Judul Buku : The Naked
Traveler 2
Penulis : Trinity
Penyunting : Imam Risdiyanto
Penerbit : B-First
Cetakan Ketujuh :
Mei 2011
ISBN :
978-979-24-3870-3
Tebal : 352
halaman, paperback
Saya sudah lama
berniat membaca buku The Naked Traveler, meski ternyata harus puas membaca
langsung ke buku 2. Soalnya nyari buku NT yang pertama minta ampun susahnya.
Bagi saya buku yang menceritakan perjalanan seperti obat yang memuaskan sejenak
keinginan saya untuk traveling.
Buku yang terdiri
dari delapan bab ini berisi pengalaman-pengalaman Trinity ketika ia
berjalan-jalan di suatu negara atau kota. Republik Palau di Micronesia, Dubai,
New Zealand bahkan saat ia bersekolah di Filipina pun juga diceritakan di buku
ini. Pembawaan kisah yang ceplas ceplos dengan bahasa yang campur aduk dan
kadang dibumbui adegan konyol ini membuat saya cukup puas membacanya.
Ada banyak cerita,
ada banyak pengalaman dan ada banyak kesempatan yang bisa diceritakan dari
sebuah perjalanan. Dan Trinity, kalau saya simpulkan, menukilkan pengalaman
sosialnya daripada bercerita tentang perjalannya itu sendiri. Sebut saja contoh
bagaimana ia berkali-kali diajak menikah oleh cowok ketika bertraveling, atau
bagaimana perbandingan nonton film di bioskop luar negeri dan di dalam negeri.
Buku-buku perjalanan
yang sudah pernah saya baca, biasanya memang bercerita tentang perjalanan, dan
tentunya urut. Maksudnya, bila sedang bercerita di Kamboja, maka seluruh bab
itu berisi tentang kejadian-kejadian di Kamboja atau cara naik angkutan di
sana, penginapan bahkan sampai beberapa referensi makanan. Yang tidak boleh
ketinggalan adalah tempat-tempat mana saja yang menjadi daya tarik kota atau
negara tersebut, sehingga masuk ke daftar kita saat berkunjung ke sana.
Maka ketika saya
membaca NT, sejujurnya saya sedikit shock, karena saya disodorkan cerita dalam
bab-bab yang entah disusun berdasarkan apa. Kalau berdasarkan kesamaan kok ya
ada yang nggak nyambung, kalau berdasarkan urutan abjad kok ya nggak. Kalau
dibilang berdasarkan letak negara atau kota yang dituju, lebih-lebih nggak
banget. Saya seperti main Yoyo, dilempar ke sana balik ke sini, ke sana lagi
sampai akhirnya saya malah bingung. Buku ini memang buku tentang perjalanan,
tapi bukan seperti kamus perjalanan Lonely Planet atau buku-buku traveling
lokal lainnya. Trinity menyuguhkan cerita atau pengalaman-pengalaman pribadinya
sendiri yang mungkin bisa berguna bagi ornag lain yang bernasib atau ada pada
saat yang sama seperti dia di suatu tempat saat traveling.
Lalu apa yang saya
dapatkan dari buku ini? Ada beberapa hal baru kok yang saya dapatkan, seperti
penyimpanan uang saat jalan-jalan, cabe yang dahsyat pedesnya dari Lombok,
berenang bersama whaleshark, atau apa yang bisa kita lakukan jika saat
traveling itu kita memiliki banyak waktu luang. Toh saya juga berhasil dibuat cekikikan sendiri
saat membaca beberapa episode cerita Trinity yang konyol. Keunggulan buku ini
menurut saya karena Trinity sepertinya sudah mengunjungi banyak tempat di
Dunia, pengalamannya sudah banyak jadi dia bisa mudah menceritakan dan
menggabungkan satu dengan lainnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
// Lomba Estafet Review Buku //
So, selanjutnya aku menyerahkan tongkat estafet ini kepada temanku, di blognya:Ayo tulis review di blogmu, siapa tau ntar kamu yang menang lho! http://www.bookoopedia.com/id/berita/id-88/lomba-estafet-review-buku.html
Be First to Post Comment !
Posting Komentar