun tidur atau setiap menemukan fakta baru yang disembunyikan Ben darinya, luka yang ia temukan ketika mendapatkan ingatan masa lalunya. Semua makin membuat saya mengasihani Chrissy. Seorang wanita berusia lanjut masih harus bertarung dengan pikirannya sendiri yang nggak mau diajak berkerja sama. Dan semua ini terjadi setiap hari.
Chrissy terlihat rapuh akibat amnesia yang dideritanya, meski terkadang ia menegarkan diri, tapi melalui dialog dialognya kadang tersurat keputusasaan yang besar. Ditambah paranoia yang ia derita,membuatnya seakan berimajinasi yang bukan bukan. Novel ini memang semacam psychology thriller, membuat kita ikut deg degan mengikuti laku sang tokoh utama.
Nggak salah kalau penulis kemudian menggondol banyak penghargaan dari tulisannya ini, karena saya rasa memang novel ini layak mendapatkannya. Lima bintang dari saya. Super.
"I am sliding, down,down. Toward blackness, I must not sleep. I must not sleep.I.Must.Not.Sleep."
Lucu juga ya ceritanya.. Btw, blog nya bagus mbak Alvina..
BalasHapusKeep Posting yooo.. :)
Jadi pengen baca juga.... Belum ada terjemahannya yak?
BalasHapusiya kang opaan, belum ada terjemahannya.. tapi bagus lohh
BalasHapusmenarik sekali jika ada terjemahannya dan diterbitkan di indonesia.
BalasHapusaku mau baca buku ini, huhuhuhu
BalasHapus