Judul
Buku : The Girl Who Played With Fire (Millenium #2)
Penulis
: Stieg Larsson
Penerjemah
: Nurul Agustina
Penerbit
: Qanita
Tebal : 904 halaman, paperback
Cetakan pertama : Desember 2009
ISBN : 978-602-8579-162
Hampir setahun saya menunda membaca buku ini, meski sebenarnya hasrat menamatkan
kisahnya udah muncul sejak kali pertama buku ini saya terima. (Iya, buku ini
hadiah dari menang giveaway di blog Bang Helvry ~sungkem~). Alasannya cuma
satu, tebelnya bikin spaneng, apalagi selama hamil kemaren saya entah kenapa
males banget baca yang tebel-tebel (alesan banget
:p). Terus muncul deh tema baca bareng thriller di BBI, awalnya saya nggak ada
niat pula ambil buku ini dari lemari. Jujur aja rencananya sih saya mau baca
Carrie-nya King. Eh ternyata Carrie belum ajdi dibeli, saya telah memantapkan
diri memilih buku ini buat dibaca.
Hasilnya? Saya ngga salah pilih, deh. X)
Setahun setelah Blomkvist putus hubungan
dengan Salander, jalan cerita mereka kembali saling bertautan, padahal Salander
sudah jauh-jauh ingin mengenyahkan Blomkvist dari hidupnya.
Dalam tempo waktu singkat dari kepulangan
Salander ke Swedia, ia dijadikan buron oleh kepolisian karena tertuduh telah
membunuh tiga orang. Seorang reporter bernama Dag Svensson bersama
pacarnya, Mia Johansson, dan Nils Bjurman. Motifnya masih belum diketahui, tapi
yang jelas di kedua lokasi pembunuhan bertebaran sidik jari Salander dan yang
lebih menguatkan adalah sidik jari di pistol yang digunakan untuk membunuh tiga
orang tersebut.
Penyelidikan
dilakukan oleh kepolisian dibantu dengan Milton Security yang turut memberikan
bantuan karena Salander adalah mantan pegawainya. Blomkvist turut terseret
dalam kasus ini karena ialah yang pertama kali menemukan jenasah Dag dan Mia. Ternyata
Dag adalah seorang jurnalis yang rencananya akan menerbitkan bukunya di
Millenium. Buku itu berisi sex traficking yang ada di Swedia, cerita-cerita
yang keluar dari mulut para korban dan juga nama-nama orang penting di balik
layar yang diam-diam menikmati kegiatan bejat itu. Sedangkan Mia sedang
menyusun disertasi yang juga bertemakan sex traficking.
Di
saat semua berita mulai menyudutkan Salander, Blomkvist bertahan dengan
kepercayaan dirinya bahwa gadis itu sebenarnya telah difitnah. Memang Salander
mungkin membunuh orang, tetapi itu hanya ketika nyawanya merasa terancam. Solusi
mengenai tersangka lain mulai dipikirkan, dan kasus sex traficking yang
menghubungkan semuanya.
Tidak
sampai di sini saja, buku ini menggambarkan kilas balik kehidupan Salander,
saya lebih suka buku ini daripada buku pertamanya yang lebih menitikberatkan
kasus Blomkvist. Meski sering diremehkan, Salander memiliki kejutan-kejutan
kecil yang tidak pernah orang lain bayangkan. Ia memang perlu ditakuti,
terutama ketika ada yang mengancam hidupnya terang-terangan. Ia jenius, luar biasa
cerdas, teliti dan ingatan fotografis yang kuat membuat Salander tampil sangat
spesial di buku pertama. Di buku kedua ini, sisi 'feminin' Salander juga
diperlihatkan, seakan-akan penulis mengatakan bahwa sebenarnya Salander ini
hanya seorang gadis biasa.
Secara
keseluruhan, saya sukaaa sama cerita di buku ini. Alurnya cepat, meski detil
tetap saja berperan dan tumpah ruah dalam buku, tapi tetap saja saya lahap
karena siapa sangka detil itu malah menjadi petunjuk penting untuk cerita
selanjutnya. Pembangunan karakter pendamping juga pas, tidak terkesan
berlebihan mendukung peran tokoh utamanya. 'Kebetulan-kebetulan' yang ada juga
tidak terlalu mengagetkan, karena ada alasan-alasan yang sebenarnya sudah
dijelaskan sebelumnya meski tak rinci.
"Kamu benar-benar misterius. Tidak pernah membicarakan tentang dirimu sendiri. Aku bahkan tidak tahu kau bekerja di mana, atau siapa yang bisa kuhubungi kalau teleponmu tidak aktif -Hal. 165"
Begitulah Salander. Misterius, antisosial,
jenius, dan kadnag bisa jadi menakutkan.
4/5 bintang lah ya.
Niat baca lanjutannya sih, tapi...984
halaman boooo'
*itung
kancing
Eh ya ampun. Sudah buku kedua aja. Aku dong, buku pertama aja masih anggurin. Liat tebelnya nggak kuwat. Haha. #plak
BalasHapuserr lupa udah berapa lama buku ini ketimbun
BalasHapus