Judul Buku : Gelombang 5 (The
5th Wave)
Penulis : Rick Yancey
Alih Bahasa : Angelic Zaizai
Editor : Barokah Ruziati
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan Pertama : Desember 2013
Tebal : 576 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-9115-5
Kedatangan : Pesawat induk
seukuran Manhattan berada pada jarak kurang lebih 400 km di atas bumi
Gelombang 1 : EMP - Denyut
Elektromagnetik masif menembus atmosfer tepat setelah 10 hari kedatangan.
Setengah juta manusia tewas.
Gelombang 2 : Tsunami - Tiga
miliar manusia tewas
Gelombang 3 : Wabah Darah. Wabah
Sampar. 97% dari empat miliar (jumlah penduduk bumi) tewas
Gelombang 4 : Peredam
Cassie Sullivan hampir mati
dalam perjalanannya menemui adiknya, Sam, di Kamp Haven. Gadis itu terluka,
terpuruk dalam sebuah mobil yang tak lagi berfungsi, dengan suhu amat dingin di
luar, salju yang menumpuk. Bahkan mungkin dia berharap untuk mati, agar ia
punya alasan untuk tidak menepati janjinya kepada Sam. Setidaknya alasan itu
bisa diceritakannya nanti di akhirat, bersamaan dengan berkumpulnya kembali
keluarga kecil mereka. Mom yang mati karena wabah, Dad yang dibunuh 'mereka' ,
para alien yang benar-benar ingin menguasai bumi dan melenyapkan manusianya,
serta Sam, bocah lima tahun yang dibawa sekelompok prajurit ke Kamp Haven, yang
katanya tempat paling aman di seluruh muka bumi, saat itu.
Tapi Cassie diselamatkan oleh
Evan Walker, seorang remaja lelaki misterius yang juga kehilangan adiknya.
Meninggal, wabah Sampar. Setelah diselamatkan, Cassie mulai ragu. Ada aturan
yang ia ingat kuat-kuat setelah Gelombang 4 datang.
Aturan pertama : Jangan percaya siapa punAturan kedua : Satu-satunya cara bertahan adalah dengan tetap sendirian.
Evan mengacaukan segalanya, dan
Cassie tahu itu. Tapi kondisi Cassie amat lemah setelah ia ditembak oleh
Peredam dan meringkuk hampir kehilangan nyawa, kedinginan bersembunyi di jok
mobil. Sekarang jika ia meninggalkan Evan, berarti Cassie akan kehilangan
kehangatan rumah sesaatnya. Ya, Evan membawa gadis itu tinggal di rumahnya,
diobati bahkan diajari menggunakan senapan dengan jitu.
Jika saja Cassie hilang ingatan,
pasti ia akan memilih tinggal nyaman di tempat barunya. Tapi ia masih memegang
janji kepada Sam, ia harus pergi menemui dan menjemput Sam dengan resiko yang
selama ini membayanginya. Hidup atau mati. Cassie yang mulai membaik perlahan
mencium kejanggalan pada diri Evan, sesuatu yang membuat insting bertahan
hidupnya kembali. Siapa Evan sebenarnya? Mengapa ia menyembuhkan dan melindungi
Cassie ? Atau jangan-jangan Evan adalah salah satu dari Peredam? Tapi jika itu
benar, lalu mengapa ia masih belum membunuh Cassie?
Apa kau tahu cara memastikan siapa musuhmu, Cassie? - Hal. 122
Jika saja para makhluk lain itu
tidak datang ke bumi, tidak tergoda dengan keindahan bumi atau memusnahkan umat
manusia. Jika dan jika saja....
Sementara Cassie
memikirkan rencananya menyelamatkan Sam, kondisi di Kamp Haven tidak jauh lebih
baik. Banyak anak-anak di sana yang terselamatkan dilatih, ditempa menjadi
prajurit-prajurit tangguh. Merekalah yang akan menjadi garda terdepan
penyelamatan umat manusia. Mereka, anak-anak dengan usia tak lebih dari 14
tahun, bahkan ada yang berumur 5 tahun. Tapi mengapa anak-anak yang mereka
pilih untuk dilatih?
Mendebarkan. itu kesan akhir
saya setelah membaca buku ini. Bahkan rasa penasaran muncul, bagaimana kisah
Cassie selanjutnya?
Sewaktu membaca sinopsis buku
ini, saya sudah kepincut, ditambah covernya yang misterius. sejujurnya saya
sempat putus asa membaca novel ini di awalnya. Alurnya lambat, efek perangnya
kurang terasa, malah lebih ke drama. Tapi lewat separuh buku, mulai banyak
konflik yang muncul, tokoh misterius dan strategi bertahan yang luar
biasa.
Cassie adalah sosok gadis yang biasa-biasa
saja, tetapi dalam buku ini melalui kilas balik, diceritakan perkembangan
pribadinya menjadi gadis tangguh dan bertahan. Ibu yang meninggal, disusul
kematian Sang Ayah serta Adik yang dibawa oleh orang asing mungkin secara
langsung mengubah psikologis Cassie menjadi sosok yang keras. Ia tidak mudah
percaya kepada orang lain, meski dorongan emosi khas anak belasan tahun kadang
masih sering meluapinya tapi dia selalu meredamnya. Ia juga seorang yang amat
menyayangi keluarganya, ini terlihat dari berulang kali ia menjaga boneka
beruang Sammy dan membawanya ke manapun ia pergi. Ia juga sering membicarakan
tentang kematian Ibunya atau sikap Ayahnya dulu sebelum kedatangan. Seakan
dengan demikian ia bisa mengenang kebahagiaan hidupnya yang dulu.
Gambaran di buku ini
mengingatkan saya akan film seri Revolution yang dulu pernah saya tonton di
Fox, EMP, kata kuncinya, membuat saya bisa membayangkan seperti apa suasana
dalam latar cerita Gelombang 5. Buku ini juga memiliki latar cerita seperti TheRoad milik Cormac McCarthy, dengan dunia pasca musibah dan seorang Ayah yang
melindungi anaknya untuk dapat berkumpul dengan manusia yang tersisa lainnya di
dunia. Yang membedakan jelas tentang alien, unsur unik pertama yang ada di
dalam Gelombang 5. Sejauh ini baru buku inilah yang memaksa saya menelan pil
pahit tentang alien (yang ternyata memiliki kecerdasan luar biasa dan ambisi
maksimal untuk melenyapkan manusia) apalagi menjadikan alien sebagai penyebab
'musibah' untuk kemudian menjadikan dunia setelah itu sebagai latar cerita.
Pesan saya saat membaca buku ini
sih, sabar saja, pada saatnya nanti, kalian juga akan menemukan letak
keseruannya. Dan mungkin kalian bernasib tak lebih baik dari saya,
berharap-harap cemas menunggu buku keduanya. :p
p.s. Terima kasih untuk Mba Dini
atas kiriman bukunya. Sukaaaa
Jadi pengen baca u.u
BalasHapusIni buku pertama apa sebelumnya ada prekuel nya ya? :D makasih
BalasHapusiyaa ini buku pertama, setahuk sih. :) tapi berseriii, masih ada lanjutannya x_x
BalasHapusAda yang tau gak yang serie 2 keluarnya kapa??
BalasHapuspenasaran sama lanjutannya, sama evan nya juga...
penasaran sama si ringer dan si zombie..hehehe.....
BalasHapusSeri keduanya the infinite sea kalo gak salab
BalasHapusiyaa seri keduanya sudah diterbitkan gramedia, judulnya infinite sea :D
BalasHapusasli filmnya bukan main serunya>
BalasHapus