Judul
Buku : The Old Man and the Sea
Penulis
: Ernest Hemingway
Format
: ebook, 37 halaman
The
Old Man and The Sea adalah salah satu karya fenomenal Hemingway, selain
mendapatkan penghargaan Pulitzer di tahun 1953, karya ini juga mengantarkan
Hemmingway memperoleh Nobel di Bidang Sastra pada tahun 1954. Hal ini yang
mendorong rasa penasaran saya untuk membacanya, beruntung karena ada event baca
bareng BBI tentang Klasik Kontemporer dan cerita ini masuk ke dalam genre
tersebut, jadilah saya memutuskan menikmati kisah ini.
Seorang
lelaki tua bernama Santiago sudah melaut selama 84 hari, sayangnya belum ada
satupun ikan yang berhasil ia tangkap. Di awal perburuannya, ia ditemani
seorang anak muda bernama Manolin, yang sangat akrab dengan Santiago. Tapi
sayang setelah 40 hari, anak lelaki ini dilarang orang tuanya untuk melaut lagi
dengan Santiago. Mereka menyebut Santiago ‘salao’, yang terburuk dari yang tak
beruntung. Manolin disuruh ikut perahu lain yang mencri ikan, meski mendapat
hasil yang sedikit tapi jauh lebih baik daripada tidak mendapatkan apapun
seperti si Santiago.
Di
hari ke-85, Santiago kembali melaut seorang diri. Kali ini umpannya dimakan
seekor ikan yang sepertinya berukuran besar. Tetapi rupanya ikan ini memiliki
daya tahan yang kuat, ia tidak pasrah begitu saja ditangkap Santiago tetapi
malah sebaliknya, Santiago yang harus berjuang keras mengalahkan ikan
tangkapannya tersebut. Ternyata bukan hanya sehari yang dibutuhkan Santiago
untuk mengalahkan ikan ini, tetapi butuh berhari-hari sampai ikan itu berhasil
dikalahkannya. Selama berhari-hari terapung di laut, Santiago sering menguatkan
dirinya sendiri untuk terus bertahan memenangkan pertarungannya dengan si ikan.
Ketika bekalnya habis, ia mendapatkan asupan makan dari ikan ikan lain yang mendekati
perahu Santiago. Dehidrasi, Tangan yang kram karena terlalu lama memegang kail,
letih dan tubuh tuanya yang tak lagi sehat sempurna adalah beberapa kesulitan
yang dialami Santiago di atas kapal.
Belum
lagi ketika ikan itu juga diburu oleh hiu, Santiago harus melawan hiu-hiu yang
mencoba merebut hasil tangkapannya. Terus sampai ke daratan, kembali pulang.
Dan ternyata, ia mendapatkan ikan sepanjang 18 kaki (lebih dari 6 meter), jauh
lebih besar daripada perahunya sendiri!
Sebenarnya
jalan cerita kisah ini cukup sederhana, tetapi Hemingway tidak diragukan lagi
mampu membangun suasana, penokohan dan latar cerita yang kuat. Ia memberikan
detail tentang Si Pak Tua sejak awal kisah ini dimulai yang membuat pembaca
mampu membayangkan seperti apa Si Santiago ini, sedikit cuplikannya :
“...... Everything about him was old except his eyes and they were the same color as the sea and were cheerful and undefeated”
Saat
di laut, Santiago mengalami pergumulan batin yang sulit. Ia berkali-kali ‘nelangsa’
karena berharap seandainya saja ada Manolin turut bersamanya, pasti akan ada
yang membantunya menangkap ikan tersebut dan ia tak akan terlalu kesulitan
dengan tubuh tuanya karena dibantu dengan tubuh muda si Manolin. Banyak
percakapan yang dilakukan seorang diri oleh Santiago, dan lelaki tua ini juga
seorang yang perasa dan berwelas asih. Saat menghalau hiu yang ingin mencicipi
hasil perburuannya, Santiago sempat merasa bimbang apakah ia membunuh hiu
tersebut sebenernya demi kesenangannya saja atau demi buruannya. Tapi toh
Santiago membuktikan diri bahwa ia benar seorang pejuang, ia berjuang
mendapatkan apa yang ia inginkan bahkan jika waktu yang diperlukan sangat lama,
lalu setelah ia dapat, ia juga mempertahankan apa yang menjadi miliknya
tersebut.
Di
darat, Santiago juga bersikap rendah hati dan sabar meski orang-orang
mengejeknya karena ia belum mendapatkan ikan dalam jangka waktu yang lama.
Persahabatannya dengan Manolin bisa dibilang unik, karena Manolin mungkin menganggap
Santiago sebagai guru, karena Santiagolah yang mengajarinya dan mengajak
Manolin memancing sejak kecil.
Secara
keseluruhan, novel ini memang memiliki kekuatan di pesan moral yang disampaikan
penulis lewat tokoh utamanya. Tidak salah bila banyak orang mengatakan novel
ini telah menginspirasi mereka untuk berjuang dan pantang menyerah dalam hidup.
Banyak
kutipan yang bagus sih, tapi saya ambil satu aja yah..
“Luck is a thing that comes in many forms and who can recognize her?”
Buku
yang menarik, bukan? Apalagi tidak terlalu tebal, meski bahasanya saya akui ‘sedikit
berat’ tetapi saya rasa sudah ada versi terjemahannya di Indonesia. Jadi
mungkin Anda akan menyukainya, dan ikut bersama Santiago melaut berburu ikan
dan menombak Hiu. :)
Hehehe aku akhirnya baca buku ini aja deh. Huum perjuangan Santiago luar biasa, bahkan yang membaca saja sepertinya udah mau nyerah tapi optimisme Santiago tak terkalahkan. Sebuah buku yg indah tentang optimisme hidup ya.
BalasHapushayuuk mancing! #eh
BalasHapusJadi dapet berapa ikan..eh..bintang nih Santiago, Vin? :P
Buku ini jadi bukti bahwa yg namanya rejeki itu pasti datang kalau kita tekun ya, hanya Tuhan memberikannya tanpa batas waktu.
@ dion : akhirnya kelaar XD
BalasHapus@mba fanda : bintang tiga mbaaak. Bahasanya agak beraat dan sedikit banget percakapannya. *eh X)
aku suka buku ini vin...sederhana tapi daleeeem...dan nggak bosenin meskipun alurnya lambat :D
BalasHapuswah, samaan dengan Dion. Punyaku masih tertimbun, eh
BalasHapusHalo mbak, aku minta izin pake reviewnya buat IRF yaaa... Tq!!
BalasHapus