Judul Buku : Bumi Manusia –Terre des Hommes
Penulis : Antoine De Saint-Exupéry
Penerjemah : Ida Sundari Husen
Editor : Jean-Pascal Elbaz
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Desember 2011
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-979-22-7748-7
Sampai saat ini, saya belum pernah naik pesawat terbang. Jadi saya belum pernah merasakan bagaimana rasanya berada di ketinggian yang hampir sejajar dengan awan. Jauh melawan gaya gravitasi bumi dan melayang menikmati langit sejauh mata memandang. Tapi ketika membaca buku ini, saya bahkan bisa merasakan bagaimana rasanya melakukan penerbangan, terutama ketika malam hari saat bintang menjadi latar perjalanan, saat hidup sebenarnya sedang diadu dengan jarak pandangan dan sinar bulan sebagai penerang.
Penulis menceritakan pengalamannya sebagai pilot penerbangan internasional, yang bertugas mengantarkan pos dari Prancis ke Afrika dan Amerika Selatan. Ia memiliki banyak pengalaman dan kenangan yang terjadi sepanjang Gurun Sahara dan melintasi Pegunungan Andes. Menceritakan makna kehidupan dan memanusiakan manusia lewat sepenggal kisah hidupnya yang inspiratif. Melalui pesawat terbang ia dapat mengupas sisi hidup manusia, mengagungkannya dan memaknai bumi sebagaimana indahnya.
Pada tahun 1926, Ia masuk di perusahaan Latécoère sebagai penerbang muda yang melayani jalur Toulouse-Dakar. Semenjak itu karier penerbangannya dimulai, ia berteman dan mengenal para senior di bidang perintisan jalur penerbangan. Dapatkah Anda bayangkan? Di saat teknologi belum semaju sekarang, mereka adalah pembuka jalur antar Negara, menghadapi resiko terdampar di Pegunungan curam dan kelam, ganasnya angin malam dan tak jarang awan hitam yang menutupi pandangan. Penulis juga bercerita tentang beberapa kecelakaan yang pernah terjadi dalam penerbangannya maupun penerbangan teman seperjuangannya. Seperti kisah Jean Mermoz (1901-1936) dan Henri Guillaumet (1902-1940) yang pernah menjadi tawanan Pegunungan Andes namun mereka berhasil survive dari kecelakaan tersebut.
Ia juga bercerita tentang pengalaman kecelakaan pesawat terbangnya sat melintasi Gurun Sahara bersama navigatornya André Prévot, dehidrasi, kelaparan dan suhu yang berubah drastis kala siang dan malam membuat mereka sulit bertahan hidup, terlebih sudah berhari-hari dan bantuan atau regu penolong sama sekali belum kelihatan. Saat membaca kisah ini, saya bersyukur karena tidak tinggal di daerah yang kekeringan, masih bisa menikmati air putih yang bening dan menyegarkan dan tak kesusahan dalam memperolehnya.
Buku yang terdiri dari 9 bab ini membawa kita ke sudut pandang lain manusia dalam melihat Bumi dan alam semesta ciptaan Tuhan. Membuat pembaca merenungkan kembali apa sebenarnya peranan bumi terhadap kita dan bagaimana kita memperlakukan Bumi. Bahasanya yang penuh filosofi dan indah membuat saya ingin menandai setiap halamannya.
Tapi mungkin satu kalimat yang saya suka dan saya anggap mewakili keseluruhan buku ini,
“Memang bagus sekali terbang mengikuti kompas di Spanyol, di atas lautan awan memang anggun sekali, tetapi ingatlah : di bawah lautan itu…. keabadian.”, Halaman 14.
Buku ini telah mendapatkan beberapa macam penghargaan, antara lain Grand Prix du roman de l'Académie française pada tahun 1939, salah satu penghargaan prestisius di bidang literatur Prancis. Memenangkan US National Book Award pada tahun 1940, dan majalah National Geographic Adventure memilih novel ini sebagai No.3 dari 100 buku petualangan-eksplorasi terbaik.
Empat bintang dari saya untuk buku ini .. :)
Sedikit tentang Antoine de Saint- Exupéry
Antoine de Saint- Exupéry lahir di Lyon, Prancis pada 29 Juni 1900. Meskipun ayahnya meninggal pada tahun 1904, ia menjalani masa kecil penuh idealisme bersama saudara laki-laki dan tiga saudara perempuannya. Meski ditentang keluarganya, ia memilih menjadi pilot selama wajib militer dan melakukan penerbangan di Prancis dan Afrika Utara sampai tugasnya usai pada tahun 1923. Merasa tak cocok menjalani kehidupan sipil dan patah hati akibat kegagalan hubungannya dengan wanita, Antoine de Saint- Exupéry kembali ke cinta pertamanya yaitu terbang. Tahun 1926, ia bergabung dengan Latécoère sebagai salah satu penerbang pelopor yang membuka jalur pos menuju koloni-koloni Afrika yang terpencil dan Amerika Selatan menggunakan pesawat primitive dan berbahaya. Setelah pernah diasingkan ke Amerika, ia kembali lagi ke Prancis dan meneruskan kecintaannya lagi dengan dunia penerbangan. Pada 31 Juli 1944 ia terbang ke Borgo di Corsica dan tak pernah kembali. Hampir pasti bahwa ia ditembak jatuh oleh tentara Jerman.
Posting ini saya re-post untuk memeriahkan hari lahir Antoine de Saint- Exupéryyang jatuh di tanggal ini. 112 tahun yang lalu ia dilahirkan, ia hidup, bercerita dan kisahnya masih abadi sampai sekarang :)
Posting ini saya re-post untuk memeriahkan hari lahir Antoine de Saint- Exupéryyang jatuh di tanggal ini. 112 tahun yang lalu ia dilahirkan, ia hidup, bercerita dan kisahnya masih abadi sampai sekarang :)
Wow~ mirip biografi ya jadinya :D
BalasHapusIni yg kata mba alvina kata-katanya bagus ya
Nice review. Dalam versi lain tentang kisah hidupnya, ia "bunuh diri" dengan menceburkan diri bersama pesawatnya ke dalam laut.
BalasHapusreviewnya bagus... jadi penasaran pengen baca bukunya....
BalasHapus@ oky : iyak betul, biografi :)
BalasHapus@ Scriptozoid : wah, jadi membuat penasaran.. itu versi buku atau berita, Mas?
aku pikir tadinya Bumi Manusianya Pram, ternyata karya beliau ini.
BalasHapussatu lagi karnya beliau yang pesawat pos ke selatan, itu juga tentang penerbangan, cuma aku nggak paham..apakah memang terjemahannya yang kurang nyambung atau bagaimana...
anyway..nice review :)
hohohh.. iya, waktu update di GR juga yg keluar paling atas Bumi manusianya Pram. yg ini harus masukin njudul prancisnya dulu baru ketemu --"
BalasHapusreviewnya bagus. kutipan itu hampir saya gunakan juga di resensi yang kemarin :). di bagian belakang buku ditulis kalo Exupery sebenernya ukan pilot yang baik, ia sembrono dan senang melamun :). Kayanya nggak diragukan apalagi kalau kita membaca keseluruhan cerita ini ya? hehe
BalasHapushehehh.. bener banget Mbak enggar
BalasHapus