Judul Buku :
Rencana Besar
Penulis : Tsugaeda
Penyunting :
Pratiwi Utami
Penerbit :
Bentang Pustaka
Tebal : 378
halaman, paperback
Cetakan Pertama :
Agustus 2013
ISBN :
978-602-7888-65-4
”Bisnis kami adalah soal reputasi. Tanpa reputasi, kami mati. Kami tahu persis berapa harga suatu pekerjaan.” –Hal. 15
Makarim Ghanim bukanlah
seorang detektif, ia lebih dikenal dengan kemampuannya dalam membenahi atau
membuat suatu sistem baik dalam sebuah perusahaan atau pihak manapun yang
membutuhkan bantuannya. Kali ini Makarim dihubungi seorang sahabat lamanya,
Agung, yang merupakan Wakil Direktur Utama Universal Bank Of Indonesia atau
yang sering disingkat sebagai UBI. Agung menemukan kejanggalan dalam pembukuan
Bank tersebut, ada selisih 17 milyar yang hilang jika dibandingkan dengan
laporan akhir tahun sebelumnya. Karena itu ia meminta Makarim menyelidiki hal
ini, kapasitasnya sebagai orang netral dan juga kemampuannya menganalisis
dengan tajam dan teliti lah yang mengantarkan Agung merekrut teman kuliahnya
dulu itu.
Tiga orang
tersangka telah diajukan oleh Agung, dengan keterangan bahwa mereka inilah yang
memiliki akses dan motif yang cukup berbahaya sehingga mampu melenyapkan uang
sebesar 17 milyar. Tiga orang itu adalah Amanda Suseno, Reza Ramaditya dan Rifad
Akbar. Anehnya, ketiga orang ini adalah pegawai-pegawai yang teladan di
kantornya, bagaimana bisa mereka malah memiliki motivasi untuk mengambil dana
milyaran rupiah?
Penyelidikan
dimulai, Makarim yang sedang memiliki masalah rumah tangga, ijin kepada anak
buahnya dengan alasan untuk pergi berlibur selama sebulan. Diam-diam ia ke
Surabaya, satu demi satu berkenalan dan mengorek informasi dari masing-masing
tersangka.
Amanda adalah
seorang wanita yang enerjik dan ambisius, marketing yang merupakan bidangnya
mengharuskan gadis itu untuk tampil dengan mengesankan secara luar maupun
dalam. Ia pandai merayu dan bersikap manis kepada para nasabah UBI ataupun
calon nasabahnya. Meski ia masih muda dan memiliki jenjang karir yang
menjanjikan, gadis ini mungkin memiliki motif psikologis untuk melakukan
pencurian uang tersebut.
Rifad bukan hanya
aktif dan teladan di kantor UBI, ia juga merupakan ketua Serikat Pekerja UBI
seluruh Indonesia. Tak hanya lewat ucapan, Rifad juga membuktikan bahwa ia
layak menduduki jabatan penting tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Rifad
berhasil menyusun kekuatan yang besar di bawah naungan serikat pekerja UBI.
Secara motif, jelas lelaki ini memilikinya, ia mungkin saja menggelapkan dana
untuk mengembangkan kelompok yang dikenal dengan sebutan ’Patriot’ tersebut.
Reza satu-satunya
tersangka yang jelas terlihat bermasalah. Meski baru bergabung di
UBI, ia sudah mengalami demotivasi dalam pekerjaannya. Padahal lelaki ini dulunya pernah memiliki kemampuan analisa yang baik, ia juga memiliki cara pandang yang luas,
terlihat dari obrolan singkatnya dengan Makarim. Motif demotivasi sudah sering
ditemui dalam kasus penggelapan uang perusahaan, mungkin saja kali ini kasusnya
juga sama.
Usut punya
usut, Makarim sampai kepada sebuah
kesimpulan. Seorang tersangka. Ah, ternyata begitu mudah kasus ini
diselesaikan. Laporan disiapkan. Makarim bersiap kembali ke Jakarta.
Lalu sebuah
informasi tak terduga sampai ke telinganya. Informasi yang membuat Makarim
membatalkan kepulangannya dan kembali menyusun satu demi satu rangkaian puzzle
’uang hilang’ tersebut. Sebuah nama baru muncul, nama yang kelak akan membantu
Makarim menemukan apa rencana di balik kasus ini. Siapa pelaku penggelapan uang
itu, dan mengapa tiga orang itu yang menjadi tersangka.
"Bapak mungkin sudah diintai karena tahu terlalu banyak. Bapak berhati-hatilah. "-Hal. 148
Sebuah rencana
besar yang berbahaya, seorang terancam nyawanya, seorang lagi meregang nyawa.
Bagaimana kasus ini akan terselesaikan?
Di tengah
keringnya novel thriller dalam negeri, ’rencana Besar’ merupakan air yang
memuaskan dahaga saya. Diolah dengan alur yang runut, pembaca
dibuat penasaran bagaimana kisah ini akan diakhiri. Berbagai konspirasi dan
ketegangan muncul di benak saya, seperti mencoba membantu Makarim menerjemahkan
apa-apa saja yang sudah ia dapatkan menjadi satu kesimpulan. Rencana besar
seperti apa yang dijadikan judul buku ini?
Tentu saya akan
merekomendasikan buku ini kepada Anda yang menggemari teka-teki, konspirasi,
kasus-kasus perbankan, atau tentang manajemen SDM. Semakin banyak halaman yang
saya baca, semakin saya terpacu untuk menghabiskannya.
Tokoh yang saya
suka, Makarim. Lelaki tua ini tidak hanya teliti dan sabar, ia tidak gegabah
dalam mencari sebuah kesimpulan dan berusaha obyektif. Ia pandai mengaburkan
fakta yang tak perlu dijelaskan untuk mendapat sebuah fakta baru, ini yang
membuatnya mudah mengorek informasi-informasi yang dibutuhkan. Sebagai citra
lain Makarim, dari sisi keluarga, Makarim sangat menyayangi anaknya, meski
lebih memilih tinggal bersama ibunya semenjak Makarim bercerai.
Meski saya tidak paham
perbankan, yang kemudian membuat saya menelan mentah-mentah apa-apa saja
penjelasan tentang jabatan dan akses yang dimiliki masing-masing tersangka,
tapi jika dibaca pelan-pelan, saya rasa sebenarnya bisa dipahami oleh
pembacanya. Sayang, saya membacanya tergesa-gesa, bahkan tengah malam saya
jabani untuk menghabiskan bab demi bab saking penasaran. Lalu alurnya yang agak
lambat di tengah cerita, dan terbacanya ‘Rencana besar’ di pertengahan cerita,
tapi saya tetap saja ingin tahu bagaimana kisah ini diakhiri.Ah, lalu ada kejanggalan juga dalam hal Makarim menemukan tokoh utama lain dalam kisah ini, kalau sudah meninggal, mengapa ia masih memiliki rekening?
Moral cerita dalam
novel ini?
Well, pemimpin
tidak sama dengan pimpinan.
Dan jika
merencanakan suatu hal yang besar, pikirkan dan susunlah dengan matang, sampai
hal terkecil apapun dan kemungkinan skenario terburuk yang bagaimanapun.
Empat bintang.
Permulaan yang
baik, Saya tunggu karya selanjutnya. :)
wah, udah selesai aja ya, aku baru mulai nih. pas pertama liat cover bukunya malah terasa aura novel terjemahan. suka liatnya :)
BalasHapushihi, iyaa ceritanya seruuu.. tapi berasa kurang promonya ya ._.
BalasHapus