Judul Buku ; Goodnight
Tweetheart
Penulis : Teresa Medeiros
Alih Bahasa : Siska Yuanita
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan pertama : Desember 2011
Tebal : 248 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-7837-8
Ada banyak media sosial yang
saat ini ramai digunakan, salah satunya twitter. Sebut saja guru, murid, artis
bahkan presiden pun memiliki akun di media ini. Demikian pula dengan penulis,
yang seringkali menjadikan twitter sebagai ajang cari masukan dari pembacanya,
mengenal lebih dekat lah, kurang lebih.
Begitu pula dengan Abigail Donovan, seorang wanita yang buku pertamanya terpilih dalam Klub Buku Oprah sampai melejitkan namanya, yang disanding sanding sebagai calon penerima nobel sastra. Tinggal di apartemen mewah bersama dua kucing peliharaannya, membuat Abby jarang bersosialisasi dengan orang lain.
Sambil mengerjakan buku keduanya yang masih stagnan di bab lima, akhirnya sang editor yang baik hati membuatkan Abby sebuah akun twitter. Tujuannya agar Abby bisa bersosialisasi dengan pembaca dan segera merampungkan buku keduanya yang sudah molor jauh dari tenggat waktu yang diberikan.
Abby yang gagap twitter kemudian bertemu dengan laki-laki berakun MarkBaynard di media sosial tersebut. Mark mengaku sebagai dosen sastra inggris yang mengambil cuti panjang untuk keliling dunia dan menulis novelnya sendiri. Melalui Mark, Abby belajar menggunakan twitter, bagaimana menginstal tweetdeck, apa itu followers dan bagaimana mengupload sebuah gambar di twitter.
Kelamaan, Mark menjadi teman yang menyenangkan bagi Abby. Obrolan mereka selalu nyambung
"Abby semakin nyaman dengan irama obrolan mereka di komputer. Rasanya seperti main tenis, dengan kata kata sebagai bolanya." -32
Begitulah, bersama Mark, Abby diajak kencan di restoran lewat twitter (saya baru tahu ini ada lho!), kiat menambah follower (yang bikin ketawa ngakak), sampai cerita patah hati karena penerbit.
Diam diam Abby menyadari bahwa ia mungkin menyukai Mark lebih dari sekadar teman, tapi benarkah itu? Sedangkan ia saja tidak tahu apakah Mark Baynard benar-benar ada atau tidak.
Saya suka dengan ceritanya.
Ringkas dan sebagian besar dibuat seperti balas membalas tweet, terbatas dalam
140 karakter. Mark yang memiliki sifat humoris, cocok dengan Abby yang sedang
depresi menyelesaikan novelnya. Guyonan guyonan sarkatis berlimpah di buku ini.
Sayangnya tidak semuanya saya mengerti, mungkin karena keterbatasan
buku/film/gosip artis yang saya tahu, sedangkan guyonan mereka tidak jauh jauh
dari itu. Karakter Abby yang di awal cerita tampak membosankan, semakin
berkembang sepanjang buku. Dimotivasi oleh Mark, Abby tumbuh menjadi sosok Abby
yang dulu, yang percaya diri dan akhirnya berani mengambil keputusan besar.
Sedangkan ide ceritanya yang sederhana, membuat saya merenung sebentar, dan sadar bahwa saya tidak jauh beda dengan Abby. Saya punya banyak teman di dunia maya yang hampir sebagian besar belum pernah saya temui secara langsung, tapi anehnya saya merasa amat dekat dan kenal dengan mereka. Yah, ini maksud saya teman teman di komunitas blogger buku indonesia ya. Mungkin kenyamanan itu yang dirasakan Abby kepada Mark, sehingga membuatnya santai saja bercerita ini itu terhadap Mark. Pun sampai beberapa rahasia Abby yang hampir belum pernah diceritakan ke orang lain.
Terkadang, orang yang jauh memang terasa amat dekat, tapi jangan abaikan yang ada di sekitar kita, sebab suka atau tidak suka kita akan lebih banyak berinteraksi dengan mereka di dunia nyata.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar