Judul
Buku : Alice In Wonderland
Penulis
: Lewis Carroll
Edisi
: ebook#11 ; Project Gutenberg. 69 hal.
Usia kelayakan pembaca : lebih dari 12 tahun
Alice
in Wonderland adalah salah satu cerita yang sudah saya kenal sejak kecil. Hanya
saja, saya lebih sering menonton kartunnya atau filmnya, terkadang juga
cuplikan ceritanya yang diterbitkan dalam kumpulan cerita Disney. Hal yang
membuat saya suka adalah negeri Ajaib tempat Alice ‘berkeliaran’, negeri itu
benar-benar ajaib, sampai sekarang saya masih berpendapat begitu.
Suatu
hari, Alice mengejar seekor kelinci masuk ke dalam lubang. Ia masuk ke lubang
yang dalam, jauh ke dalam tanah hingga akhirnya berhasil mendarat di sebuah
ruangan besar dengan banyak pintu. Siapa sangka, lubang kelinci inilah awal
mula Alice masuk ke negeri ajaib. Ia bertemu hewan-hewan yang bisa berbicara,
berlomba dengan mereka, berpesta minum teh, memakan jamur yang bisa menjadikan
ukurannya besar dan kecil, bertemu Sang Ratu dan bermain kriket bersamanya, bertemu
kura-kura tiruan dan masih banyak petualangannya sampai akhirnya ia kembali ke
dunia aslinya dalam bentuk semula.
Tadinya
saya membaca versi terjemahan dari buku ini, tapi entah mengapa terjemahannya
kaku dan puisi (atau lagu) di dalam cerita ini malah diterjemahkan ‘apa
adanya’. Setelah berhenti di bab keempat, saya memutuskan membaca ulang buku
ini dalam versi aslinya, kebetulan ada di proyek Gutenberg. Setidaknya dalam
versi ini, saya harap bisa jauh lebih menikmati kisah Si Alice di Negeri
Ajaibnya. Eh ternyata.... nggak juga. Secara keseluruhan saya akui ini adalah
buku yang ‘berat bahasanya’, meski kalau dibandingkan dengan 100 tahun
kesunyiannya Marquez, buku ini jelas lebih menyenangkan untuk dinikmati. Alice
in Wonderland memang tipis, ceritanya tentang anak-anak, tapi bahasa yang
digunakan Carroll dalam cerita ini seakan bukan bahasa anak-anak. Saya sering
bingung karena percakapannya kaya ambigu gitu, malah kaya percakapan orang
dewasa (yang saya juga ga yakin apa ada orang dewasa mbahas kaya beginian)
'I do,' Alice hastily replied; 'at least—at least I mean what I say—that's the same thing, you know.''Not the same thing a bit!' said the Hatter. 'You might just as well say that "I see what I eat" is the same thing as "I eat what I see"!'
Atau
percakapan Alice dengan si Kucing
“Would you tell me, please, which way I ought to go from here?""That depends a good deal on where you want to get to.""I don't much care where –""Then it doesn't matter which way you go.”
Alice
adalah gadis kecil yang sangat penasaran, selalu ingin tahu, yah, seperti anak
kecil pada umumnya, sih. Nggak sabaran, cerewet, bahkan kalau dipikir-pikir
lagi, Alice agak menyebalkan. Tapi tanpa sifat-sifat Alice tersebut, jelas
cerita ini nggak mungkin ada donk. XD
Yang
saya suka dari cerita ini adalah Wonderland nya, yang benar-benar ajaib. Terus
bahasanya yang meski membingungkan, anehnya malah terasa indah! Terus puisinya
yang bentuknya unik dan kalimatnya berima
.... dst
Novel
yang ditulis tahun 1865 ini pantas masuk ke jajaran 1001 Books You Must Read
Before You Die, selain karena keunikannya, cerita di dalamnya juga ‘nggak
basi’, alias bisa diikuti meski jamannya sudah berbeda. Yah, kalau penasaran,
silakan coba baca sendiri... Cuma 12 bab, kok. :)
aihh aku udah pnya buku ini yg inggris tp blm mulai2 juga bcanya.
BalasHapusjadi ingat, waktu secret santa lalu, aq dpt riddle yg adalah quote dari buku ini dan pusing bgt bacanya, kata-katanya bener susah :(
Masalahnya tu bhs inggris kan gak semua rakyat indonesia ngerti bhs inggris
BalasHapus