Judul Buku : Specials
(Uglies #3)
Penulis : Scott Westerfeld
Penerjemah :
Yunita Candra S
Penerbit :
Matahati
Cetakan Pertama :
2011
Penyunting : Lulu
Fitri Rahman
ISBN :
978-602-859-0310
Masih ingat
bagaimana kisah Tally Youngblood di seri kedua Uglies yang berjudul Pretties?
Yak, di buku ini seperti yang sudah bisa ditebak dari judulnya adalah kisah
Tally dan kawan-kawannya setelah mereka menjadi Specials.
Specials atau yang
biasa disebut Special Circumtances adalah aparat rahasia pemerintahan kota yang
bertindak seperti militer. Wajah mereka rupawan, tetapi otak dan tubuh mereka
adalah senjata yang mengancam. Tally bergabung dalam kelompok Cutter, kelompok yang
didirikan Shay yang dianakemaskan pimpinan mereka, Dr. Cable, Wanita ambisius
yang sudah lama mencoba mencari jejak orang-orang Smoke.
Di buku ini, Tally
dan kelompoknya mencoba mmencari letak Smoke Baru yang diam-diam telah
mempererat cengkeramannya terhadap kota Rupawan Baru. Diketahui bahwa banyak
orang-orang di Rupawan Baru yang mulai bertindak sangat ekstrim yang membuat
kelompok Cutter, terutama Shay dan Tally curiga telah terjadi sesuatu. Dan
ternyata dugaan mereka benar, kaum Smoke Baru telah menyelundupkan banyak pil
untuk membantu menjernihkan pikiran mereka. Pil yang diduga sama seperti yang
diminum Tally dan Zane dulu.
Satu-satunya cara
untuk menghentikan peredaran obat tersebut adalah dengan menghancurkan pusat
pembuatnya. Shay dan Tally memiliki ide untuk menemukan dan memusnahkan Smoke
Baru, dan sebuah ide cemerlang muncul. Mereka akan memanfaatkan Zane. Awalnya
Tally tidak rela kekasihnya itu dijadikan umpan, tapi dengan pertimbangan bahwa
jika Zane bisa melarikan diri dari kota Kaum Rupawan, maka mungkin Dr. Cable
akan mengijinkan Zane menjadi kaum Specials. Sama seperti Tally dan mereka
mungkin akan hidup bahagia selama-lamanya.
Tapi benarkah
begitu akhir ceritanya?
Tunggu, cerita
yang sebenarnya baru dimulai. Untuk menegaskan kemampuan Zane (yang sebenarnya
dibantu oleh Tally dan Shay) melarikan diri, mereka memiliki ide untuk mencuri
sebuah pemotong logam di Gudang Senjata. Celakanya, ketika mencuri mereka tidak
sengaja menumpahkan sebotol larutan yang berbahaya. Larutan itu memakan
semuanya, besi, meja, dinding, mesin-mesin dan banyak hal yang membuat Gudang
Senjata hancur terbakar.
Mungkin ini
kecelakaan yang berlebihan, tapi Tally pikir ini pasti akan menjadi
pertimbangan untuk menjadikan Zane kelak seorang Special. Perjalanan Zane dan
teman-temannya dalam menemukan Smoke Baru tentu saja dalam pengawasan Shay dan
Tally. Mereka berdua mengendap-endap mencari jejak agar bisa tetap mengikuti
kelompok pelarian Rupawan Baru tersebut sambil merancang rencana untuk
menghancurkan Smoke Baru.
Kejutannya, akan
saya beberkan ya. Smoke Baru itu adalah Kota lainnya. Itu bukan hanya sekedar
’Smoke’, Kota tersebut adalah kota yang penuh warna dan banyak orang. Begitu
banyak cerita dan petualangan Tally yang sebenarnya, malah terjadi di kota
tersebut.
Dari awal cerita
sampai hampir setengah buku cukup membuat saya bosan membaca buku ini. Tally
yang plin-plan, alur yang bikin senewen saking lambatnya, serta Shay yang judes
hampir membuat saya punya niat untuk berhenti membaca buku ini. Tapi toh,
berhubung saya masih penasaran akan akhir kisahnya Tally, maka saya tetapkan
hati untuk terus menyimak jalan ceritanya.
Ternyataaa..oh
ternyataa..
Keseruan buku ini
itu ada di setengah buku sisanya. Jadi setelah Tally menemukan kota Baru itu,
ia mengalami serentetan peristiwa dan kejadian yang membuat saya cukup tegang
saat membacanya. Alur ceritanya berubah menjadi cepat meski tetap saja ada
detail-detail yang cukup membosankan bila dibaca. Seperti ketika pelarian di
Rumah sakit, atau sebelum itu, saat kejadian Tally mengejar helikopter. Jadi,
saya membaca sekilas paragraf-paragraf yang banjir detail ini, dan meskipun
demikian saya toh tetap tidak kehilangan jalan ceritanya.
Tokoh Tally juga
membuat saya sebal bukan main, di cerita ini dia menjadi sangat plin-plan jauh
melebihi sifatnya di buku kedua. Meski Tally sudah menjadi Special, tapi
kegalauan dan keplin-planannya tidak hilang. Sifat ini ditambah sikap sok tahu,
mau menang sendiri dna sok berkuasa sebagaimana sikap seorang ’Special’ membuat
Tally lengkap menjadi tokoh yang nggak saya suka.
Tapi toh ending
yang mengejutkan membuat saya memberi tiga bintang untuk buku ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
So, selanjutnya aku menyerahkan tongkat estafet ini kepada temanku, di blognya:Ayo tulis review di blogmu, siapa tau ntar kamu yang menang lho! http://www.bookoopedia.com/id/berita/id-88/lomba-estafet-review-buku.html
Be First to Post Comment !
Posting Komentar