Judul Buku : The Story Girl – Gadis Pendongeng
Penulis : L.M. Montgomery
Alih Bahasa : Barokah Ruziati
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : April 2010
ISBN : 978-979-22-5701-4
Tebal : 368 halaman, paperback
“Aku suka jalanan, karena jalanan selalu membuatku bertanya-tanya apa yang ada di ujungnya”, ujar Gadis Pendongeng.
Beverly King dan Felix King pada musim semi itu
pindah ke pertanian keluarga King di Pulau Prince Edward. Setelah lama
menunggu, akhirnya mereka berkesempatan pergi bahkan tinggal dan bersekolah di
sana. Pertanian keluarga King adalah tempat Ayah mereka dibesarkan, sehingga
banyak menyimpan kisah yang kemudian diceritakan kepada mereka. Yah, seperti
banyak kisha yang diceritakan dari orang tua, cerita cerita itu seolah mengandung
keajaiban sehingga membuat mereka sangat penasaran dengan tempat tersebut.
Mereka berkenalan dengan anak-anak keluarga
King lainnya, ada Felicity yang cantik meski agak angkuh, Cecily yang baik hati
dan mulia, serta Dan yang ramah. Selain ketiga anak tersebut, masih ada Peter,
pesuruh di keluarga tersebut yang sering bermain bersama mereka, Sara Ray yang
gampang menangis dan ada Sara Stanley, orang-orang sering memanggilnya Gadis
Pendongeng.
Tidak terbilang betapa luar biasanya hari-hari
yang mereka lalui bersama, terutama karena ada Gadis Pendongeng yang memiliki
keajaiban ketika ia menceritakan sebuah kisah. Suaranya, gerakannya, mimik
wajah serta cara bicaranya selalu mampu menyesuaikan dengan cerita yang ia
bawakan, sehingga para pendengarnya seakan benar-benar menyaksikan kejadian
dalam cerita tersebut. Baik itu misteri, humor yang kocak, kisah yang penuh
kesedihan, petualangan, legenda, atau sejarah keluarga, Gadis Pendongeng selalu
dapat menceritakan kisah-kisah tersebut dengan baik sampai pendengarnya
terkesan, dan tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga menikmati cerita-cerita
yang dikisahkannya.
Buku ini juga menceritakan kegiatan-kegiatan
yang mereka lakukan di Pertanian Keluarga King, tentang Peter yang menyukai
Felicity, virus campak yang menular,
misteri peti biru, lomba khotbah, Peg Bowen yang katanya seorang penyihir dan
masih banyak lagi.
Terdiri dari 32 bab, ini adalah buku yang
mengingatkan saya tentang kenangan masa
kecil. Dengan terjemahan yang memuaskan, kisah Gadis Pendongeng yang
mengagumkan, saya seperti menjadi anak kecil lagi yang turut serta dalam
kelompok Beverly di Keluarga King. Tokoh favorit saya tentu saja Gadis
Pendongeng, saya suka bagaimana dia selalu optimis, berani, perhatian dan
kadang juga bersikap nakal seperti anak-anak lainnya.
Karena novel ini memiliki pesan religius, serta
tokohnya yang berumur dua belas tahun ke atas, jadi saya rasa buku ini cocok
dibaca untuk anak-anak yang berusia 12 tahun atau lebih.
Satu quote yang saya suka di buku ini :
“Dewa-dewa pun tak bisa meminta kembali hadiah mereka. Mereka mungkin merampok masa depan kami dan melukai masa kini kami, tapi mereka tak bisa menyentuh masa lalu kami. Dengan semua tawa dan kebahagiaan dan keindahannya, masa lalu akan menjadi milik kami yang abadi.”- Hal. 309
Posting ini saya buat dalam mengikuti RC Fun
Year with Children bulan Januari dengan tema Classic, yang diselenggarakan
bacaan B.Zee di sini :)
aku baca yang versi Mizan. Termasuk suka, banyak dongeng2 ajaib yang muncul. Pingin rasanya didongengin ama gadis pendongeng, haha
BalasHapussama kayak Bang Tezar, punya saya juga terbitan Mizan, beli waktu ada diskon dan hingga kini belum dibaca, hehe. *dijitak* semoga terjemahan versi Mizan juga bagus. :)
BalasHapuseh ralat ding. punya saya bukan versi Mizan, tapi Bentang Pustaka. :P
BalasHapusdulu pernah punya buku ini juga yg terbitan bentang, tapi sudah di swap. Hehe
BalasHapusGadis Pendongeng ini pinter akting kaya Maya Kitajima berarti ya #dikeplak
BalasHapus