Galila

Judul  Buku : Galila

Penulis : Jessica Huwae

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan pertama : Maret 2014

Tebal : 331 halaman, paperback

ISBN : 9786020302102

Setiap orang pasti memiliki masa lalu, sebagian mengenangnya selalu, sebagian lain menutupnya jauh jauh ke dalam palung kenangan. Bagaimana bila masa lalu mengusikmu di saat kamu sedang merancang masa depan yang menjanjikan?

Galila adalah seorang Diva yang namanya sedang melejit di Indonesia. Kemunculannya bagaikan kisah dongeng, menumbuhkan harapan para pemirsa yang menikmati penampilannya. Bayangkan saja, seorang wanita dari kota terpencil di ujung Indonesia muncul secara tiba tiba dalam sebuah kompetisi suara, setelah kemenangannya, ia meroket,terkenal menjadi seorang artis dengan kemewahan dan kebaikan sosial yang dilakukannya.

Suatu ketika ia berkenalan dengan Eddie, pengusaha muda yang baru pulang dari Amerika dan meneruskan bisnis keluarganya. Bersama Eddie, Galila menemukan kebahagiaan yang selama ini belum pernah ia rasakan. Ia jatuh cinta. Tetapi bukan hal yang mudah membina hati bersama Eddie, selain karena Galila seorang public figure, Eddie sendiri berasal dari keluarga yang tradisinya masih mengakar. Ibunda Eddie, Hana, tidak mau anak lelakinya menikahi wanita sembarangan. Bibit, bebet, bobotnya harus jelas dan seimbang dengan keluarganya, kalau perlu masih keluarga jauh.

Mampukah Eddie yang sudah telanjur kesengsem dengan Galila, mempertahankan kisah cintanya? Sementara Hana akan mengusahakan berbagai macam cara untuk menjauhkan Galila dari Eddie, termasuk mencari tahu asal usul Galila yang misterius.

Sebenarnya saya sudah lama tergoda membaca buku ini, beruntung kemarin dapat buntelan dari mbak desti. Saya penasaran, seajaib apa sih kehidupan Galila, seberapa muram sih masa lalunya? Nah,begitu saya membaca buku ini ternyata benar, saya penasaran banget sama akhir ceritanya, dalam sehari semalam sudah ludes saya habiskan. Bahasanya ringan,alurnya cepat dan intriknya bagai nonton sinetron, jadi berasa gampang aja gitu dibayangin. Tapi kok penyelesaian konfliknya...gitu doank, ya. Padahal greget awalnya udah dibangun dengan sistematis, lah kok endingnya ngga memuaskan.

Saya suka tokoh Galila di kisah ini. Seorang wanita yang Tegas dan berprinsip, bahkan meski ia sudah terjun di dunia entertainment yang notabene harus siap aja dikulik segala tentang dirinya. Oh ya, dalam kisah ini juga diceritakan alur balik,jadi kita tahu perubahan dan pengembangan karakter Galila dari seorang wanita pemalu, pemimpi menjadi seorang wanita yang tegar, berani, meski masih sama sama rapuh.

Unsur budaya Batak juga cukup kental diceritakan di buku ini, terutama karena keluarga Eddie yang masih konvensional terhadap pemilihan jodoh untuknya.  Sedangkan dari sisi Galila, kita diajak mengingat kembali tragedi Ambon berdarah, yang menyebabkan kelumpuhan ekonomi dan terpuruknya kota Ambon.

Kisah cinta Galila dan Eddie memang sekilas  terdengar klise, cinta yang ditolak keluarga besar, perjodohan, dan masa lalu yang mengintip kembali lewat celah celah luka. Tapi buku ini membawa pengetahuan baru untuk saya terutama budaya Batak yang patrilineal. Sebagai satu satunya anak lelaki di keluarganya, Eddie menjadi tumpuan untuk melanjutkan keberlangsungan marga mereka. Sehingga Hana sangat memperhatikan dan mendidik Eddie dengan sungguh sungguh, serta merancang masa depan anaknya termasuk urusan pelik macam kisah cinta.

Sebenarnya sih, saya rasa hampir sebagian besar Ibu pasti ingin anaknya mendapatkan hal hal yang terbaik, cuma caranya aja yang berbeda beda.

“Adakah kesetiaan dan kenaifan yang lebih besar dari sebuah batu karang?”

Novel yang bagus, cocok sebagai bacaan ringan Anda di akhir pekan. Selamat membaca!