Judul Buku : Penny from Heaven
Penulis : Jennifer L. Holm
eISBN : 978-0-375-84926-8
Penny adalah nama panggilan
kesayangan dari seorang gadis bernama Barbara Ann Falucci. Ayahnya, yang telah
lama meninggal, amat menyukai lagu "Pennies from heaven" milik Bing
Crosby, sampai-sampai memanggil anak satu-satunya dengan sebutan Penny. Ia dan
keluarganya tinggal di Brooklyn, keluarga yang sangat-sangat besar terutama
keluarga mendiang ayahnya yang memiliki darah Italia.
Penny tinggal dengan ibunya berserta Pop-pop
dan Me-Me, kakek neneknya. Mereka tinggal tidak jauh dengan keluarga Falucci,
dan Penny juga dekat dengan keluarga Ayahnya tersebut. Sehari harinya, Penny
sering membantu di toko daging milik Uncle Ralphie, saudara laki-laki ayahnya,
bersama Frankie, sepupunya. Frankie adalah anak laki-laki yang sering spontan
saat bertindak, ini membuat dia mudah sekali terlibat suatu masalah. Terlebih
lagi karena ayahnya seorang pemabuk dan sering dipecat kerja, Frankie seolah
memikul beban menjadi kepala keluarga bagi ibu dan adiknya, meski
saudara-saudara yang lain tidak segan-segan membantu mereka. Mereka berdua
sering bermain bersama, terkadang Frankie mengajak Penny bermain baseball,
menghabiskan hari di rumah Nonny (ibu dari ayahnya Penny) atau sekadar bermalas
malasan di rumah Penny.
Ibu, Pop-Pop dan Me-Me
sebenarnya tidak terlalu suka jika Penny sering memghabiskan waktu dengan
keluarga Falucci. Penny tahu itu, tapi ia bersikap masa bodoh. Baginya keluarg
Falucci adalah keluarga yang sangat menyenangkan. Masakan Nonny jauh lebih enak
daripada masakan Me-Me, lalu paman-paman dan bibi-bibiny sering sekali
menghadiahi Penny dengan berbagai barang. Tapi paman favorit Penny adalah Uncle
Dominic, teman baiknya yang sama sama menyukai "Brooklyn Dodgers",
tim baseball dari Brooklyn. Suatu ketika, Penny mengetahui bahwa ibunya kencan
dengan Mr. Mulligan, pria pengantar susu.
"Life's not fair", Uncle Dominic says, and i know he's right.
Ini membuat Penny marah, cemas dan
takut. Marah karena ia merasa Ibunya telah mengkhianati Ayahnya, cemas dan
takut karen Penny tidak mau siapapun menggantikan Ayahnya. Atau kalau memang
harus digantikan, ia lebih suka Uncle Dominic yang menjadi ayahnya daripada Mr.
Mulligan. Terlebih karena di rumahnya, Sang Ibu tidak pernah bercerita atau
membahas seperti apa Ayahnya Penny, sedangkan di keluarga Falucci, nama Ayahnya
masih sering disebut dan diceritakan. Meski tidak pernah ada satupun yang
membahas bagaimana Ayahnya bisa meninggal.
Cerita tentang keluarga yang
menyenangkan untuk diikuti, terlebih karena dari dua budaya yang berbeda,
Amerika dan Italia, memberikan saya pengalaman dan pengetahuan baru saat
membacanya.
Penny adalah seorang anak
perempuan yang cekatan, cerdas dan berani. Cara berbicaranya ceplas ceplos tapi
dia tahu bagaimana bersikap dalam suatu kondisi tertentu. Sifatnya Ramah dan
sangat jelas terlihat bahw aia menyayangi keuarga besarnya, dan bangga memiliki
mereka. Penny menghormati mendiang Ayahnya, meski ia selalu menyimpan tanya
seperti apa Ayahnya dulu dan selalu senang jika ada kenalan atau saudaranya
yang menceritakan tentang hidup Freddy, Ayahnya, kepada Penny.
Cerita tentang Penny ini
terinspirasi oleh kisah hidup Si Penulis. Ia yang juga memiliki darah Italia,
menceritakan sedikit pengalamannya di sini, termasuk tentang beberapa detil dan
latar cerita yang terjadi setelah Perang Dunia II. Selama PD II, Presiden
Roosevelt mengeluarkan maklumat yang berhubungan dengan warga Italia atau
disebut “enemy aliens”. Mereka yang belum berpindah kewarganegaraan menjadi
warga Amerika, dilarang memiliki benda-benda informatif seperti radio, kamera,
senjata atau senter. Pun jika mereka telah lama tinggal dan menjadi orang
Amerika pun, masih sering dicurigai dan dimata-matai.
Novel yang mendapatkan Newbery
Honor tahun 2007 ini pas dibaca sebagai bacaan ringan pun oleh anak-anak yang
menginjak remaja sebagai pelajaran berharga tentang keluarga dan kejujuran. :)
Be First to Post Comment !
Posting Komentar