Judul Buku : Eleanor & Park
Penulis : Rainbow Rowell
Edisi : eBook, 329 halaman
Penerbit : Orion Books
ISBN : 978-1-4091-1633-2
Kamu pernah jatuh cinta?
Siapa dia yang jadi cinta
pertamamu?
Apa dia seorang yang tampan/cantik?
Terkenal di sekolah?
Dengan nilai akademis yang bagus,
postur tubuh yang menawan, jago olahraga.
Ataukah dia hanya seorang
gadis/pria yang biasa saja?
Yang seringnya malah diolok-olok,
entah karena tampilannya yang aneh, atau karena ada hal yang tak biasa pada
dirinya.
Yang mana kisahmu?
Kali ini saya akan berbagi sedikit cerita tentang cinta pertama. Bukan, ini
bukan cinta monyet yang sekadar lalu, sekadar suka tanpa ada getar rasa yang
berkelip kelip di dada. Ini perasaan yang bisa membuatmu jungkir balik seperti
naik bianglala.
Gadis itu bernama Eleanor, tidak terlalu tinggi, rambutnya ikal
berwarna merah. Sedangkan si anak lelaki bernama Park, dengan wajah khas Asia,
postur tinggi dan jago taekwondo.
Pertemuan mereka berawal di bus sekolah, ketika duduk berdekatan lalu
pelan-pelan terjalin ikatan. Park yang sering membaca komik, diam-diam sadar
bahwa gadis di dekatnya itu sering mencuri-curi baca. Lama kelamaan, Park mulai
meminjamkan komik-komiknya kepada Eleanor, diam-diam. Karena, entah mengapa
rasanya gadis itu tidak mau terlihat dekat dengan orang lain, termasuk dia.
Di bus sekolah, cerita mereka mulai terjalin. Eleanor yang sarkastik dengan Park yang menarik. Cerita-cerita
dalam komik biasanya yang mereka debatkan, X-Men, Batman, sampe Watchmen juga
diobrolin X)
Ngga Cuma komik, ternyata mereka memiliki kesukaan yang sama, mendengarkan
musik. Park mulai merekamkan lagu-lagu favoritnya untuk diberikan kepada
Eleanor, sampai lama-lama di antara mereka tumbuhlah cinta.
Witing tresno jalaran saka kulino. Si Mbahku seringkali berpetuah. ._.
Cinta itu ada karena terbiasa. Bahasa sastranya. :p
Perjalanan cinta dua sejoli ini bukan main rumitnya, bukan dari segi cinta
segi empat atau segi macam-macam. Tekanan justru muncul dari dalam diri Eleanor
sendiri. Park sering merasa kalau Eleanor bersikap defensif, terkadang terlalu
cuek, sarkastik, bahkan terkadang insecure dan cenderung bukan tipe ’gadis
cantik nan baik hati’. Ini yang membuat Park berpikir-pikir, apakah Eleanor
mampu diterima oleh keluarganya?
Eleanor sendiri merasa beruntung memiliki kekasih seorang Park. Berada di
sisinya mampu membuat Eleanor lupa segala kesulitan yang dialaminya di rumah.
Ya, Eleanor dan empat saudaranya tinggal bersama ibu kandung dan seorang ayah
tiri yang menyeramkan. Bukan menyeramkan dari segi hantu yah, Richie nama pria
itu, adalah lelaki yang pernah mengusir Eleanor dari rumahnya sendiri selama
satu tahun. Satu tahun yang penuh perjuangan, satu tahun kehilangan kontak dari
keluarganya, sampai sutau hari ia dibolehkan kembali. Bersama ibu dan
saudara-saudara yang dicintainya, dan Eleanor harus bertahan agar ia tidak
diusir lagi. Agar ia tidak melihat keluarga tercintanya disakiti lagi oleh
lelaki tidak bermoral tersebut.
Tapi itu bukan perihal mudah. Karena keluarganya takut dengan Richie. Ibunya setengah mati mempertahankan
kehidupannya di sisis lelaki itu. Sedang saudara-saudaranya, mau dibawa ke mana
agar mereka bisa aman? Asalkan mereka tidak membuat marah Richie, mereka yakin
bisa melalui permasalahan ini semua.
Itu belum selesai, Eleanor masih harus merasakan bagaimana dibully oleh
teman-teman sekolahnya. Wajahnya yang tidak cantik dan rambutnya yang merah
terang sering membuat ia dicela dan dipermalukan di depan umum. Bagaimana cara
Eleanor bertahan? Entahlah, karena ternyata nilai-nilai pelajarannya sangat
memuaskan. Dia bahkan menjadi murid kesayangan Guru Bahasa Inggris.
Membaca novel ini membuat saya kelimpungan, rasanya seperti dijungkir
balik. Kepala di kaki, kaki di kepala. Seluruh emosi saya turut dalam konflik yang
dibangun si penulis dengan mahirnya. Saya ikut meraskan jatuh cinta pelan-pelan
dengan Park, ikut ketakutan ketika Richie berulah, ikut kesal saat Eleanor
dibully, ikut sedih saat ada hal buruk yang terjadi.
Eleanor dan Park mengingatkan saya bahwa hidup tak ada yang benar-benar
bahagia selamanya.
” There’s no such thing as handsome princes, there’s no such thing as happily ever after.”
Ketabahan, kekuatan, rasa kasih dan kesabaran yang ditunjukkan Eleanor
membuat saya berpikir, mungkin Eleanor tidak ingin orang yang ia sayangi ikut
merasakan sakit yang ia rasakan.
Lalu, Park. Ia memiliki cinta dan pengertian, peneguhan dan dukungan,
apapun yang kamu butuhkan dari seorang pasangan.
Sayangnya.... selain bertebaran kata-kata kasar, buku ini punya ending
yang........membuat saya banting bantal saking gemasnya. ._.
Penasaran? Bacaa doonk :p
Satu kutipan favorit saya.
'I don’t like you,’ he said. ‘I need you.’
Ingin tahu lebih banyak tentang penulisnya, Rainbow Rowell ? Cek aja di blognya 'Rainbow'
trus jadinya si eleanor dan park bareng apa gak vina? tuh kan aku jadi kepo pengen tahu :D
BalasHapuspenasaraann... huhuhuhu
BalasHapusbhihihik, ayoo baca aja esiii XD
BalasHapus@cut : hihi, yes banyak yg penasaran sama buku ini