Judul Buku : The Girl Who Kicked the Hornets' Nest (Milllenium #3)
Penulis : Stieg Larsson
Penerjemah : Nurul Agustina & Nur Aini
Penyunting : Esti Budihabsari
Penerbit : Qanita
Cetakan Pertama : Desember 2010
Tebal : 984 halaman, paperback
ISBN : 978-602-8579-45-2
Salander
memang penuh kejutan.
Setelah
kejadian di akhir buku kedua, kali ini ia harus bertahan hidup saat sebutir
peluru masuk ke dalam otaknya. Syukurlah operasi yang dilakukan Dr. Jonasson
berhasil, tapi selama Salander belum sadarkan diri, segala kemungkinan buruk
masih dapat terjadi. Apalagi tak hanya kepala Salander yang cedera, bahu dan
pahanya penuh luka dan kalaupun ia bisa sadarkan diri, akan butuh terapi fisik
untuk mengembalikan kemampuannya seperti semula.
Sementara
Salander di rumah sakit, Pihak penuntut mulai menyusun skenario-skenario busuk
untuk kembali memasukkan Salander ke dalam rumah sakit jiwa. Hal ini dilakukan
agar kelak tidak perlu dilakukan persidangan yang dikhawatirkan akan mengupas
sampai habis tentang Seksi Analisis Khusus termasuk siapa-siapa yang selama ini
bermain kotor di bawah nama Zalachenko.
Tapi
se-introvert-nya Salander, serta asosialnya dia dalam pergaulan, wanita ini
memiliki teman yang benar-benar loyal baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Plague, Trinity adalah dua orang kepercayaan Salander yang ikut membantu
Blomkvist dan Giannini, adik perempuannya, untuk membebaskan Salander dari
segala tuduhan yang selama ini menyesatkan tentangnya. Juga untuk
memperjuangkan kebebasan sebagai wrga sipil yang seharusnya ia dapatkan, bukan
penghakiman bahwa ia adalah seorang yang terganggu mentalnya dan harus selalu
diawasi di rumah sakit jiwa.
Bagaimana cara mereka membantu
Salander? Sedangkan makin lama ternyata masalah yang dihadapi mereka bukan
hanya dengan orang-orang biasa, tetapi berhubungan langsung dengan konstitusi
dan Perdana Menteri! Hal dan
isu sensitif yang bisa saja menjungkirbalikkan Swedia jika skandal ini
terbongkar..
Duh,
ini buku ketiga dari seri Millenium yang akhirnya tamat juga saya baca :')
Salander
jelas menjadi salah satu tokoh favorit saya untuk tahun ini. Kemampuan
analisisnya yang luar biasa cepat dan efisien, serta sikapnya yang kadang
"muthungan" membuat Salander unik. Ia adalah orang yang paling bisa
mengendalikan diri. Ambil saja contoh ketika ia memutuskan untuk tidak berbicara
dengan Teleborian selama ratusan hari ia disiksa di rumah sakit jiwa. Nah, mana
ada orang yang ngehadiahin 'diam' buat dirinya sendiri kalau bukan Salander? Di buku ini kita akan menemukan bagaimana
Salander secara keseluruhan tampil. Secara psikologis, Salander benar makin
berkembang dari buku pertama sampai buku ketiga. Salah satu nya kemampuannya
untuk mulai berteman, meski perlahan, di dunia nyata.
Ah, pokoknya mah puas banget baca buku
ini. Meski di awal sampai tengah saya sempat mabuk oleh informasi-informasi
negara, atau tentang seseorang, atau tentang suatu yuridiksi hukum, tapi begitu
halaman 500 sekian, saya ngga bisa berhenti baca. Si Penulis pintar banget
menggantungkan akhir tiap bab yang akhirnya malah membuat saya mbablas baca
sampai selesai :p
"Cerita ini bukan hanya mengenai mata-mata dan lembaga rahasia pemerintah. Cerita ini juga mengenai kekerasan terhadap perempuan, dan para lelaki yang menyebabkan ini terjadi."- Blomkvist
Kalimat di atas adalah kalimat yang benar
mewakili isi cerita dari seri buku Millenium. Pada seri pertama, kita
diceritakan tentang kekerasan dan ketidakadilan yang dialami Salander oleh
walinya sendiri, Bjurman. Juga tentang Harriet Vanger dan abangnya. Di buku
kedua dan ketiga, berawal dari penelitian tentang penyelundupan wanita ke
Swedia sebagai budak seks, mengakibatkan terbukanya masa lalu Salander yang
ternyata memiliki seorang ayah yang sering menyakiti istrinya. Bukan hal baik
dalam keluarga, tentunya, apalagi pemerintah malah jelas-jelas melindungi lelaki
bajingan tersebut dan menjebloskan anak perempuan, yang mati-matian membela
ibunya, ke dalam rumah sakit jiwa pada umur belasan tahun.
Di Indonesia sendiri, ada Komnas Perempuan
yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan Indonesia. Komnas
Perempuan adalah lembaga negara yang independen yang dibentuk melalui Keputusan
Presiden No. 181 Tahun 1998, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65
Tahun 2005.
Dalam dunia Internasional juga dikenal
adanya Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism
Against Gender Violence) yang merupakan kampanye internasional untuk mendorong
upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Sebagai institusi nasional hak asasi
manusia di Indonesia, Komnas Perempuan menjadi inisiator kegiatan ini di
Indonesia. Aktivitas ini sendiri pertama kali digagas oleh Women’s Global
Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global
Leadership. Setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November
yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan
hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM)
Internasional.
Selesai membaca buku ini, selain ada rasa
lega karena saya berhasil menamatkan buku bantal, saya juga merasakan ada
ketakutan merayapi diri saya.
Apakah ada wanita-wanita seperti Salander
yang teraniaya di luar sana, di negeri saya Indonesia?
Seri Millenium lainnya :
1. The Girl With The Dragon Tattoo
2. The Girl Who Played With Fire
ampun deh 984 halaman, sedikit lagi 1.000. Saya kapan ya bacanya :(
BalasHapusselalu miris baca tentang wanita-wanita yang teraniaya.
BalasHapusApa ini buku ber seri ?
aku punya buku pertamanya alv.. belum kubaca waktu itu karena tebal banget. Dan sekarang males banget buat ngebaca karena aku tahu buku ini berseri dan serialnya udah susah didapetin, mending beneran buat bantal aja deh --"
BalasHapusBelum baca yang ketiga ini, aduh Salander itu memang keren pake banget! Sayang sudah ga ada lanjutannya lagi ya, mmg sih mau dibuat tapi tapi kan tetap beda ya, Vin :p
BalasHapus